Selasa, 31 Desember 2019

Kemenhub Gandeng ITS, Bangun Kapal Wisata yang Bisa Lihat Bawah Laut

Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menggandeng Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) dalam membangun kapal wisata. Kapal wisata tersebut nantinya bisa melihat keindahan bawah laut.

"Saya ditugaskan oleh Pak Presiden untuk membangun kapal yang dapat melihat pemandangan bawah laut, untuk di Labuan Bajo dan Bunaken. Tetapi saya ingin bahwa kapal ini jangan dibeli dari luar negeri melainkan dibuat di dalam negeri. Kita tahu ITS punya keunggulan dalam mendesain dan melakukan persiapan-persiapan kapal, oleh karenanya saya datang ke Pak Rektor (ITS) untuk bekerja sama membangun kapal ini," jelas Menhub Budi Karya dalam keterangannya, Kamis (15/8/2019).

Menhub meminta desain kapal yang dibuat untuk mengadopsi kearifan lokal dan keunikan dari masing-masing daerah.

"Kita memang minta kepada ITS buat ini menjadi suatu desain yang mewah dan memiliki kearifan lokal. Misal kapal di Bunaken dengan gaya Manado, di Labuan Bajo dengan gaya NTT," ujar Menhub.

Rencananya, kapal pariwisata ini akan dibuat dengan desain eco glass bottom boat, dibuat dengan kaca atau bahan lain yang tembus pandang di bagian bawah kapal. Jadi, para penumpang dapat melihat ikan dan pemandangan bawah air di lautan dari perahu itu sendiri.

Perahu ini dirancang untuk orang-orang yang menyukai keindahan panorama bawah laut tanpa perlu menyelam ke dalam air. Pada dek kapal, akan tersedia tempat duduk penumpang yang berdampingan dengan jendela kaca transparan.

Desain ini dibuat agar para penumpangnya dapat melihat pemandangan biota laut dari dalam kapal. ITS akan memproduksi 2 (dua) buah kapal yang akan ditempatkan di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur serta Pulau Bunaken, Manado guna mendukung sektor pariwisata. Ke depannya Menhub mengajak pihak swasta turut berinvestasi membangun kapal-kapal pariwisata.

Proses pembuatan kapal sendiri direncakan akan memakan waktu total 5 bulan, dengan tahapan, studi kelayakan 2 bulan, desain dasar atau DED (Detailed Engineering Design) 2 bulan, serta tahap produksi selama 3 bulan.

"Kami minta tahap DED selesai sebelum bulan Oktober, sehingga kita harapkan sebelum lebaran tahun depan kedua kapal ini sudah selesai. Ke depannya, bukan pemerintah lagi yang invest, melainkan pihak swasta," tambahnya.

Kapal yang akan ditempatkan di Pulau Bunaken akan melayani sebanyak 3 trip dalam sehari, sedangkan untuk kapal yang ditempatkan di Labuan Bajo akan melayani sebanyak 4 trip dalam sehari dengan waktu yang dibutuhkan tiap trip yaitu 2 jam.

Dalam kegiatan ini Menhub didampingi oleh Direktur Jenderal Perhubungan Laut Agus H. Purnomo serta Rektor Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya Mochamad Ashari.

Uniknya Jepang Punya Jembatan Tradisional dari Tanaman Anggur

Jepang sangat menjaga kekayaan kultur dan dan warisan leluhurnya. Di balik sebuah lembah, ada jembatan jepang yang unik, terbuat dari tanaman anggur.

Iya Valley adalah sebuah lembah cantik yang dibuka sebagai tempat wisata di Prefektur Tokushima, Miyoshi. Lembah ini punya pemandangan indah dan hijau yang bisa menyegarkan pikiran.

Diintip detikcom dari berbagai sumber, Senin (8/8/2019) Iya Valley juga masih menyimpan warisan leluhur yang berumur ratusan tahun. Inilah Iya No Kazurabashi Bridge.

Iya No Kazurabashi adalah jembatan tradisional Jepang yang sudah berumur sekitar 900 tahun. Di bawah jembatan, mengalirlah sungai cantik dengan warna toska.

Jembatan Iya No Kazurabashi menjadi popular karena bahan yang membuatnya. Jembatan ini terbuat dari kayu yang diikat dengan batang tanaman anggur.

Sulur tanaman anggur menjadi pengikat dari tapak jembatan. Lebar antar pijakan adalah 10 inchi.

Bukan cuma bagian injakan, sulur tanaman anggur juga dibuat menjadi pegangan jembatan. Batang tanaman anggur diikat menjadi satu dan direntangkan ke ujung jembatan.

Menurut cerita masyarakat, jembatan ini dibangun oleh klan Heike. Saat itu mereka kalah perang dan melarikan diri ke Iya Valley.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar