Investor startup yang juga merupakan pendiri perusahaan modal ventura Indies Capital dan AC Ventures, Pandu Patria Sjahrir mendukung rencana pemerintah yang akan menarik pajak pertambahan nilai (PPN) sebesar 10 persen dari perusahaan digital yang beroperasi di Indonesia.
Menurutnya, dengan membayarkan pajak, maka keberadaan dari perusahaan tersebut di Indonesia menghasilkan nilai tambah tersendiri.
"Menurut saya itu nilai tambah yang pas. Hanya memang harus dilihat juga agar pemain-pemain digital buka full disini. Kita yang investasi ingin semua timnya disini. Termasuk knowledge center-nya. Jadi jangan hanya tim marketing. Dengan demikian, bayar pajaknya disini, nilai tambahnya juga disini. Jadi kami searah lah dengan pemerintah," ujar Pandu dalam keterangannya, Minggu (21/6/2020).
Penarikan pajak bagi perusahaan digital adalah salah satu upaya yang dilakukan pemerintah untuk meningkatkan penerimaan negara. Terlebih defisit fiskal pada tahun ini diproyeksi akan melebar hingga 6,34 persen terhadap produk domestik bruto (PDB) akibat kebutuhan pembiayaan untuk penanggulangan dampak pandemi Covid-19.
Pandu berharap, dengan ditariknya pajak dari perusahaan digital, hal tersebut dapat semakin membantu bisnis digital di Indonesia. Ia menilai proses yang berjalan mulai dari pemerintah mendengarkan masukan dari pengusaha hingga pengambilan keputusan mengenai hal tersebut sudah berjalan dengan baik.
"Saya yakin pendapatan itu pasti akan bermanfaat untuk negara. Saya rasa negara juga sudah membuktikan bahwa sangat membantu bisnis digital untuk berkembang. Yang penting ke depan bagaimana kita bisa selalu berkomunikasi dengan pemerintah," terangnya.
Diberitakan sebelumnya, pemerintah Republik Indonesia akan menarik pajak pertambahan nilai (PPN) sebesar 10 persen dari perusahaan digital yang beroperasi di Indonesia. Hal ini tertuang dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 48 Tahun 2020 yang mulai berlaku pada 1 Juli 2020.
Beberapa contoh produk digital yang akan dikenakan PPN 10 persen adalah mengunduh atau streaming melalui aplikasi untuk jenis buku, perangkat lunak komputer, game, majalah, film, musik, dan surat kabar. Selain itu, layanan online seperti iklan, desain, pemasaran dan layanan konferensi video seperti zoom juga akan ditarik pajaknya.
Setelah PMK tersebut berlaku, maka nantinya akan ditunjuk perusahaan pemungut kepada pelanggan mulai Agustus 2020. Dengan demikian, seluruh perusahaan digital dari luar negeri seperti Facebook, Spotify, Netflix, hingga Zoom harus membayarkan pajaknya ke pemerintah.
Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) juga sebelumnya menyatakan bahwa potensi PPN yang berasal dari produk digital di Indonesia mencapai sekitar Rp 10 triliun. Hal itu menyusul nilai transaksi produk digital di Indonesia yang mencapai Rp 110 triliun.
Sederet Profesi Alternatif yang Bisa Dilakoni di Masa Pandemi
Penjual lepas atau sales bisa menjadi profesi alternatif di masa pandemi. Dengan kegigihan yang tinggi profesi ini bisa memberikan pemasukan tambahan di saat ekonomi sedang sulit.
Pakar marketing Hermawan Kartajaya menilai ada dua profesi sales yang cocok di masa pandemi Corona, pertama sales asuransi jiwa dan menjadi anggota MLM. Keduanya sama-sama menjual produk dengan sistem yang sudah ada.
Tapi untuk menjalaninya tentu tidak mudah. Menjadi sales harus memiliki mental baja dan tidak mudah menyerah. Selain itu harus memiliki jaringan yang luas.
"Itu pun nggak gampang, sering ditolak-tolak ya jangan gampang sakit hati," ujarnya kepada detikcom, Minggu (21/6/2020).
Hermawan pun memberikan tips, untuk menjadi sales yang baik harus menguasai customer knowledge. Itu artinya seorang sales harus memahami apa yang menjadi kebutuhan customernya.
"Namanya jualan ya sebetulnya selling itu kan make people buy. Membuat orang lain mau membeli, itu otomatis customer number one. Jadi bukan product knowledge saja, tapi juga customer knowledge," terangnya.
Menurutnya banyak sales yang justru keliru dengan hanya menguasai produknya saja atau product knowledge. Jika dia menghadapi target yang tidak membutuhkan produk itu maka tenaga yang dikeluarkan untuk menawarkan produk akan terbuang percuma.
"Banyak yang keliru memang, ketika orang sudah menguasai product knowledge terus dia ngoceh-ngoceh tawarin produknya maka orang akan beli, kan tidak. Si customernya butuh atau tidak, apa lagi masa pandemi saat ini semua orang sedang berhemat. Paling hanya alat-alat kesehatan yang dibutuhkan, obat-obatan," tuturnya.
https://indomovie28.net/kamen-rider-ryuki-episode-46/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar