Lomba wisata luar angkasa makin memanas. Berbagai perusahaan makin gencar menawarkan kepada turis untuk menikmati pemandangan antariksa, seperti merasakan sensasi spacewalk.
Adalah Space Adventures, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang pariwisata luar angkasa, baru saja mengumumkan kerja sama dengan Roscosmos. Space Adventures telah memesan dua kursi penumpang Soyuz untuk menuju ke Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) pada 2023.
Berkolaborasi bersama Badan Antariksa Rusia tersebut, Space Adventures akan menyuguhkan pengalaman yang tidak ditawarkan Virgin Galactic atau SpaceX sekalipun, bahkan juga astronaut pun terbilang jarang, yaitu spacewalk.
Spacewalk merupakan aktivitas yang dilakukan astronaut di luar ISS, yang mana mereka akan melayang-layang di ruang hampa.
"Kami telah menandatangani kontrak dengan Energia (bagian dari Roscosmos) yang akan memungkinkan dua peserta luar angkasa untuk mengunjungi ISS selama 14 hari dan akan bergerak maju setelah kami mengidentifikasi dan membuat kontrak dengan pelanggan," ujar Juru Bicara Space Adventures Stacey Tearne dilansir dari Space, Senin (29/6/2020).
Space Adventures bukanlah pemain baru di bidang pariwisata luar angkasa ini. Perusahaan yang bermarkas di Virginia, AS, itu tercatat telah menerbangkan tujuh penumpang dalam delapan perjalanan ke ISS antara tahun 2001 dan 2009.
Co-Founder Microsoft Charles Somonyi adalah pelanggan setianya, di mana ia dua kali terbang ke ISS. Penerbangan tersebut dilaporkan berkisar antara USD 20 juta hingga USD 35 juta untuk satu perjalanannya.
Sementara itu, pesaing Space Adventures, sebut saja Virgin Galactic kian menyempurnakan wisata antariksanya dengan memanfaatkan pesawat SpaceShipTwo. Perusahaan besutan Richard Branson bahkan sukses melakukan uji penerbangan yang keduanya.
Selain itu, ada Space Perspective. Perusahaan ini menjanjikan wisata luar angkasa yang tidak biasa, dengan menggunakan balon udara yang telah dirancang khusus.
Waduh, Facebook Dipakai Jualan Artefak Curian Bersejarah
Facebook bisa dipakai untuk mempromosikan barang jualan. Tapi kalau yang dijual adalah artefak bersejarah hasil curian, bahaya nih urusannya.
Para akademisi dan liputan BBC mengangkat masalah penjualan artefak bersejarah di Facebook. Artefak ini adalah hasil jarahan dari situs bersejarah di Irak dan Suriah yang porak poranda akibat perang.
Facebook pun akhirnya mendengarkan protes para akademisi. Dilansir Daily Mail, Senin (29/6/2020) Facebook akhirnya mengubah aturan Facebook Community Standards.
Facebook pun melarang penggunanya untuk membeli, menjual, memperdagangkan, mendonasikan, menghadiahkan artefak bersejarah dalam postingan mereka. Artefak ini contohnya koin kuno, gulungan dokumen, manuskrip, patung, mosaik bahkan bagian tubuh mumi.
"Artefak bersejarah punya nilai budaya penting untuk masyarakat di seluruh dunia, menjualnya adalah tindakan yang buruk," kata Manajer Kebijakan Publik Facebook, Greg Mandel kepada BBC.
Facebook mengatakan komitmennya untuk mencegah penjualan artefak curian. Mereka melarang pertukaran, penjualan atau pembelian benda bersejarah di Facebook dan Instagram.
Facebook juga menyiapkan artificial intelligence untuk mengidentifikasi postingan benca bersejarah. Ini adalah langkah yang dinilai positif, sebagai tindak lanjut laporan berita BBC dan desakan para arkeolog.
Tahun 2019, BBC menemukan artefak Romawi dari Suriah dijual di Facebook. Ada juga manuskrip era kejayaan Islam dijual di Turki. Facebook pun telah menutup 49 grup terkait penjualan artefak bersejarah.
Profesor Amr Al Azm dari Shawnee State University, Ohio, AS mengatakan sangat prihatin dengan penjualan artefak secara terang-terangan di media sosial. Dia mengatakan masih ada sekitar 120 grup di Facebook dengan anggota paling banyak 437 ribu orang.
Grup ini menjangkau sampai Timur Tengah dan Afrika Utara. Ada juga pasar gelap yang mendanai organisasi kriminal, faksi perang dan kelompok radikal.
https://cinemamovie28.com/cast/benoit-pilot/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar