Presiden Joko Widodo menyebut vaksin COVID-19 Indonesia ditargetkan tersedia mulai dari November hingga Desember 2020. Namun, vaksinasi COVID-19 massal dipastikan BPOM tak bisa dilaksanakan tahun ini.
Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menyebut tak bisa memberikan izin penggunaan darurat atau emergency use of authorization (EUA) terkait vaksin COVID-19 Indonesia. Ada beberapa hal yang mendasari keputusan tersebut, termasuk data keamanan vaksin COVID-19 yang belum bisa dilengkapi hingga Desember mendatang.
1. Data uji klinik mid term belum keluar
Penny menyebut hasil analisis data uji klinik vaksin COVID-19 mid term di Bandung belum bisa didapatkan Desember 2020. Selambat-lambatnya, data tersebut baru bisa keluar di pertengahan Januari 2021.
"Sehingga kita mundur kembali ke rencana awal EUA diberikan pada minggu ketiga Januari 2021 dengan data-data. Kalau semua data bisa dilengkapi dengan baik kita bisa memberikan di minggu ketiga Januari 2021," jelas Penny beberapa waktu lalu.
2. Brasil belum bisa memberikan data efikasi vaksin Desember 2020
Seperti yang diketahui, uji klinis vaksin Sinovac lebih dulu dijalani di Brasil. Mulanya, hasil awal uji klinis vaksin Sinovac di Brasil bisa menjadi penilaian BPOM terkait EUA, tetapi data efikasi dari Brasil belum bisa keluar Desember 2020.
"Berdasarkan komunikasi kami dengan pihak Sinovac dan pihak Brasil sebagai tempat pelaksanaan uji klinik lebih dulu yang tadinya kita akan gunakan sebagai data pengganti, ternyata tidak bisa memberikan data tersebut karena membutuhkan waktu untuk analisa," kata Penny
3. BPOM baru mendapatkan data mutu vaksin COVID-19 Sinovac
Berdasarkan hasil inspeksi BPOM ke China, data mutu vaksin COVID-19 Sinovac kualitasnya baik. Namun, hal ini bukan menjadi satu-satunya penilaian BPOM untuk memberikan izin penggunaan darurat vaksin COVID-19.
"Sedangkan untuk pengawalan mutu BPOM datang sendiri ke China untuk melihat fasilitas produksi Sinovac dan kami sudah mendapatkan data dan data menunjukkan kualitas yang baik," lanjutnya.
"Dan sangat bisa dipercaya, jadi jika dikaitkan dengan mutu sudah tidak ada masalah, hanya sekarang kita masih menunggu aspek keamanan dan khasiat dari analisa dan monitoring observasi tiga bulan dan 6 bulan sesudah suntik dosis vaksin yang kedua," pungkasnya.
https://kamumovie28.com/movies/one-piece-baron-omatsuri-and-the-secret-island/
3 Efek Samping Vaksin COVID-19 Moderna yang Dialami Relawan, Apa Saja?
- Vaksin COVID-19 yang dikembangkan oleh Moderna menjadi salah satu kandidat potensial untuk menangkal penularan Corona. Vaksin Moderna memiliki efikasi sebesar 94,5 persen yang membuatnya menjanjikan.
Hanya saja pertanyaan yang selalu muncul adalah soal efek samping dari penyuntikan vaksin. Dalam laporannya, Moderna menyebut ada efek sampinng yang ditimbulkan setelah vaksinasi COVID-19, hanya saja tergolong ringan.
Dikutip dari Times of India, berikut beberapa efek samping ringan yang dialami relawan vaksin COVID-19 Moderna.
1. Demam ringan
Salah satu efek samping pasca vaksinasi COVID-19 Moderna adalah demam ringan. Namun, itu bukanlah pertanda yang mengkhawatirkan. Demam terjadi ketika senyawa biokimia mengaktifkan sel kekebalan, yang kemudian membuat penanda inflamasi tertentu meningkat dan menyebabkan demam, kemerahan, atau pembengkakan.
Sebagian besar hilang dengan sendirinya setelah 2-3 hari pasca inokulasi dan tidak memerlukan perawatan khusus. Demam juga bisa menjadi indikator tubuh Anda mulai memproduksi antibodi.
2. Tangan pegal dan nyeri
Banyak relawan yang menceritakan bahwa mereka mengalami nyeri di lengan tempat di mana vaksin disuntikkan. Ini juga merupakan reaksi yang cukup umum yang terjadi dengan vaksin apa pun.
Nyeri lengan pasca vaksinasi biasanya disebabkan oleh nyeri otot, yang merupakan respons alami tubuh terhadap serangan benda asing. Kondisi ini biasanya akan hilang setelah satu atau dua hari.
3. Kelelahan
Partisipan dalam penelitian tersebut juga mengatakan bahwa dirinya mengalami kelelahan pasca suntikan. Ini lagi-lagi kemungkinan reaksi dari virus yang memasuki tubuh, yang kemudian menghasilkan respons inflamasi dan antibodi yang diperlukan. Merasa mengantuk dan lelah juga umum terjadi pada hari pertama setelah injeksi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar