Kerusakan terumbu karang terus terjadi. Kabar memprihatinkan datang dari Kepulauan Spermonde di Makassar yang rusak karena bom dan racun sianida.
Sebuah ekspedisi dilakukan oleh Pembela Lautan Greenpeace Indonesia. Mereka melakukan pendataan terhadap terumbu karang di Kepulauan Spermonde, Makassar.
Ekpedisi ini dilakukan bersama MSDC (Marine Science Diving Club) Universitas Hasanuddin dengan tema Peran Terumbu Karang dan Ancaman yang Dihadapi Bagi Keberlanjutan Ekosistem Laut, Rabu (4/9/2019).
Kegiatan ini dilakukan di tiga tempat, Pulau Barrang Lompo, Pulau Barrang Caddi, dan Kodingareng Keke. Kenyataan pahit harus diterima. Terumbu karang rusak parah.
"Kami menyelam di tiga titik dalam satu hari dan selama penyelaman, kami mendengar tiga kali suara bom ikan. Bila tidak ada pengawasan dan penegakan hukum yang kuat, saya sangat khawatir tidak lama lagi karang di Kepulauan Spermonde ini akan habis dan hancur, Ria Qorina Lubis, Fotografer Bawah Laut Pembela Lautan Greenpeace Indonesia.
Namun secercah harapan masih ada. Di Barrang Lompo, karang mulai recovery dari bius sianida yang kerap disemprotkan oleh penangkap ikan.
Karang-karang kecil mulai tumbuh. Hamparan karang putih karena bleaching mulai terlihat sedikit berwarna.
Begitu pula dengan Kodireng Keke. Sebagian terumbu karang masih terselamatkan.
"Sekitar 5-6 tahun lalu, Saya pernah menyelam di Kodingareng Keke. Saat itu mendengar bom juga. Tapi kondisi saat itu masih lebih baik dari sekarang," jelas Ria.
Ria juga menambahkan bahwa hal ini cukup mengkhawatirkan. Karena bila terus menerus di bom dan menggunakan bius sianida, terumbu karang bisa mati. Ekosistem pun lenyap.
Hal senada juga diungkapkan oleh dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) UNDIP, Dr Ir Diah Permata Msc.
"Iya, penggunaan bom dan sianida marak kembali. Ya kalau kesadaran masyarakat belum ada, maka hal ini akan terulang kembali," jelas Diah.
Padahal bawah laut Kepulauan Spermonde sangatlah indah. Nemo dan anemon sangatlah mudah ditemukan.
Tapi sampai kapan mereka bertahan? Penangkapan ikan dengan menggunakan bom dan racun sianida hanya akan memperburuk ekosistem laut.
Bius dapat menyebar cepat dalam air. Radiusnya pun cukup jauh karena terbawa arus. Jauh ke tengah lautan, ekosistem bawah laut tercemar dalam diam.
"Kita harus bangun aksi bersama untuk menyelamatkan terumbu karang dari praktik penangkapan ikan dengan peledak dan bius ikan," ujar Syahputrie Ramadhanie, Koordinator Ekspedisi Pembela Lautan.
Pulang ke Penginapan, Turis Kaget Ada Beruang di Toilet
Ini sungguh bukan kisah biasa. Seorang turis pulang ke penginapan, lalu terkejut melihat ada beruang di toiletnya!
Dilansir dari CNN, Kamis (5/9/2019) peristiwa ini terjadi di penginapan Buck's T-4 Lodge yang berada di Big Sky, Negara Bagian Montana, AS. Dilaporkan, seorang turis pulang ke penginapannya setelah jalan-jalan.
Semua berjalan normal, sampai dia membuka pintu toilet. Bak disambar petir di soang bolong, dia sangat kaget karena ada beruang di dalam toiletnya.
Turis tersebut langsung melaporkan kepada staff penginapan yang kemudian dilaporkan ke pihak berwenang. Kemudian, mengunci pintu toilet terlebih dulu agar beruang tersebut tidak pergi ke mana-mana.
"Beruang itu masih kecil dan dia terlihat sangat nyaman di toilet," kata Manager dari Buck's T-4 Lodge, David O'Connor.
Menurut David, beruang itu diyakini masuk melalui jendela kamar atau pintu yang tidak terkunci. Namun ketika di kamar mandi, beruang itu terlihat nyaman dan tidak bisa menemukan jalan keluar karena jendelanya terlalu tinggi.
Pihak berwenang dari Montana Fish, Wildlife & Parks (FWP) langsung datang dan mengevakuasi beruang tersebut. Beruangnya ditenangkan dan diberi obat tidur, kemudian dicek kesehatannya.
"Kondisi beruangnya dalam kondisi sehat. Kami kemudian memindahkannya dan membawanya ke tempat asalnya di Yellowstone National Park," tulis pernyataan dari Montana (FWP).
Menurut mereka, saat musim gugur seperti ini beruang akan lebih aktif mencari makanan untuk menghadapi musim dingin. Apalagi, Negara Bagian Montana merupakan habitat terbesar beruang di Amerika Serikat.
Turis yang datang ke Montana pun diminta waspada. Saat bertemu beruang, jangan panik dan langsung hubungi pihak berwenang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar