Qatar Airways tetap beroperasi di tengah badai virus Corona. Manajemen menyadari cepat atau lambat mereka bakal kehabisan uang.
Qatar Airways menjadi salah satu dari sedikit maskapai yang tetap melayani penumpang melalui penerbangan komersial saat wabah virus Corona. Setidaknya, mereka bakal beroperasi hingga dua pekan ke depan dengan mengoperasikan 1.800 penerbangan.
Kepala Eksekutif Qatar Airways, Akbar al-Baker, menyebut operasional maskapai di tengah wabah Corona bukanlah sebuah keputusan yang menguntungkan. Sebab, jumlah penumpang anjlok dan banyaknya negara yang ditutup.
Tapi, Qatar Airways menerima banyak permintaan dari negara lain. Negara-negara tersebut membutuhkan maskapai untuk memulangkan warga negara mereka yang terkunci di negara lain.
Untuk itu, maskapai Timur Tengah itu mengoperasikan penerbangan ke Eropa, Asia, termasuk Denpasar, dan Australia.
Anjloknya jumlah penumpang itu, tingkat keterisian bangku penumpang cuma 50 persen, membuat Qatar Airways harus rela membakar uang.
Belum lagi dengan masalah rute yang harus dihadapi Qatar Airways. Mereka tak bisa menggunakan rute biasa. Kadang kala, mereka harus terbang lebih jauh untuk menyiasati negara-negara yang sudah ditutup.
"Kami akan terbang selama diperlukan dan kami diminta untuk memulangkan orang-orang yang terlantar ke rumah mereka. Kami bisa melakukannya asalkan mereka berada di wilayah udara terbuka dan bandara terbuka," kata Baker seperti dikutip Reuters, Minggu (29/3/2020).
"Kami telah menerima banyak permintaan dari pemerintah di seluruh dunia, kedutaan besar di negara-negara tertentu. Mereka meminta Qatar Airways untuk tidak berhenti terbang," Baker menambahkan.
Untuk cadangan yang yang kian menipis, Baker mau tak mau akan meminta subsidi kepada pemerintah.
"Kami pasti akan pergi ke pemerintah kami pada akhirnya," ujar Baker.
"Kami tidak mengambil keuntungan ... ini adalah waktu untuk melayani orang-orang yang ingin bersama orang yang mereka cintai dalam waktu yang sangat sulit," kata Baker.
Sejauh ini, Qatar sudah mengurangi 50 persen pesawat yang beroperasi. Qatar Airways memberikan cuti yang dibayar dan tidak dibayar kepada karyawan. Baker juga mengatakan bahwa ia tak menerima gaji sampai maskapai kembali beroperasi penuh.
Perhatian! Pemerintah Hapus Mudik Gratis Lebaran Tahun Ini
Setelah Kementerian Perhubungan, giliran Kementerian BUMN yang mengumumkan pembatalan mudik gratis tahun ini. Itu langkah untk menekan penyebaran virus Corona.
Mudik gratis merupakan tradisi yang dimiliki oleh Kementerian Perhubungan. Tapi, tahun ini, Kemenhub tak akan lagi menggelarnya.
Keputusan untuk tak menggelar mudik gratis itu diambil untuk menekan penyebaran wabah virus Corona COVID-19 di Indonesia. Pemerintah sedang mengampanyekan agar masyarakat di rumah saja dan #jagajarakdulu.
Keputusan itu diumumkan oleh Staf Khusus Menteri BUMN, Arya Sinulingga dengan menyampaikan pesan dari Menteri BUMN Erick Thohir.
"Atas arahan dari Pak Menteri, kami cukup sedih akhirnya terpaksa batalkan mudik gratis yang dilakukan oleh BUMN yang telah dilakukan bertahun-tahun selama ini. Sekarang seperti kata Pak Erick bahwa kita jangan mudik, kita jaga keluarga kita, di kampung maupun di kota," tutur Arya, Minggu (29/3/2020).
Dana mudik gratis itu biasanya diambil dari pos CSR BUMN. Nah, saat ini, pemerintah memang sedang membutuhkan dana untuk penanganan penyebaran COVID-19.
"Maka yang selama ini dana-dana yang dipakai untuk mudik gratis yang bagian dari CSR BUMN akan dialihkan dan diprioritaskan untuk kesehatan. Dalam hal ini prioritas kita menghadapi corona maka dana tersebut akan diprioritaskan untuk menghadapi corona. Ini adalah langkah yang dimintakan oleh Pak Erick kepada semua BUMN supaya dengan pengalihan ini masyarakat Indonesia akan cepat terbantu," dia menambahkan.
Menurut data yang dipegang Arya, tahun ini seharusnya ada 275 ribu pemudik yang diberangkatkan melalui mudik gratis Kementerian BUMN. Diharapkan seluruh pemudik itu juga tidak merealisasikan niatnya mudik tahun ini.