Sabtu, 04 Januari 2020

Tenggelam Dalam Abad Pertengahan di Skotlandia

Skotlandia memiliki bangunan-bangunan bergaya abad pertengahan yang menakjubkan. Perjalanan ke sana, penuh dengan kejutan.

Belum sampai setengah jam, saya dan suami memasuki kamar hotel kami di pusat kota Edinburgh, Skotlandia. Selama itu pula saya masih berkeliling ruangan mengagumi pernak-pernik yang ada di dalamnya.

Bukan karena desain atau kemewahannya yang bikin saya terpana. Tapi karena fasilitasnya yang ramah untuk penyandang disabilitas.

Mulai dari pintu yang lebar sehingga mudah dimasuki oleh pengguna kursi roda. Lantai kamar berparket dan bukan berkarpet. Beberapa sudut diberi tali yang saat situasi darurat bisa ditarik hingga alarm akan berbunyi.

Pintu kamar mandinya lebar dengan model geser dan lantai bertekstur kasar, ada beberapa pegangan ditempatkan di dinding jika diperlukan. Benar-benar hotel yang akan membuat kaum disabilitas menginap dengan sangat nyaman.

Hingga tiba-tiba, kekaguman saya dikagetkan oleh suara kencang alarm di dalam ruangan. Saya dan suami awalnya mengira ini hanya alarm kamar karena kami tidak sengaja menarik talinya. Tapi setelah didengarkan baik-baik ternyata alarm kebakaran yang berbunyi di gedung ini. Bergegas kami pun keluar kamar menuju tangga darurat yang di tiap lorong petunjuknya jelas tertera.

Mulanya saya kepanikan, tapi melihat tamu hotel lainnya yang keluar dengan tertib saya pun lebih tenang jadinya. Sesampai di titik kumpul, yakni di halaman sisi gedung sebelah kanan barulah saya sadar terlupa akan satu hal.

Ya, saya dan suami lupa mengenakan pakaian hangat kami coat, syal dan kawan-kawannya tertinggal di kamar. Padahal suhu saat itu 6 derajat Celcius, cuaca berawan dengan kondisi hujan baru saja berlalu. Jadi, dinginnya itu bikin bibir saya terasa kelu.

Saya lihat di sekitar, para tamu juga memakai baju seadanya. Maklum, suasana darurat begini tidak ada yang menduga sebelumnya. Pasti banyak yang tidak kepikiran hingga saya juga melihat wajah-wajah kedinginan. Meski, saya yakin wisatawan dari negara dua musim seperti saya pasti merasa lebih beku dibanding yang lainnya. Sampai menggigil saya dibuatnya.

Tak lama berselang, pasukan pemadam kebakaran pun datang. Sementara mereka mencari sumber permasalahan, kami diminta tetap berada di luar. Saya nyaris tidak kuat lagi dengan dinginnya udara, tiba-tiba pemandu wisata kami datang jadi dewi penyelamat keadaan darurat ini.

Dia meminta saya dan rombongan memasuki bis wisata yang baru saja tiba yang pastinya lebih hangat karena ada pemanas ruangannya. Dia juga meminta supir membawa kami keliling Kota Edinburgh sembari menunggu petugas PMK menyelesaikan tugasnya.

Lumayan, kami pun diajak mengitari kota yang saya injak pertama kali tadi pagi. Menyusuri jalanan bertabur bangunan menakjubkan yang bergaya abad pertengahan.

Melewati lagi Holyroodhouse Palace, kediaman Raja Skotlandia sejak abad 16 yang sampai sekarang masih difungsikan sebagai tempat seremonial kerajaan. Melalui Edinburgh Castle, landmark kota yang berwujud kastil berdesain benteng khas Eropa yang berdiri di atas bekas gunung berapi.

Melintasi Royal Mile, jalanan yang menghubungkan kedua bangunan tadi yang selalu ramai dengan wisatawan lantaran dipenuhi bangunan indah yang memanjakan mata, para seniman dengan atraksinya juga restoran dan toko souvenir yang menggoda. Menyusuri berbagai tempat lainnya yang tak kalah cantik dan menarik di ibukota sekaligus kota terbesar kedua di Skotlandia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar