Gunung Kelud punya pesona tersendiri setelah meletus lima tahun silam. Fasilitas di sana semakin membaik dan kini menyedot wisatawan.
Dihimpun detikcom, Selasa (17/9/2019), Gunung Kelud berada di perbatasan antara Kabupaten Kediri, Kabupaten Blitar, dan Kabupaten Malang. Pengelolaannya sendiri diatur penuh oleh Pemkab Kediri.
Gunung Kelud menjadi salah satu gunung teraktif di Indonesia yang telah meletus hingga 30 kali sejak tahun 1.000 masehi. Gunung ini memliki besaran letusan di skala 5 dari 8 level, artinya letusannya sangat besar menurut Volcanic Explosivity Index (VEI).
Gunung Kelud masuk dalam tipe stratovulkan, yakni letusannya yang eksplosif. Ada jarak yang relatif pendek bagi Gunung Kelud meletus kembali, yakni 9-25 tahun.
Itu salah satu penyebabnya jadi gunung yang sangat berbahaya bagi masyarakat sekitar. Terlebih lagi gunung itu memiliki danau kawah yang jika ada letusan akan meyemburkan begitu banyak massa lahar.
Puncak-puncak tebing di Gunung Kelud saat ini adalah sisa-sisa masa purba yang tergerus letusan berkali-kali. Puncak Kelud adalah yang tertinggi berposisi di timur laut kawah, lainnya yakni Puncak Gajahmungkur di sisi barat dan Puncak Sumbing di sisi selatan.
Menyoal wisata yang ada di sana, ada momen-momen favorit untuk mengunjunginya. Kamu harus tahu, momen yang pertama adalah saat siluet matahari terbit dan terhalang ketiga puncaknya.
Musim kemarau dan saat petang juga merupakan momen favorit para pendaki karena dapat motret barisan pegunungan lainnya. Momen terakhir adalah saat Festival Kelud di bulan Muharram yang juga jadi acara pelarungan sesajen di kawahnya.
Setelah erupsi tahun 2014, anak Gunung Kelud yang sempat muncul berubah menjadi kawah lagi. Kini, Gunung Kelud punya wajah baru yang semakin indah
Pengelola wisata Gunung Kelud di Jawa Timur pun terus berbenah. Akses jalan aspal yang rusak kini diganti dan juga diperlebar dengan jalan beton.
Lalu-lalang motor ojek ke tepi kawah Gunung Kelud semakin lancar. Jadilah kini Gunung Kelud wajah baru yang semakin indah dan mudah dinikmati.
Rumah Sakit Tertua di Indonesia, Ada di Cimahi Peninggalan Belanda
Rumah Sakit (RS) Dustira yang terletak di Jalan Dustira, Kota Cimahi merupakan salah satu rumah sakit tertua di Indonesia. Sebelum dikelola oleh TNI pada 1950, rumah sakit ini diberi nama Militaire Hospital oleh Pemerintah Hindia Belanda.
Dibangun pada abad ke-18, Militaire Hospital merupakan tempat perawatan tentara Belanda yang terluka di medan perang. Rumah sakit ini menjadi salah satu sarana penunjang komando militer atau Garnisun Belanda di Kota Cimahi.
Sedikit bercerita ke belakang, Kota Cimahi merupakan salah satu wilayah yang dilewati Jalan Raya Pos (de Groote Postweg) yang dirancang Gubernur Jenderal Herman Willem Daendels sepanjang 1.000 kilometer dari Anyer sampai Panarukan.
Pascakekalahan Belanda dari Inggris di Batavia pada tahun 1811, beberapa puluh tahun kemudian Cimahi dipilih sebagai komando militer karena lokasinya berada di simpang jalur kereta api dan Jalan Raya Pos, sehingga lebih memudahkan mobilisasi pasukan.
Untuk menunjang hal itu Belanda membangun rumah sakit dan het Militaire Huis van Arrest (rumah tahanan militer yang kini menjadi Penjara Poncol) di Kota Cimahi.
Baru pada tahun 1949, ketika ada pengakuan kemerdekaan oleh Kerajaan Belanda. Rumah sakit ini diserahterimakan kepada TNI yang diwakili oleh Letkol dr. Raden Kornel Singawinata (Letkol Singawinata).
Rumah sakit pun berganti nama dari Militaire Hospital menjadi Rumah Sakit Territorium III dengan Letkol Singawinata menjadi kepala rumah sakitnya. Tujuh tahun kemudian, Panglima Territorium III, Kolonel Kawilarang memberi nama Rumah Sakit Dustira.
Pemberian nama ini merupakan penghargaan terhadap kepada Mayor dr. Dustira Prawiraamidjaya yang berjasa dalam mengobati prajurit Territorium III di masa perjuangan melawan penjajah.
Hingga saat ini, rumah sakit seluas 14 hektare tersebut masih berdiri kokoh. Meski sudah memasuki era modern, nuansa heritage-nya masih terlihat dan terasa.
Untuk mengentaskan rasa penasaran, detikcom bersama Komunitas Tjimahi Heritage, menjelahahi Rumah Sakit Dustira. Salah satu area yang dikunjungi adalah monumen Letkol Singawinata, lokasinya berada di pintu barat RS Dustira sekarang.
Bangsal atau ruang perawatan pun masih sama seperti dulu. Langit-langit dan pintunya tinggi. Kemudian ada juga kolam teratai dan menara sumur di sebelah timur rumah sakit.
Ketua Tjimahi Heritage, Machmud Mubarok mengatakan dahulu pintu masuk ke RS Dustira diapit oleh dua bangunan kembar. Bangunan awal itu kemudian direnovasi menjadi pintu masuk IGD.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar