Sabtu, 28 Desember 2019

Jabar Kucurkan Rp 10 M untuk Objek Wisata Geopark Ciletuh

Untuk mengembangkan pariwisata Geopark Ciletuh di Jawa Barat, pihak Pemprov Jabar akan mengucurkan dana Rp 10 M. Untuk apa saja?

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil akan mengucurkan anggaran Rp 10 miliar untuk Geopark Ciletuh - Palabuhanratu, Sukabumi, Jawa Barat. Emil juga mengungkap fakta rencana pembangunan Bandara Sukabumi yang ternyata belum pasti akan dibangun di Kecamatan Cikembar.

Dalam kunjungan kerjanya di Sukabumi di depan perangkat daerah dan masyarakat Kecamatan Warungkiara, Emil sempat mengungkapkan untuk Ciletuh biaya cukup besar karena punya status dari UNESCO.

"Ciletuh sudah ada program sekitar Rp 10 miliar itu untuk perbaikan titik-titik wisata di lokasi tersebut. Tahun depan pastinya ditambah," kata Emil kepada awak media, Sabtu (31/8/2019).

Emil juga membahas soal Peraturan Daerah (Perda) tentang Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW). Dalam poinnya, keputusan membuat bandara untuk Kabupaten Sukabumi sudah diputuskan namun untuk lokasi belum ditentukan.

"Berita baik di RT RW sudah diputuskan membuat bandara untuk Kabupaten Sukabumi tapi tidak ditentukan lokasi dulu. Karena masih ada plus minus dari beberapa lokasi apakah di Cikembar, atau di Citarate Ujung Genteng kira-kira seperti apa itu sedang kita finalisasi. Insya Allah sukabumi maju," jelas Emil.

Desa Digital

Di Sukabumi, Emil juga memamerkan soal program yang pro untuk desa-desa di Jawa Barat salah satunya Desa Digital. Ia meminta desa yang belum punya Wifi gratis untuk melapor.

"Tahun ini 600 desa sudah kita pasang Wifi gratis, dengan teknologi baru pakai piringan. Sehingga tidak ada alasan lagi warga desa tidak punya kuota," kata Emil.

Emil juga membuka ruang bantuan propinsi yang besar kepada kota dan kabupaten di Jawa Barat. Namun bantuan itu akan disesuaikan dalam beberapa tahapan.

"Bantuan propinsi dibagi tiga, tahap 1 berdasar populasi, yang penduduk banyak bantuan banyak dan mohon maaf yang penduduknya sedikit bantuan menyesuaikan. Tahap 2 adalah disesuaikan dengan prestasi makin banyak prestasi kita tambah, IPM naik kita tambah, PKK bagus kita tambah dan tahap 3 adalah kabupaten yang semangat mensukseskan program propinsi ditambah juga," papar Emil.

Di tempat yang sama, Bupati Sukabumi Marwan Hamami menyebut Provinsi Jabar memberikan bantuan pada tahun 2020 salah satunya untuk Geopark Ciletuh.

"Karena Provinsi serius bantu Ciletuh, maka kita juga Pemkab Sukabumi akan memposisikan fokus untuk peningkatan destinasi (wisata) yang lain. Total bantuan kurang lebih di angka Rp 40 milyar untuk 8 kecamatan," ujar Marwan.

Marwan mengapresiasi bantuan itu adalah bentuk singkronisasi percepatan pembangunan pariwisata di Jabar dan Kabupaten Sukabumi.

"Bantuan itu kan bentuk sinkronisasi, untuk bisa mempercepat pembangunan pariwisata, baik pusat, provinsi dan kabupaten," tandasnya.

Mengenal Rowo Bayu yang Dikaitkan Kisah Horor KKN Desa Penari

Nama Rowo Bayu mencuat karena dikaitkan dengan kisah horor KKN di Desa Penari. Mari mengenal Rowo Bayu lebih dekat.

Rowo Bayu masih sangat asri untuk destinasi wisata. Gemericik air dan rerimbunan hijaunya pohon yang rindang menambah kesejukan dan keasrian, cocok untuk meditasi dan menyepi dari hingar bingar perkotaan.

Selain rawa yang seluas lapangan sepak bola, Rowo Bayu memiliki beberapa sumber mata air. Di antaranya Sumber Taman Kaputran, sumber taman Dewi Gangga, Sumber Kamulyaan dan Sumber Panguripan/ Rahayu. Sumber Kaputran dan Dewi Gangga berada di sebelah Barat Petilasan Prabu Tawang Alun. Sementara untuk Sumber Kamulyaan dan Sumber Panguripan/ Rahayu berada di belakang dari petilasan tersebut.

Untuk mencapai sumber-sumber mata air itu, pengunjung harus melewati pinggiran rawa yang luas tersebut.

Sumber ini dipercaya memiliki khasiat bagi orang meminumnya atau sekedar membasuh wajah ataupun bagian badan."Sumber Kaputran itu untuk mereka yang menginginkan penerus yang baik. Sumber Dewi Gangga ini untuk para wanita. Mereka percaya untuk kecantikan," ujar Mbah Saji, juru kunci Rowo Bayu kepada detikcom, Sabtu (31/8/2019).

Sementara sumber Kamulyaan dan Sumber Panguripan, kata Mbah Saji selalu ramai dikunjungi oleh pejabat dan masyarakat yang ingin kemuliaan dan memperbaiki kehidupan.

"Kamulyaan itu artinya kemuliaan sementara panguripan itu artinya kehidupan yang lebih layak. Lokasinya berada di belakang petilasan. Banyak pejabat yang datang ke sini. Maaf tidak bisa saya sebutkan nama. Tapi tidak hanya Banyuwangi dari Jakarta, Surabaya bahkan Kalimantan dan Sumatera juga pernah ada. Apalagi pas pemilu kemarin, ramai di sini," tambahnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar