Artis inisial ST dan MA ditangkap polisi atas dugaan prostitusi online di daerah Sunter, Jakarta Utara. Artis dan selebgram itu digerebek saat melakukan threesome.
"Pada saat ditangkap ternyata kedua wanita ini melakukan kejahatan asusila dengan cara perempuannya dua, laki-lakinya satu yang biasa disebut threesome," ujar Kapolres Metro Jakarta Utara Kombes Sudjarwoko kepada wartawan di Polres Metro Jakarta Utara, Jl Yos Sudarso, Jakarta Utara, Jumat (27/11/2020).
Seperti yang diketahui, threesome merupakan aktivitas seksual yang dilakukan oleh tiga orang. Threesome menjadi salah satu fantasi seks yang cukup populer di masyarakat.
Jadi seperti apa threesome itu?
Dikutip dari Your Tango, fantasi seks ini dinilai tidak lazim dan juga diragukan bisa memuaskan semua pihak yang ikut dalam aktivitas tersebut. Selain itu, threesome juga dapat meningkatkan risiko terkena penyakit menular seksual.
Meski begitu, menurut ahli hubungan seks, April Masini, threesome bisa populer di masyarakat karena dinilai dapat meningkatkan rasa percaya diri. Hal ini karena, di bayangan seseorang, ia akan merasa penting jika bisa berhubungan dan mendapat perhatian dari dua orang sekaligus, baik pria maupun wanita.
"Orang-orang yang rendah diri sering merasa bila jadi bagian dari threesome akan membuatnya lebih menarik secara seksual dan juga diminati karena punya pengalaman," kata April.
Threesome bisa bikin kecanduan?
Tak menutup kemungkinan jika ada yang merasa nyaman dan senang dengan fantasi seks threesome. Namun, hal ini berisiko membuat orang tersebut memiliki kecanduan akan threesome.
Bahayanya, jika sudah kecanduan, orang tersebut akan sulit kembali menjalani aktivitas seks yang normal, seperti berhubungan intim hanya dengan satu pasangan. Risiko terkena penyakit menular seksual pun akan makin meningkat jika terus berganti pasangan.
Threesome bisa picu penyakit?
Seks yang dilakukan bertiga seperti threesome tentu berisiko tinggi terkena penyakit menular seksual. Terlebih jika aktivitas ini dilakukan secara terus-menerus.
Misalnya, jika kamu menyentuh satu orang dan terkena cairannya, lalu kamu menyentuh orang lain, maka cairan tersebut akan saling bertukar. Ada risiko pasangan ketiga terpapar cairan tubuh saat dua pasangan yang terikat cairan terlibat dalam tindakan seksual tanpa menggunakan pelindung.
Meski pertukaran cairan ini bisa diatasi dengan menggunakan kondom, namun kondom perlu diganti jika beralih dari penetrasi satu pasangan ke penetrasi lainnya. Repot sekali bukan?
https://nonton08.com/movies/babel/
Bukan Wuhan, COVID-19 Diklaim Berasal dari India, Ini Alasannya
Setelah diduga lebih dulu muncul di Eropa, kini sebuah studi menyebut COVID-19 kemungkinan besar berawal dari India. Studi dimuat dalam jurnal medis The Lancet berjudul The Early Cryptic Transmission and Evolution of Sars-CoV-2 in Human Hosts.
Para peneliti meneliti dan menghitung mutasi jenis virus Corona pada 17 negara. Diduga bahwa mutasi Corona di beberapa negara ditemukan lebih sedikit daripada yang dilaporkan pada sampel pertama Corona di Wuhan.
Dikutip dari Daily Star, para peneliti mengklaim strain atau jenis Corona yang paling sedikit bermutasi, ditemukan di delapan negara yaitu Australia, Bangladesh, Yunani, AS, Rusia, Italia, India, dan Republik Ceko.
Namun, para peneliti menyebut virus Corona COVID-19 tak dapat 'melompat' ke manusia dari semua tempat ini di waktu yang sama. Disimpulkan, wabah COVID-19 pertama pasti terjadi di wilayah dengan keragaman genetik.
"Tidak ada tempat yang lebih beragam secara genetik selain India dan Bangladesh," jelas peneliti.
Menurut teori para peneliti, cuaca ekstrem mungkin berpengaruh memicu pandemi, merujuk pada Mei 2019 ketika India mengalami musim panas terpanjang kedua.
"Ini berarti lebih banyak manusia dan hewan berbagi sumber air minum," sebutnya.
"Informasi geografis strain yang paling sedikit bermutasi dan keanekaragaman strain menunjukkan bahwa anak benua India mungkin menjadi tempat penularan Sars-CoV-2 dari manusia ke manusia yang paling awal terjadi," tulis kesimpulan jurnal tersebut.
Namun, tak sedikit yang mengkritik hal ini termasuk WHO. Pakar WHO menyebutkan dugaan asal-muasal Corona berada di luar China hanyalah spekulatif saja.
Begitu juga respons David Robertson dari Universitas Glasgow mengatakan kepada Mail Online bahwa makalah itu 'sangat cacat' dan mengatakan itu tidak menambah pemahaman kita tentang virus Corona.
"Memilih urutan virus yang tampaknya memiliki perbedaan paling sedikit dari yang lain dalam kumpulan acak tidak mungkin menghasilkan kesimpulan seperti itu," jelas Marc Suchard, seorang ahli dari University of California.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar