GrabAndong telah diresmikan pada Jumat (23/8/2019) lalu. detikcom mendapat kesempatan menaiki GrabAndong dalam Jelajah Indonesia Dengan Grab. Andongnya sudah miliki label Grab di sekelilingnya.
Jika kamu mau pesan, bisa datang ke sepanjang Jalan Malioboro, Yogyakarta. Di sana sudah ada beberapa shelter tempat memesan GrabAndong.
"Aplikasinya cuma bisa diorder di sepanjang Jalan Malioboro, sampai titik nol. Yang mau order nanti pilih shelter andong 1 shelter andong 2 sampai 6 tuh ada, ada titik titiknya sendiri," ujar Ketua Paguyuban Andong DI Yogyakarta, Purwanto.
Maksimal untuk naik grab Andong adalah 6 orang. Untuk kenyamanan disarankan hanya 4 orang, kamu bisa sharing sama teman-teman jika mau naik GrabAndong, harganya cukup terjangkau.
Biasanya, untuk hari libur harganya sekitar Rp 200.000, untuk GrabAndong harganya Rp 150.000 untuk satu jam. Setelah satu jam pertama dikenakan Rp 1.250 per menitnya.
"Kalau masa liburan bisa sampai Rp 200.000, tapi kita kesepakatan bekerja sama dengan Grab kita Rp 150 per jam," kata Purwanto
Kalau wisatawan mau menambah jam, bisa untuk dua jam perjalanan, tapi tidak boleh lebih untuk menjaga kesehatan kuda. Wilayahnya adalah memutari area Malioboro sampai Keraton dan memutar lagi ke Malioboro.
"Kalau 3 jam nanti kita sistemnya akan stop sendiri, karena itu untuk menjaga kudanya. Karena kuda dalam sehari maksimal dia 6-7 jam dia harus udah istirahat. Jadi biar nggak kecapean juga karena kan biasa kena panas matahari segala macem dijaga kesehatannya," ujar Compliance Public Affairs, Grab Indonesia, Barry Pramudia.
GrabAndong juga bekerja sama dengan Fakultas Kedokteran Hewan UGM untuk menjaga kesehatan kuda. Makanan yang dikonsumsi kuda harus bergizi.
"Jadi butuh kalsium mikro dan makro nutrisi, jadi makanan harus tersedia secara kontinius. Hal ini agar kondisi badan kuda tetap atletis, sehingga tidak ada tulang rusuk yang menonjol. Ini menunjukkan kuda gizinya cukup," kata Sekretaris Fakultas Kedokteran Hewan UGM, Dr drh Yuriadi MP.
GrabAndong ini juga telah mempunyai plat nomor, SIO KTB, yaitu Surat Izin Operasional Kendaraan Tidak Bermotor serta kartu anggota bagi kusir. Selain kudanya dijaga kesehatannya, andongnya juga aman traveler.
"Kualitas andong dari Dinas Perhubungan kita mendapatkan lisensi plat sama SIO KTB dan kita seleksi dari kelompok dulu. Kuda ini sudah bisa dipakai atau belum. Kusirnya udah layak ngusir apa belum, andongnya udah layak belum. Nanti kalau semua sudah dari kelompok itu diajukan ke paguyuban. Nanti diseleksi dengan Dinas Perhubungan Kota bersama sama paguyuban. Jadi, kita seleksinya berjenjang. kelompok dulu baru nanti paguyuban. Paguyuban mengajukan ke dinas perhubungan," ujar Purwanto.
Nah, untuk kamu yang tertarik naik GrabAndong di Yogyakarta, datanglah ke Jalan Malioboro, Yogyakarta. Keliling Kota Gudeg naik andong, jadi makin praktis.
Tips Jalan-Jalan di Kota Palembang Pakai Kursi Roda
Traveler yang juga tuna daksa tak harus berkecil hati saat berwisata di Palembang. Berikut tips traveling untuk traveler difabel di kota tersebut.
Saya sangat suka berjalan-jalan. Meskipun jika harus menempuh perjalanan jauh, saya harus menggunakan kursi roda. Kalau perjalanannya dekat sih, ya cukup pakai tongkat empat alias walker saja. Di Indonesia, khususnya di kota saya Palembang, tidak banyak kita saksikan tuna daksa berjalan-jalan di area publik. Saya pun juga harus pilah-pilih tempat untuk bisa travelling karena banyak lokasi di kota saya belum ramah disabilitas.
Bagi seorang tuna daksa, travelling merupakan kegiatan yang penuh tantangan. Jalanan yang tidak rata dan penuh undakan kerap menjadi penghalang. Alih-alih jalan sendirian, saya sering mengajak pendamping jika travelling di jalanan yang tidak rata tersebut. Saya kali ini mau membagikan pengalaman travelling menggunakan kursi roda di Kota Palembang. Sebagian lokasi sudah memiliki fasilitas ramah tuna daksa, sementara beberapa lagi butuh sedikit effort untuk kesana.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar