Jumat, 15 Januari 2021

Ditekan Signal dan Telegram, WhatsApp Bakal Tumbang?

 Kebijakan privasi baru WhatsApp memicu kontroversi dan membuat rivalnya, terutama Telegram dan Signal, bangkit. Terbukti jumlah download Signal dan Telegram meningkat pesat. Apakah fenomena ini merupakan ancaman bagi WhatsApp dan mereka bakal tumbang?

Menurut data dari Sensor Tower, Signal di-download secara global 246 ribu kali seminggu sebelum WhatsApp mengumumkan aturan privasi baru. Seminggu setelah kebijakan itu diumumkan, download Signal meningkat tajam menjadi 8,8 juta kali.


Telegram malah lebih melesat lagi. Download Telegram adalah 6,5 juta kali seminggu sebelum 28 Desember 2020 dan menjadi 11 juta kali seminggu kemudian.

Dikutip detikINET dari BBC, Kamis (14/1/2021) jumlah download WhatsApp terpantau menurun dari angka 11,3 juta kali menjadi 9,2 juta kali dalam periode waktu yang sama. Apakah ini pertanda WhatsApp bakal tumbang ditekan oleh Signal dan Telegram?


Tentu peningkatan download itu membuat pihak Telegram dan Signal lebih optimistis, namun bukan berarti mereka dapat mengalahkan WhatsApp dalam waktu dekat. Dengan jumlah pengguna sudah tembus 2 miliar, kekuatan WhatsApp sangat besar dan biasa dipakai oleh banyak orang.


"Akan sulit bagi para rival untuk mematahkan kebiasaan user dan WhatsApp akan terus menjadi salah satu platform messaging yang paling populer dan paling luas digunakan," cetus Craig Chapple selaku Mobile Insight Strategist di Sensor Tower.


"Akan menarik untuk melihat apakah tren yang terjadi belakangan ini akan menetap atau para user akan kembali pada apa yang mereka ketahui (WhatsApp)," tambahnya.


Adapun peralihan user dari satu aplikasi seperti WhatsApp ke aplikasi yang lain dinilai bukan sesuatu yang luar biasa. "Peralihan di aplikasi messaging dan medsos tidak luar biasa. Karena aplikasi sosial fungsi utamanya adalah berkomunikasi dengan orang lain, pertumbuhannya bisa menjadi cukup cepat berdasarkan peristiwa apa yang sedang terjadi saat ini," kata Amir Ghodrati dari App Annie.

https://tendabiru21.net/movies/rurouni-kenshin-part-ii-kyoto-inferno/


Tim WHO Tiba di Wuhan Selidiki Asal Pandemi Corona


Tim WHO tiba di Wuhan, China, tempat virus Corona pertama kali terdeteksi. Beranggotakan 10 orang, tim peneliti internasional ini akan melakukan penyelidikan yang sensitif secara politik tentang asal-usul virus.

Dikutip dari ABC News, Kamis (14/1/2021) tim ini akhirnya telah disetujui oleh pemerintahan Presiden China Xi Jinping setelah melalui perselisihan diplomatik selama berbulan-bulan yang memicu keluhan publik seluruh dunia.


Ilmuwan menduga, virus yang telah menewaskan 1,9 juta orang sejak akhir 2019 itu menular ke manusia dari kelelawar atau hewan lain, kemungkinan besar di barat daya China. Partai Komunis China yang tersinggung dengan sebutan bahwa negaranya membiarkan penyakit itu menyebar, mengatakan virus itu berasal dari luar negeri, kemungkinan dari makanan laut impor. Namun para ilmuwan menolaknya dan bersikeras melakukan investigasi.


Berdasarkan laporan stasiun TV China CCTV yang menyiarkan kedatangan tim WHO, anggota tim investigasi ini termasuk virus dan pakar lain dari Amerika Serikat, Australia, Jerman, Jepang, Inggris, Rusia, Belanda, Qatar, dan Vietnam.


Seorang juru bicara pemerintah mengatakan, minggu ini mereka akan bertukar pandangan dengan para ilmuwan China, tetapi tidak memberikan indikasi apakah mereka akan diizinkan untuk mengumpulkan bukti atau tidak.


Tim ini akan menjalani karantina selama dua minggu serta tes swab tenggorokan dan tes antibodi untuk COVID-19, lalu mulai bekerja dengan para ahli di China melalui konferensi video saat berada di karantina.


Sebelumnya, China menolak tuntutan untuk penyelidikan internasional di negaranya setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump terang-terangan menyalahkan China atas penyebaran virus.


Lalu Australia pun meminta penyelidikan independen pada bulan April 2020. Pemerintahan Beijing kemudian membalasnya dengan memblokir impor daging sapi, anggur, dan barang-barang asal Australia lainnya.


Salah satu kemungkinannya adalah, pemburu satwa liar menularkan virus kepada pedagang yang membawanya ke Wuhan. Salah satu anggota tim WHO, ahli zoologi Peter Daszak dari grup AS, EcoHealth Alliance mengatakan hal ini kepada Associated Press pada November 2020.

https://tendabiru21.net/movies/robin-hood-the-rebellion/


Tidak ada komentar:

Posting Komentar