Pemukiman satu ini sempat viral di media sosial karena disangka di Nepal. Padahal aslinya ada di Dusun Butuh, desa tertinggi di Magelang.
Destinasi wisata di Kabupaten Magelang, beragam jenisnya. Bukan hanya Candi Borobudur saja, wisatawan bisa juga bermain menuju desa tertinggi yang berada di lereng Gunung Sumbing.
Lokasi dusun tertinggi di Kabupaten Magelang, berada di Dusun Butuh, Desa Temanggung, Kecamatan Kaliangkrik. Desa wisata ini berada di ketinggian sekitar 1.700-an mdpl.
Di dusun ini rumah-rumah pun berderetan persis berada di bawah Gunung Sumbing. Bahkan, foto keberadaan dusun tersebut beberapa waktu yang lalu sempat viral di media sosial. Netizen pun ada yang menyebut foto tersebut bukan di Nepal, melainkan di Kaliangkrik, Magelang.
Traveler yang suka dengan pemandangan alam maupun tracking bisa berkunjung menuju dusun ini. Bagi traveler yang datang dari luar kota, untuk sampai lokasi ini disarankan agar ekstra hati-hari karena kondisi jalan yang menanjak.
Kemudian, sebaiknya mengendarai sepeda motor maupun mobil yang kuat. Nantinya, di sepanjang perjalanan dari di kawasan ini akan melihat hamparan tanaman sayur mayur menghijau. Kemudian, jika pas terang bisa melihat keindahan Gunung Sumbing dari kejauhan.
"Wisatawan yang datang kesini bisa membeli sayuran yang fresh langsung dari petani dan jajanan gethuk asin dari bahan jatung serta ketela," kata Lilik Setiyawan, Kepala Dusun Butuh saat dihubungi, akhir pekan lalu.
Selain itu, bagi yang hobi naik gunung, desa ini merupakan salah satu basecamp pendakian menuju Gunung Sumbing. Di depan basecamp ini, pengunjung bisa melihat pemandangan dari kejauhan sambil mencicipi tempe goreng maupun menyeruput kopi.
Lilik pun mengakui, keberadaan dusun tersebut sempat viral di media sosial yang menyebutkan sama dengan di Nepal. Hal ini, mengingat terlihat deretan rumah milik warga berada di lereng Sumbing.
"Oh ya, setelah viral foto dusun ini. Orang berdatangan ke sini melihat rumah warga. Ada juga yang datang sampai sini, terus jalan-jalan sampai di pos 1," tuturnya.
Saat naik menuju Dusun Butuh, Desa Temanggung, Kecamatan Kaliangkrik, sempat bertemu dengan Kevin Ramadani (21). Ia yang datang bersama teman-temannya sengaja jalan-jalan di dusun tersebut.
"Udara di sini sejuk. Pemandangannya bagus dan luar biasa. Kami tahu kalau kemarin sempat viral kayak di Nepal," ujarnya.
Hal senada disampaikan pengunjung lain, Tifah (21). Kawasan sini udaranya sejuk dan pemandangannya indah sekali.
"Sejuk, indah, segar," tuturnya sambil nyruput kopi dan menikmati tempe goreng.
Liburan ke Yogyakarta, Bisa Makan Seperti Sultan
Wisatawan yang lagi liburan ke Yogyakarta bisa mencoba masakan khas keraton. Mereka bisa mencoba makanan dan minuman kesukaan sultan.
detikcom berkesempatan untuk datang ke Bale Raos dalam Jelajahi Indonesia Dengan Grab, Sabtu, (24/8/2019). Restoran ini terletak berdekatan dengan Keraton Yogyakarta, di Jl Magangan Kulon No 1, Panembahan, Kecamatan Kraton, Kota Yogyakarta.
Dengan masakan yang khas ditambah dengan tempat yang didesain mirip keraton, kamu akan merasa makan di istana. Saat memasuki restoran kamu akan melewati taman burung di kanan dan kiri jalan, lalu terlihat area restoran out door dan indoor.
Bangunan restoran sangat mirip dengan keraton. Di area indoor terdapat barang-barang keraton yang antik di dalamnya. Area Indoor memiliki meja yang berbentuk lingkaran. Sangat cocok untuk wisatawan yang berpergian bersama rombongan atau keluarga.
Menu wisata kuliner unik yang disediakan adalah Bendul, yaitu singkong dengan kelapa parut dibakar. Ini merupakan menu favorit Sultan Hamengkubuwono VII.
Selain itu ada beberapa kudapan lain yang tersedia di sini. Ada Prawan Kenes atau pisang goreng dengan tusuk sate dan gula merah, Tapak Kucing yaitu pisang goreng gulung dari pisang raja pilihan dan Pam Brid yaitu sejenis pancake ala kraton dengan toping fla. Nah Prawan Kenes adalah menu favorit Sultan Hamengkubuwono IX.
Hidangan utamanya juga merupakan makanan khas keraton, ada Bestik Djawa, Kambing Panggang, Semur Piyik, Bistik Lidah dan masih banyak lagi. Sebuah makanan tradisional yang berpadu dengan western, menarik ya traveler?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar