Legenda sepakbola asal Argentina, Diego Armando Maradona meninggal dunia akibat serangan jantung pada 25 November 2020. Wafat di usia 60 tahun, ia meninggalkan keluarga tercinta termasuk salah satu putrinya, Giannina.
Setahun sebelum Maradona meninggal dunia, sang putri sudah prihatin dengan kesehatan ayahnya. Karier sang pemilik 'Gol Tangan Tuhan' ini hancur, termasuk kemenangan Piala Dunia 1986 ketika kesehatannya bermasalah di 1997.
Dikutip dari HaiBunda, Maradona berjuang melawan kecanduan kokain setelah pensiun dari dunia sepak bola. Giannina Maradona mengungkapkan bahwa ayahnya sudah sangat kecanduan sehingga sulit untuk sembuh dari kokain.
"Dia tidak sekarat karena tubuhnya telah memutuskan demikian, dia terbunuh dari dalam dan tidak menyadarinya," tulis sang putri di laman instagramnya.
"Saya tidak percaya dengan parameter normal tapi itu jauh dari kenyataan yang pantas dia dapatkan. Mohon doanya untuk dia. Silahkan! Terima kasih!" ungkapnya.
Giannina juga mengisahkan momen-momen terakhirnya dengan sang ayah.
KLIK DI SINI UNTUK KE HALAMAN SELANJUTNYA
https://indomovie28.net/movies/3-nafas-likas/
Bupati Situbondo Meninggal Positif COVID-19, Kenali Gejala Fatal Corona
Bupati Situbondo, H Dadang Wigiarto, meninggal dunia usai sebelumnya dinyatakan positif COVID-19. Almarhum menghembuskan napas terakhirnya di Ruang Wijaya Kusuma RSUD dr Abdoer Rahem Situbondo, Kamis (26/11/2020), sekitar pukul 16.30 WIB.
"Benar, baru saja meninggal. Mohon sambung doa masyarakat Situbondo, semoga almarhum husnul khotimah," kata Ketua DPRD Situbondo, Edy Wahyudi dI RSUD Situbondo saat dikonfirmasi, Kamis (26/11/2020).
Tak sedikit pejabat yang terpapar COVID-19, ada yang berhasil sembuh, adapula yang berakhir fatal hingga meninggal dunia. Faktor yang memicu kondisi fatal pun beragam pada pasien COVID-19.
Namun, kasus meninggal akibat terinfeksi COVID-19 banyak dilaporkan saat sudah berusia lanjut hingga memiliki riwayat penyakit penyerta. Kedua faktor tersebut menjadi pemicu fatal COVID-19 lantaran berdampak pada imunitas tubuh.
Selain kedua faktor ini, salah satu gejala COVID-19 yang cukup fatal juga bisa muncul tanpa disadari pasien. Adalah happy hypoxia pada pasien COVID-19.
Ketika pasien terkena happy hypoxia, kadar oksigen di dalam darah rendah tanpa pasien COVID-19 mengalami sesak napas. Tak hanya happy hypoxia, ada beberapa gejala COVID-19 pada pasien yang memicu kondisi fatal hingga tak selamat melawan Corona.
Berikut tanda-tandanya menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC).
Kesulitan bernapas
Nyeri atau tekanan yang terus-menerus di dada
Kebingungan
Ketidakmampuan untuk bangun atau tetap terjaga
Bibir, wajah atau kuku kebiruan (kondisi ini bisa menunjukkan happy hypoxia).
"Jika sistem kekebalan tubuh tidak kuat, kemungkinan besar virus itu dapat berkembang biak di dalam paru-paru dan menyebabkan peradangan dan kerusakan jaringan parut. Sistem kekebalan akan melawannya dan menghancurkan jaringan paru yang sehat dalam prosesnya," kata Dr Sarah Jarvis GP, Direktur Klinis Patient Access, dikutip dari The Sun.
https://indomovie28.net/movies/red-cliff/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar