Ahli Virologi dan Molekuler Biologi Universitas Udayana Prof I Gusti Ngurah Mahardika mengatakan proses pembuatan dan pengembangan ragam vaksin harus diawasi dan diaudit secara ketat oleh lembaga terkait. Menurutnya, audit vaksin wajib dilakukan dalam masa praproduksi, produksi dan pascaproduksi untuk menjamin vaksin aman digunakan.
"Halalnya vaksin juga penting bagi masyarakat Indonesia. Ini juga harus menjadi perhatian. Jadi nanti setelah vaksin beredar di masyarakat, juga akan tetap diaudit secara terus menerus. Sehingga vaksin ini benar-benar aman untuk digunakan oleh seluruh lapisan masyarakat," ujarnya dalam keterangan tertulis, Selasa (3/11/2020).
Anggota Tim Pengembangan Vaksin Merah Putih ini menjelaskan tiap metode pembuatan vaksin memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing. Hal yang harus diperhatikan adalah proses urgensinya. Jika vaksin dibutuhkan di masa pandemi seperti saat ini, kecepatan pembuatan vaksin dan regulasi sangat dibutuhkan dengan tetap memperhatikan keamanan vaksin.
Lebih lanjut dalam Konferensi Pers 'Tata Cara Menemukan Vaksin' dia juga menjelaskan vaksin yang diinaktivasi seperti yang kini tengah dikembangkan oleh lembaga yang membuat vaksin COVID-19 'Sinovac', adalah pembuatan vaksin paling lazim yang sering digunakan dalam dunia kesehatan.
"Ada juga vaksin berbasis vektor adenovirus yang disuntikkan ke dalam tubuh dan di mana nantinya tubuh kita sendiri yang akan membuat vaksin. Pemberian vaksin seperti ini lebih mudah karena dapat dilakukan lewat oral. Ada juga ragam vaksin sub-unit yang berbasis protein," jelasnya.
Sebagai informasi, keamanan vaksin merupakan salah satu fokus utama dalam pembuatan vaksin, mulai dari uji praklinis, kemudian uji klinis fase satu yang melibatkan puluhan relawan, uji klinis fase dua yang melibatkan ratusan relawan dan uji klinis fase tiga yang melibatkan ribuan relawan. Vaksin adalah salah satu cara yang dapat ditempuh untuk mengakhiri pandemi ini.
https://kamumovie28.com/perfect-day-2016/
Testing COVID-19 Turun Tiap Week End, Satgas: Ingat Virus Tidak Pernah Libur!
Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19, Prof Wiku Adisasmito mengatakan bahwa di setiap akhir minggu atau libur panjang terjadi tren penurunan testing. Hal ini tengah diantisipasi, mengingat virus bisa terus menyebar sepanjang waktu.
"Ini merupakan salah satu tantangan yang sedang dicoba untuk diselesaikan. Ingat, bahwa virus ini tidak pernah libur. Sehingga adanya hari libur ini bisa diantisipasi ke depannya," tegas Prof Wiku dalam konferensi pers yang disiarkan di channel YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (3/11/2020).
Salah satu antisipasi yang akan dilakukan untuk menekan angka penularan COVID-19 adalah dengan menambah jam operasional kerja laboratorium. Hal ini agar kinerja lab tetap bisa bekerja sebagaimana mestinya.
Prof Wiku mengatakan, antisipasi ini tentunya akan diikuti bersamaan dengan pertimbangan insentif yang tentunya memadai untuk para pekerja laboratorium.
"Satgas juga terus berkoordinasi dengan pemerintah daerah untuk meningkatkan kapasitas laboratorium dan fasilitas pendukung lainnya seperti reagen," katanya.
Namun, Prof Wiku juga menyebutkan adanya kendala tengah dihadapi dalam pelaksanaan testing. Misalnya seperti wilayah testing yang tersebar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar