Minggu, 29 Desember 2019

Ibu Kota Pindah, Media Asing Soroti Jakarta yang Tenggelam

Rencana pemindahan ibu kota Indonesia menjadi perhatian media asing. Mereka menyoroti Jakarta sebagai destinasi wisata yang perlahan tenggelam.

Media asing menyebut Jakarta jadi salah satu kota paling cepat tenggelam di dunia. Tak hanya itu, ibu kota ini juga akan kehilangan statusnya sebagai pusat pemerintahan.

Melansir CNN, Selasa (27/8/2019), perkembangan Jakarta yang cepat dalam beberapa tahun terakhir telah menghadirkan banyak sekali masalah lingkungan, ekonomi dan keamanan. Itu mendorong pemerintah untuk mencari di tempat lain dan mengurangi beban besar di kota metropolitan Jakarta.

Proyek ambisius untuk memindahkan ibu kota kemungkinan akan menelan biaya sekitar 466 triliun rupiah. Relokasi ibu kota ini bisa memakan waktu sekitar 10 tahun.

Jakarta adalah rumah bagi lebih dari 10 juta orang, menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa. Tak hanya itu, ada sekitar 30 juta penduduk yang bermukim di wilayah sekitarnya, menjadikannya salah satu wilayah perkotaan yang paling padat penduduknya di dunia.

Ini juga salah satu kota yang paling cepat tenggelam di dunia, menurut World Economic Forum. Penurunan tanah pada tingkat mengkhawatirkan dikarenakan penggunaan berlebih air tanah.

Jakarta terletak di tanah berawa dan ada di pesisir utara Laut Jawa yang membuatnya rentan terhadap banjir rob. Krisis pencemaran udara diperburuk oleh kemacetan lalu lintas yang hampir terjadi semua jalan-jalannya.

Langkah pemindahan ibu kota ini juga harus mendapat persetujuan DPR. Kalimantan adalah pulau terbesar ketiga di dunia, dengan Malaysia dan Brunei ada di dalamnya, ditutupi oleh hutan hujan yang luas tapi dilanda deforestasi yang merajalela dalam beberapa tahun terakhir.

Menjajal Naik Grab Andong di Malioboro, Yogyakarta

 GrabAndong telah diresmikan pada Jumat (23/8/2019) lalu. detikcom mendapat kesempatan menaiki GrabAndong dalam Jelajah Indonesia Dengan Grab. Andongnya sudah miliki label Grab di sekelilingnya.

Jika kamu mau pesan, bisa datang ke sepanjang Jalan Malioboro, Yogyakarta. Di sana sudah ada beberapa shelter tempat memesan GrabAndong.

"Aplikasinya cuma bisa diorder di sepanjang Jalan Malioboro, sampai titik nol. Yang mau order nanti pilih shelter andong 1 shelter andong 2 sampai 6 tuh ada, ada titik titiknya sendiri," ujar Ketua Paguyuban Andong DI Yogyakarta, Purwanto.

Maksimal untuk naik grab Andong adalah 6 orang. Untuk kenyamanan disarankan hanya 4 orang, kamu bisa sharing sama teman-teman jika mau naik GrabAndong, harganya cukup terjangkau.

Biasanya, untuk hari libur harganya sekitar Rp 200.000, untuk GrabAndong harganya Rp 150.000 untuk satu jam. Setelah satu jam pertama dikenakan Rp 1.250 per menitnya.

"Kalau masa liburan bisa sampai Rp 200.000, tapi kita kesepakatan bekerja sama dengan Grab kita Rp 150 per jam," kata Purwanto

Kalau wisatawan mau menambah jam, bisa untuk dua jam perjalanan, tapi tidak boleh lebih untuk menjaga kesehatan kuda. Wilayahnya adalah memutari area Malioboro sampai Keraton dan memutar lagi ke Malioboro.

"Kalau 3 jam nanti kita sistemnya akan stop sendiri, karena itu untuk menjaga kudanya. Karena kuda dalam sehari maksimal dia 6-7 jam dia harus udah istirahat. Jadi biar nggak kecapean juga karena kan biasa kena panas matahari segala macem dijaga kesehatannya," ujar Compliance Public Affairs, Grab Indonesia, Barry Pramudia.

GrabAndong juga bekerja sama dengan Fakultas Kedokteran Hewan UGM untuk menjaga kesehatan kuda. Makanan yang dikonsumsi kuda harus bergizi.

"Jadi butuh kalsium mikro dan makro nutrisi, jadi makanan harus tersedia secara kontinius. Hal ini agar kondisi badan kuda tetap atletis, sehingga tidak ada tulang rusuk yang menonjol. Ini menunjukkan kuda gizinya cukup," kata Sekretaris Fakultas Kedokteran Hewan UGM, Dr drh Yuriadi MP.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar