Rabu, 24 Juni 2020

Tunggakan Iuran BPJS Kesehatan di Bengkulu Rp 72 Miliar Lebih

 Sedikitnya 149 lebih peserta BPJS Kesehatan di Bengkulu menunggak bayar iuran Rp 72 miliar lebih. Terbesar tunggakan terjadi pada iuran kelas 3 sebesar Rp 11,9 miliar.
Kabid SDM, Umum dan Komunikasi Publik BPJS Kesehatan Cabang Bengkulu, Mitra Akbar mengatakan saat ini tunggakan mencapai Rp 72 miliar lebih tunggakan terjadi dari kelas satu hingga kelas tiga.

"Sebanyak 149.019 jiwa yang menunggak iuran BPJS dengan total biaya tunggakan sebesar Rp72.522.619.704," ujar Mitra Akbar, Selasa (23/6/2020).

Kota Bengkulu menjadi wilayah dengan peserta menunggak terbanyak dibandingkan enam wilayah lainnya di Bengkulu yakni 52.836 peserta dengan total tunggakan iuran mencalai Rp 31 miliar lebih.

Adapun rincian tunggakan tersebut adalah di kelas I sebesar Rp 9,7 miliar lebih, kelas II sebesar Rp 9,4 miliar lebih, dan kelas III sebesar Rp 11,9 miliar lebih.

Kabupaten Bengkulu Selatan dengan total tunggakan Rp 5,5 miliar lebih, Kabupaten Bengkulu Tengah Rp 6,8 miliar lebih, Kabupaten Seluma Rp 10 miliar lebih, dan Kabupaten Mukomuko Rp 13,9 miliar lebih, serta Kabupaten Kaur dengan tunggakan terkecil sebesar Rp 4,5 miliar.

Diketahui menurut Mitra, peserta yang menunggak itu merupakan peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang terdaftar sebagai peserta mandiri atau PBPU (Peserta Bukan Penerima Upah).

"Kita telah coba melakukan penagihan kepada peserta baik secara lisan ataupun via telpon," jelas Mitra.

Mitra mengatakan BPJS Kesehatan Cabang Bengkulu meminta peserta yang menunggak bisa segera membayar tunggakannya, agar saat berobat nanti tidak mengalami kendala dalam mendapatkan pelayanan kesehatan.

Terasa 'Engap' Saat Gowes? Turunkan Intensitasnya, Bukan Maskernya

 Influencer sekaligus praktisi kesehatan dr Falla Adinda mengimbau pesepeda untuk tetap memakai masker di masa new normal. Terlebih saat berada di ruang publik yang bertemu dengan kerumunan atau berpapasan dengan orang.
"Yang harus kita (pesepeda) patuhi memang protokol kesehatan seperti aktivitas lainnya jaga jarak, kenakan masker," jelas dr Dinda, yang juga seorang pegiat triathlon, dalam wawancara dengan CNBC Indonesia TV, Selasa (23/6/2020).

Kekhawatiran beberapa orang soal terjadinya penumpukan CO2 atau karbondioksida akibat berolahraga pakai masker, dr Dinda menegaskan hal ini tidak akan terjadi ketika olahraga dilakukan dengan intensitas ringan. Lagipula, olahraga dengan intensitas berat tidak dianjurkan oleh Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Olahraga (PDSKO) jika tujuannya sekadar menjaga kebugaran.

"Kalau kita bicara olahraga yang rekreasional dengan intensitas ringan, menggunakan sepeda lipat, saya rasa masker masih bisa dipakai, karena tabiat kita saat berolahraga biasanya melakukan olahraga dengan berkumpul dan berpapasan dengan orang," jelas dr Dinda.

Jika tetap ingin berolahraga tanpa mengenakan masker, dr Dinda mengingatkan ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:

Bangun lebih pagi
Pastikan lingkungan sepi
Tidak ada kerumunan orang
Namun ketika ada risiko bertemu dan berpapasan dengan orang lain, dr Dinda menegaskan pesepeda wajib memakai masker. Jika merasa kesulitan bernapas, dr Dinda menyarankan untuk mengurangi intensitas olahraga.

"Tetap menggunakan masker. Jika engap, turunkan intensitasnya bukan turunkan maskernya," tegasnya.
https://indomovie28.net/cohabitation-with-my-sister/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar