Berbagai kegiatan bisa dicoba untuk menghilangkan rasa lesu di pagi hari. Mulai dari minum kopi, meditasi atau yoga, hingga olahraga ringan. Anda bisa mengajak pasangan agar bersemangat melakukannya.
Morning sex bisa menjadi pilihan sebagai olahraga ringan. Seks di pagi hari secara rutin diketahui dapat membakar kalori. Terlebih, stamina di pagi hari biasanya masih melimpah ruah.
Dikutip dari berbagai sumber, berikut 4 posisi morning sex yang bisa dicoba pasutri:
1. Spooning
Posisi ini bisa dilakukan saat sedang berpelukan. Ketika saling berdekatan dan masih berbaring, Anda bisa merasa sangat nyaman saat melakukan aktivitas seks di atas kasur sembari mencium pasangan Anda.
2. Reverse cowgirl
Pria menyukai posisi ini dan bisa menjadi posisi yang sempurna bagi pasangan untuk melakukannya di pagi hari. Lewat posisi ini, pria bisa mengatur kecepatan saat bercinta agar hubungan seks bertahan lebih lama.
3. Missionary yang dimodifikasi
Pasutri dapat mencoba posisi ini dengan beralih dari misionaris, pertama-tama angkat lutut ke arah dada, lalu regangkan kaki ke atas. Hal ini memungkinkan penetrasi lebih dalam serta bercinta jadi lebih lama.
4. Shower sex
Cukup berbalik saat mandi dan biarkan pria menyentuh tubuh wanita. Sensasinya akan terasa luar biasa saat pria mulai memijat tubuh wanita sambil mandi di bawah pancuran air.
https://indomovie28.net/movies/the-doll-2/
Siap Divaksin Tapi Fobia Jarum Suntik? Kenali Fakta-fakta Trypanophobia
Program vaksinasi COVID-19 sudah mulai dilaksanakan di Indonesia. Di saat banyak orang begitu antisias menyatakan 'siap divaksin', ada juga yang cemas karena fobia jarum suntik atau dikenal sebagai trypanophobia.
Suka atau tidak suka, vaksin dimasukkan ke dalam tubuh dengan injeksi atau suntikan di lengan atas. Bagi pengidap fobia jarum suntik, ini bukan hal yang mudah untuk dihadapi.
Apa sih penyebab fobia jarum suntik?
Menurut psikiater dari RSUD Kembangan, Jakarta Barat, dr Prianto Djatmiko, SpKJ, fobia jarum bisa disebabkan oleh trauma masa kecil. Misalnya, sering ditakut-takuti dengan jarum suntik.
"Sering ditakut-takuti, misalnya, kalau nakal nanti disuntik ya. Jadi itu kebawa, tapi bisa diatasi, bisa diterapi, dikurangi intensitas ketakutannya," kata dr Prianto saat dihubungi detikcom, Jumat (15/1/2021).
dr Prianto juga menjelaskan, fobia jarum merupakan bukan suatu kondisi gangguan jiwa yang berat, sehingga dapat diobati dan tidak perlu khawatir. Selain itu, tidak serta-merta orang yang takut pada sesuatu, misalnya, pada jarum bisa disebut sebagai fobia.
"Kalau dihubungkan dengan masalah kejiwaan harus dibuktikan melalui pemeriksaan, nggak bisa diklaim begitu saja untuk memastikan itu suatu bentuk fobia atau bukan," jelasnya.
"Kalau hanya sekadar upaya karena ketakutan atau kekhawatiran yang lain jelas beda. Itu sebenarnya bukan masalah besar, itu kecemasan yang bisa diatasi, dengan relaksasi, dengan pendekatan-pendekatan terapi, jadi bisa di handle," tambahnya.
Separah apa dampak fobia jarum suntik?
Menurut dr Prianto, tingkat fobia pada seseorang bisa dilihat dari reaksi yang ditimbulkan ketika mereka melihat benda yang ditakuti. Contohnya, pada kasus yang berat gejalanya bisa sampai pingsan.
"Kalau yang berat itu biasanya mereka sampai menimbulkan kondisi-kondisi fisik tertentu, misalnya, dia sampai berdebar-debar, berkeringat, bahkan pingsan atau sampai histeris," ujarnya.
Meski begitu, dr Prianto menegaskan, fobia jarum bukanlah suatu kondisi gangguan jiwa yang berat dan tetap bisa diatasi, sehingga pelaksanaan vaksinasi COVID-19 bisa tetap berjalan dengan baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar