Minggu, 05 Januari 2020

Beijing yang Ramah Turis Muslim

Perlahan, saya menyibak tirai plastik tebal yang ada di pintu masjid. Tirai yang sengaja dipasang saat musim dingin tiba, untuk menjaga agar suasana di dalam masjid tetap hangat.

Nuansa merah dan hijau memenuhi ruangan. Ukiran-ukiran khas China memperkaya kecantikan masjid tersebut. Tak sabar rasanya ingin menyimpan momen ini ke dalam kamera. Mata saya tertahan di sebuah tulisan di dinding.

Jangan Pijak Kain Putih, tulisan yang ditulis persis dengan Bahasa Indonesia fasih. Bukan menggunakan bahasa Internasional sebagai bahasa universal, dan juga tidak diselingi tulisan huruf China.

Bagian putih yang dimaksud adalah tempat sujud dalam sholat. Bagian putih ini, ditandai dengan secarik kain putih yang dihamparkan memanjang. Agar posisi sholat menjadi rapi dan terjaga. Hal yang tampak begitu asing dari kebiasaan masjid.

Setiap pesonanya, membuat saya semakin takjub. Saat ingin menggunakan mukena, saya begitu terkesan. Melihat deretan mukena, ada satu yang keunikannya saya kenali. Mukena khas sulaman Bukit Tinggi ada tergantung di sana. Mukena yang mungkin disedekahkan oleh traveller yang juga berkunjung.

Kini, rasanya seperti Indonesia hanya berbeda beberapa kecamatan dari Beijing. Beberapa hari disana, saya dan teman-teman melanjutkan perjalanan ke beberapa landmark di Kota Beijing. Tempat pertama yang kami kunjungi adalah Temple of Heaven.

Tempat ini dulu dijadikan sebagai tempat persembahan saat mendapat hasil panen yang baik. Namun, sekarang tempat ini menjadi tempat berukumpul bagi para lansia. Banyak kegiatan yang dilakukan, mulai dari berolahraga, menyanyi, sampai main kartu sebagai bentuk kebersamaan. China dikenal dengan kelembutan kain sutra dan tehnya. Alhamdulillah, kami berkesempatan mengunjungi Silk Sutra China dan Dr. Tea.

Menikmati suguhan teh dan melihat kemewahan indutri kain sutra di China. Tak ketinggalan, mengunjungi Summer Palace. Summer Palace ini merupakan tempat peristirahatan bagi Kaisar saat musim panas. Sungai yang mengelilingi kawasan masih dalam keadaan beku, sehingga dijadikan kawasan main ice skating beberapa pengunjung. Tak lengkap rasanya kalo lagi ke China tapi tak mengunjungi lokasi bersejarah ini, Forbidden City dan Tembok China.

Forbidden City, kota terlarang yang dulunya merupakan istana kerajaan selama periode Dinasti Ming dan Qing. Saat ini, istananya sudah dijadikan tempat wisata. Sudah tidak ditinggali oleh kalangan bangsawan. Desain arsitektur yang menawan, tangga-tangga yang menunjukkan ketangguhan dan karakter bangunan China yang khas, menjadikan tempat ini semakin menarik.

Tembok China yang sudah berumur ratusan tahun ini masih kokoh berdiri sepanjang puluhan ribu kilometer. Tak heran, luasnya hampir melingkupi 15 provinsi di China. Tembok yang menjadi pelindung dari serangan pasukan Mongolia saat kekaisaran Dinasti Han. Tak terbayangkan, bagaimana tembok sepanjang puluhan ribu kilometer ini dibangun hanya dengan kekuatan manusia.

Desain bangunan atau gedung yang unik, lokasi wisata yang cantik, sejarah, budaya yang menarik dan kecanggihan bisnis di suatu negara menjadi daya tarik tersendiri bagi saya saat melakukan traveling.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar