Minggu, 29 Desember 2019

Antara Dubai dan Dieng

Dubai, destinasi impian nun jauh di Timur Tengah. Sebelum ke sana, coba mampir dulu ke Dieng di Wonosobo yang tak kalah indah.
Mungkin aku sedang mimpi di siang bolong, iya mimpi tapi tak mengapa dan tak jadi soal karena mendadak punya impian pergi dan bertualang ke Dubai Uni Emirat Arab. Orang desa seperti aku ini hatinya tergerak buat ke negara petro dolar super keren seperti dubai

Dan sebagai orang yang menyukai otomotif selain keindahan utama dari kota dubai, jikalau ada keajaiban yang bisa membawaku terbang kesana tentu destinasi-destinasi berbau otomotif akan menjadi pilihan utama,, ahhh terlintas di benak seketika seperti :

1. Desert safari dubai

Tentu sebagai negeri yang ada di jazirah arab sudah menjadi keniscayaan kota dubai pun punya banyak lahan padang pasiryang luas,, nahh di desert safari dubai ini kita bisa naik unta dan atau mobil penggerak roda 4 untuk menelusuri tiap jengkal padang gurun dengan pemandangan yang sangat asoy. Gak kebayang dan diungkapkaan dengan kata-kata itu gimana asyiknya sob.

2. Ferrari World Theme Park

sesuai namanya taman bermain yang disponsori brand kuda jingkrak ini pun punya wahana yang gokill antara lain roller coaster dengan menggunakan mobil keluaran ferrari. Ini sihh gokilnya udah kebangetan banget.

3. Wild wadi water park

Setelah puas-puasin bermain pasti akan makin asoy ke tempat ini. Bayangin kita mandi berendam di tengah gurun pasir. Wuidihmantap berasa jadi sultan.

Dieng

Setelah berangan-angan melalang buana ke Dubai. Aku kembali membuni buat menceritakan jalan-jalan ke dataran tinggi Dieng. Dubai dan dieng jadi 2D. Dieng sendiri terletak beririsan sebagian di Banjarnegara dan sebagian lainnya di Wonosobo, keduanya ada di Jawa Tengah.

Sebagai sebuah wilayah dataran tinggi yang luas ada banyak wisata yang bisa kita nikmati mulai dari Bukit Sikunir, Gunung Prahu, Telaga Warna, Kompleks Candi Arjuna dan masih banyak lagi.

Perjalanan menuju dieng berkisar kurang lebih 3 jam dari rumahku, dan setiap kali ke sana Dieng tak pernah sekali pun mengecewakan. Dengan track yang menanjak udara sejuk mulai menyapa bahkan sejak memasuki kota Wonosobo, di sepanjang jalan kita juga bisa melihat aktivitas para petani kentang dan carica (pepaya khas dieng).

Pengalaman paling berkesan saat berkunjung ke dieng adalah sekitar beberapa tahun lalu saat bulan ramadhan aku berdua dengan seorang kawan, sampai ketika sore hari menjelang maghrib kami berbuka dan shalat tarawih di salah satu masjid yang ada di desa tertinggi di tanah jawa itu. Selesai ibadah kami disuguhi makanan sebagai penghangat badan, seingatku ketela rebus, kacang, dan teh hangat yang membuat suasana sungguh syahdu .

Sekira jam 9 malam aku dan kawanku berada di padang savana di kaki bukit sikunir buat bersiap mendaki sebelum subuh mengejar sunrise. Kami nongkrong di warung kopi dan ngobrol ngalor-ngidul dengan bapak penunggu warung. Tak ketinggalan tempe mendoan turut menghangatkan suasana ketika suhu terasa semakin dingin.

Dan ketika mata mulai berat sekira jam 12 malam ternyata kami berdua ditawari istirhat di warung kopi. Ajaib, ternyata si bapak ada semacam 'ruang rahasia' di atas warung kopi maka sukseslah kami bermalam di situ.

Sekira jam 2 kami bergegas untuk mendaki ke bukit sikunir setelah sebelumnya berterima kasih dan berpamitan dengan bapak penunggu warung kopi. Suasana dingin semakin menusuk tulang ketika dini hari menyapu dataran tinggi Dieng, tapi kami tetap bersemangat untuk menggapai Puncak Sikunir.

Saya lupa persisnya sepertinya perjalanan menggapai Puncak Sikunir kurang lebih 1,5 jam, dan ketika kami sampai puncak harus menunggu beberapa saat untuk melihat matahari terbit. Dan bener saja ketika yang ditunggu-tunggu datang suasana merah merekah di langit Puncak Sikunir menemani munculnya sang surya. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar