Traveling memang menyenangkan, apalagi sampai bertemu jodoh. Seperti kisah pasangan ini, yang bertemu di pulau terpencil, menikah dan tinggal di sana.
Kisah cinta Mari Huws dan Emyr Glyn Owen bisa menjadi inspirasi untuk traveler. Mereka bertemu di sebuah pulau terpencil, menikah dan memutuskan untuk hidup dan bekerja di pulau ini. Romantis kan?
Dilansir detikcom dari BBC, Jumat (16/8/2019) pasangan ini bertemu di sebuah pulau kecil bernama Ynys Enlli atau Pulau Bardsey yang ada di Wales. Pulau ini bagian dari gugusan Kepulauan Britania.
Pulau ini tidaklah besar, lebarnya hanya 1 Km, panjang 1,6 Km dan luasnya 179 Hektar. Terdapat 10 pondok penginapan yang biasanya digunakan turis yang datang dan menginap.
Biasanya pulau ini digunakan para turis yang ingin menikmati liburan musim panas jauh dari kebisingan kota. Di pulau ini tidak ada listrik dan pasokan air minum berasal dari mata air. Lokasi yang pas jauh dari kebisingan kota, bukan?
Beberapa tahun lalu, dua sejoli ini bertemu di pulau ini. Mereka saling jatuh cinta dan menikah. Mereka pun punya mimpi untuk dapat kembali ke Pulau Bardsey dan bekerja di pulau ini.
Impian mereka pun terkabul, di mana mereka ditunjuk menjadi pengawas menggantikan sebuah keluarga yang mengundurkan diri. Tentu saja pasangan ini sangat bahagia karena itulah harapan mereka.
Dalam wawancaranya, Huws mengungkapkan bahwa pekerjaan ini adalah sebuah tantangan baru. Dia bersama istrinya juga punya impian hidup baru dengan lebih dekat alam.
"Akan banyak kegiatan yang tak biasa kamui lakukan. Melukis, berkebun dan mendekor. Namun semua itu bermanfaat dan menyenangkan. Juga akan ada hari-hari penuh kejutan di setiap musim dingin dan musim panas di pulau ini," ungkapnya.
"Aku tak sabar bercocok tanam tatkala musim semi, melihat apa saja yang tumbuh saat musim panas dan menyambut orang-orang yang datang berkunjung ke pulau ini," tambahnya lagi.
Tak hanya sebagai destinasi untuk liburan, Pulau Bardsey rumah bagi kehidupan Gereja Kristen Celtic sejak abad ke-6. Pulau ini terkenal sebagai pemakaman bagi 20.000 'orang suci' di abad pertengahan. Ibaratnya jika berziarah ke Pulau Bardsey sama dengan ziarah ke Roma.
Pasangan ini akan mulai bertugas September nanti selama 3 tahun ke depan. Mereka bersama timnya akan mengawasi dan menjaga pantai, terutama saat musim panas dimana turis ramai berkunjung.
Selamat bertugas ya!
Kemenhub Gandeng ITS, Bangun Kapal Wisata yang Bisa Lihat Bawah Laut
Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menggandeng Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) dalam membangun kapal wisata. Kapal wisata tersebut nantinya bisa melihat keindahan bawah laut.
"Saya ditugaskan oleh Pak Presiden untuk membangun kapal yang dapat melihat pemandangan bawah laut, untuk di Labuan Bajo dan Bunaken. Tetapi saya ingin bahwa kapal ini jangan dibeli dari luar negeri melainkan dibuat di dalam negeri. Kita tahu ITS punya keunggulan dalam mendesain dan melakukan persiapan-persiapan kapal, oleh karenanya saya datang ke Pak Rektor (ITS) untuk bekerja sama membangun kapal ini," jelas Menhub Budi Karya dalam keterangannya, Kamis (15/8/2019).
Menhub meminta desain kapal yang dibuat untuk mengadopsi kearifan lokal dan keunikan dari masing-masing daerah.
"Kita memang minta kepada ITS buat ini menjadi suatu desain yang mewah dan memiliki kearifan lokal. Misal kapal di Bunaken dengan gaya Manado, di Labuan Bajo dengan gaya NTT," ujar Menhub.
Rencananya, kapal pariwisata ini akan dibuat dengan desain eco glass bottom boat, dibuat dengan kaca atau bahan lain yang tembus pandang di bagian bawah kapal. Jadi, para penumpang dapat melihat ikan dan pemandangan bawah air di lautan dari perahu itu sendiri.
Perahu ini dirancang untuk orang-orang yang menyukai keindahan panorama bawah laut tanpa perlu menyelam ke dalam air. Pada dek kapal, akan tersedia tempat duduk penumpang yang berdampingan dengan jendela kaca transparan.
Desain ini dibuat agar para penumpangnya dapat melihat pemandangan biota laut dari dalam kapal. ITS akan memproduksi 2 (dua) buah kapal yang akan ditempatkan di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur serta Pulau Bunaken, Manado guna mendukung sektor pariwisata. Ke depannya Menhub mengajak pihak swasta turut berinvestasi membangun kapal-kapal pariwisata.
Proses pembuatan kapal sendiri direncakan akan memakan waktu total 5 bulan, dengan tahapan, studi kelayakan 2 bulan, desain dasar atau DED (Detailed Engineering Design) 2 bulan, serta tahap produksi selama 3 bulan.
"Kami minta tahap DED selesai sebelum bulan Oktober, sehingga kita harapkan sebelum lebaran tahun depan kedua kapal ini sudah selesai. Ke depannya, bukan pemerintah lagi yang invest, melainkan pihak swasta," tambahnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar