Facebook bisa dipakai untuk mempromosikan barang jualan. Tapi kalau yang dijual adalah artefak bersejarah hasil curian, bahaya nih urusannya.
Para akademisi dan liputan BBC mengangkat masalah penjualan artefak bersejarah di Facebook. Artefak ini adalah hasil jarahan dari situs bersejarah di Irak dan Suriah yang porak poranda akibat perang.
Facebook pun akhirnya mendengarkan protes para akademisi. Dilansir Daily Mail, Senin (29/6/2020) Facebook akhirnya mengubah aturan Facebook Community Standards.
Facebook pun melarang penggunanya untuk membeli, menjual, memperdagangkan, mendonasikan, menghadiahkan artefak bersejarah dalam postingan mereka. Artefak ini contohnya koin kuno, gulungan dokumen, manuskrip, patung, mosaik bahkan bagian tubuh mumi.
"Artefak bersejarah punya nilai budaya penting untuk masyarakat di seluruh dunia, menjualnya adalah tindakan yang buruk," kata Manajer Kebijakan Publik Facebook, Greg Mandel kepada BBC.
Facebook mengatakan komitmennya untuk mencegah penjualan artefak curian. Mereka melarang pertukaran, penjualan atau pembelian benda bersejarah di Facebook dan Instagram.
Facebook juga menyiapkan artificial intelligence untuk mengidentifikasi postingan benca bersejarah. Ini adalah langkah yang dinilai positif, sebagai tindak lanjut laporan berita BBC dan desakan para arkeolog.
Tahun 2019, BBC menemukan artefak Romawi dari Suriah dijual di Facebook. Ada juga manuskrip era kejayaan Islam dijual di Turki. Facebook pun telah menutup 49 grup terkait penjualan artefak bersejarah.
Profesor Amr Al Azm dari Shawnee State University, Ohio, AS mengatakan sangat prihatin dengan penjualan artefak secara terang-terangan di media sosial. Dia mengatakan masih ada sekitar 120 grup di Facebook dengan anggota paling banyak 437 ribu orang.
Grup ini menjangkau sampai Timur Tengah dan Afrika Utara. Ada juga pasar gelap yang mendanai organisasi kriminal, faksi perang dan kelompok radikal.
Curhat Ahok: Gaji Pertamina Besar, Tapi Lebih Enak Jadi Gubernur
Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok blak-blakan soal perbandingan gajinya sekarang sebagai komisaris dan saat menjabat Gubernur DKI Jakarta. Ahok menyatakan gajinya saat ini sebagai petinggi di Pertamina jauh lebih besar.
"Saya mah enak sekarang, gaji lebih gede. Gaji ya gedean komisaris lah, jauh," ujar pria yang akrab disapa Ahok ini dalam acara bincang-bincang bersama Andy. F Noya di instagram @kickandyshow, dikutip Minggu (28/6/2020).
Dia menyebutkan gaji pokoknya sebagai Gubernur DKI Jakarta pada 2014-2017 lalu sebesar Rp 7 juta per bulan. Dengan tambahan tunjangan uang makan sebesar Rp 30 juta dan mendapatkan fasilitas mobil dinas plus sopir.
Sementara itu Ahok menyebut saat ini gajinya di Pertamina sebagai komisaris utama sebesar Rp 170 juta.
"Kalau gaji Gubernur kan Rp 7 juta lebih sebulan, tunjangan uang makan Rp 30 juta, memang ada mobil dan sopir. Kalau di Pertamina kita bisa dapat Rp 170 juta gaji," ujar Ahok.
https://cinemamovie28.com/cast/tom-hurier/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar