Selasa, 31 Desember 2019

Uniknya Jepang Punya Jembatan Tradisional dari Tanaman Anggur

Jepang sangat menjaga kekayaan kultur dan dan warisan leluhurnya. Di balik sebuah lembah, ada jembatan jepang yang unik, terbuat dari tanaman anggur.

Iya Valley adalah sebuah lembah cantik yang dibuka sebagai tempat wisata di Prefektur Tokushima, Miyoshi. Lembah ini punya pemandangan indah dan hijau yang bisa menyegarkan pikiran.

Diintip detikcom dari berbagai sumber, Senin (8/8/2019) Iya Valley juga masih menyimpan warisan leluhur yang berumur ratusan tahun. Inilah Iya No Kazurabashi Bridge.

Iya No Kazurabashi adalah jembatan tradisional Jepang yang sudah berumur sekitar 900 tahun. Di bawah jembatan, mengalirlah sungai cantik dengan warna toska.

Jembatan Iya No Kazurabashi menjadi popular karena bahan yang membuatnya. Jembatan ini terbuat dari kayu yang diikat dengan batang tanaman anggur.

Sulur tanaman anggur menjadi pengikat dari tapak jembatan. Lebar antar pijakan adalah 10 inchi.

Bukan cuma bagian injakan, sulur tanaman anggur juga dibuat menjadi pegangan jembatan. Batang tanaman anggur diikat menjadi satu dan direntangkan ke ujung jembatan.

Menurut cerita masyarakat, jembatan ini dibangun oleh klan Heike. Saat itu mereka kalah perang dan melarikan diri ke Iya Valley.

Jembatan sulur ini dibangun dengan maksud sebagai perangkap musuh. Saat musuh lewat, klan Heike akan memotong jembatan dan melumpuhkan mereka.

Jembatan setinggi 14 meter masih bertahan hingga sekarang. Wisatawan bisa mencoba untuk merasakan sensasi jembatan tradisional ini dua kali dalam sehari, saat sunset dan sunrise. Jembatan ini pun hanya dibuka untuk satu arah saja.

Tiap 3 tahun sekali, jembatan ini akan kembali direnovasi untuk memastikan kelayakannya. Karena kini, jembatan tradisional seperti ini hanya tinggal 13 buah jumlahnya.

Dibuka sebagai salah satu atraksi, ada 3 jenis jembatan bergaya tradisional di lembah ini. Iya No Kazurabashi menjadi jembatan yang paling populer di Iya Valley.

5 Fakta Denmark, Negara Paling Anti Korupsi

Denmark punya banyak julukan, dari 'Negara Paling Bahagia' sampai 'Negara Paling Bebas Korupsi'. Berikut 5 fakta negaranya.

Denmark merupakan negara di kawasan Skandinavia di Eropa. Memang namanya belum sepamor Prancis atau Inggris untuk menjadi destinasi wisata, tapi Denmark punya banyak hal menarik untuk traveler.

Dirangkum detikcom, Kamis (15/8/2019) berikut 5 fakta negara Denmark:

1. Negara Paling Bahagia di Dunia

Jika menyebut negara paling bahagia di dunia, maka Denmark adalah salah satunya. United Nation atau PBB melalui World Happiness Report, tiap tahun mengeluarkan daftar negara paling bahagia di dunia. Denmark, selalu ada di posisi 5 besar.

Mengapa Denmark menjadi negara paling bahagia? Banyak jawabannya. Pemerintah Denmark memperhatikan betul faktor sosial, ekonomi, kesehatan sampai pekerjaan bagi warganya. Tahukah kamu. jatah cuti para pekerja di Denmark adalah 5 pekan atau 35 hari dalam setahun.

Rumah sakit-rumah sakit di sana pun gratis, baik untuk pengobatan hingga operasi. Sekolah-sekolah dan universitas-universitas juga banyak yang gratis, serta banyak bantuan beasiswa bagi yang berprestasi untuk terus belajar ke jenjang yang lebih tinggi. Bahkan orang yang masih menganggur turut mendapat tunjangan sampai dia mendapat pekerjaan.

2. Tempat Tinggal yang Tidak Jauh dari Laut

Fakta menarik dari Denmark adalah, tidak ada tempat tinggal yang jauh dari laut. Paling jauh, berjarak 52 km.

Denmark meliputi total luas tanah 43.094 km2. Wilayah negara ini terdiri dari Semenanjung Jutland dan kepulauan. Denmark memiliki total 8.750 km garis pantai.

Dekat dengan laut, membuat makanan Denmark tak jauh-jauh dari olahan seafood. Tentu, lezat dan menyehatkan bukan?

3. Negara Penjual Budak Pertama yang Melarang Perbudakaan

Denmark secara aktif berpartisipasi dalam perdagangan budak transatlantik pada tahun 1600-an. Namun menariknya, Denmark kemudian menjadi negara pertama yang melarang perbudakan.

Pada 1788, Paul Erdmann Isert (seorang dokter dan penulis) menerbitkan sebuah buku yang mengutuk perdagangan budak. Buku tersebut sampai di tangan penguasa Denmark, Christian VII. Dia pun terinspirasi dan mengeluarkan aturan pelarangan jual-beli budak.

Selanjutnya tahun 1792, tidak ada lagi jual-beli budak di Denmark. hal tersebut pun menginspirasi negara-negara lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar