Satgas Penanganan COVID-19 mengungkap data kabupaten dan kota di Indonesia yang berubah dari zona risiko sedang atau oranye ke zona risiko tinggi atau merah penularan virus Corona. Di pekan ini, totalnya ada 19 kabupaten dan kota.
Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Prof Wiku Adisasmito mengatakan hal ini terjadi karena masyarakat dan pemerintah daerah yang benar-benar lengah dalam mengatasi penyebaran virus Corona, dan membuatnya gagal untuk turun ke zona kuning pada pekan ini.
"Sebanyak 19 kabupaten/kota yang pada pekan sebelumnya berada di zona oranye, yang seharusnya dapat berpindah ke zona kuning pekan ini, namun sebaliknya berpindah ke zona merah. Ini menunjukkan bahwa masyarakat dan pemerintah daerah benar-benar lengah," tegas Prof Wiku dalam siaran pers melalui kanal YouTube Selasa (11/11/2020).
Berikut daftar 19 kabupaten dan kota yang naik dari zona oranye ke zona merah penularan virus Corona.
1. Bengkulu
- Kota Bengkulu
2. DI Yogyakarta
- Bantul
3. Jawa Barat
- Karawang
- Bekasi
4. Jawa Tengah
- Cilacap
- Magelang
- Karanganyar
- Semarang
- Kota Tegal
5. Kalimantan Selatan
- Tanah Bumbu
6. Kalimantan Tengah
- Kotawaringin Timur
- Sukamara
7. Nusa Tenggara Barat
- Sumbawa
- Kota Bima
8. Nusa Tenggara Timur
- Kota Kupang
9. Sulawesi Tengah
- Banggai Kepulauan
10. Sulawesi Utara
- Kota Tomohon
11. Sumatera Barat
- Tanah Datar
12. Sumatera Utara
- Kota Gunungsitoli
https://cinemamovie28.com/movies/purpose-of-cohabitation/
Diklaim 90 Persen Efektif, Ini Efek Samping Vaksin Pfizer yang Dirasakan Relawan
Satu vaksin virus Corona yang dikembangkan oleh perusahaan farmasi Pfizer dan BioNTech menunjukkan hasil yang efektif. Berdasarkan hasil uji klinis, vaksin ini terbukti 90 persen efektif dalam mencegah seseorang tertular virus Corona.
Jika vaksin ini nantinya sudah lolos dari semua pemeriksaan keamanan, ini akan mempunyai implikasi yang sangat besar dalam mengatasi virus tersebut.
Tetapi, apakah vaksin itu menimbulkan efek samping?
Berdasarkan pengalaman para sukarelawan yang mendapat suntikan pertama vaksin ini, mereka menjelaskan berbagai efek samping yang dialami. Dari 43.500 relawan, beberapa di antaranya merasakan efek samping seperti sakit kepala dan nyeri otot yang mirip dengan vaksin flu.
Salah satu relawan yang bernama Glenn Deshields (44) asal Austin, Texas, menggambarkan efek samping yang ia rasakan yaitu 'pengar yang parah' dan seperti mabuk. Tetapi, efek samping ini menghilang dengan cepat.
Relawan lainnya, Carrie yang berusia 45 tahun asal Missouri mengatakan dirinya mengalami sakit kepala, nyeri tubuh, hingga demam. Hal ini dirasakan setelah ia mendapat suntikan pertamanya pada September lalu.
"Efek sampingnya tampak meningkat setelah dosis kedua bulan lalu," katanya yang dikutip dari Express UK, Rabu (11/11/2020).
Perlu diketahui, dalam percobaan ini para relawan tidak mengetahui apakah mereka menerima vaksin atau plasebo. Namun, dalam hal ini Carrie yakin jika efek samping yang ia alami terjadi setelah penyuntikan tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar