Rabu, 24 Juni 2020

Dear Rombongan Pesepeda, Ini Pesan Ganjar Soal Berbagi Jalan Saat Gowes

 Demam gowes sedang melanda, rombongan pesepeda mudah sekali ditemukan di mana-mana. Tak jarang, pegowes pemula kurang bisa menjaga perilaku saat sedang berada dalam rombongan sehingga tanpa sadar memenuhi jalan.
Soal ini, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menyampaikan pesan khusus. Menurutnya, penting untuk diingat agar tidak menyerobot hak pengguna jalan lainnya.

"Ketika itu baris, satu-satu kecuali memang CFD. Tapi tolong di jalan umum pengguna jalan umum diberi kesempatan," tegasnya.

Selain itu Ganjar juga berpesan kepada Bupati Wali Kota terkait maraknya pesepeda yaitu saat ini merupakan momentum pemerintah daerah untuk membuat jalur khusus sepeda.

"Bupati Wali Kota ini kesempatan untuk membuat jalur sepeda, ini momentum," katanya.

Selain itu, Ganjar juga mengingatkan soal penggunaan masker. Menurutnya, tidak masalah sedikit menurunkan masker saat bersepeda agar tidak menghirup karbondioksida (CO2). Tapi saat berhenti, masker harus dipakai lagi.

"Kalau kita lari, olahraga, ditutup, kita ini menghirup kembali CO2, kalau gini (hidung terihat), udara O2. Maka kalau sepedaan gini, lho, kalau pas sendiri, napas jadi bagus. Kalau pas istirahat, banyak orang dipakai lagi," pesannya.

Viral Pria Bogor Tak Boleh Makan Mi Instan Seumur Hidup, Benarkah Picu Kanker?

 Seorang pria di Bogor mengaku divonis dokter tidak bisa lagi makan mi instan seumur hidupnya. Radang kerongkongan yang dialaminya dikhawatirkan berkembang jadi kanker.
Pria berinisial T ini punya kebiasaan makan mi instan sejak 2008, saat masih kuliah di Jakarta. Dalam sepekan,T sanggup menghabiskan setengah kardus mi instan baik goreng maupun kuah.

"Bahkan, rekor yang pernah gue alami adalah tiga kardus dalam waktu tiga minggu," tulis T di akun Facebook miliknya yang viral.

Hingga akhirnya pada 2012, T mulai membatasi diri hanya makan mi instan 1-2 kali dalam sepekan. Namun keputusan ini nampaknya sudah terlambat. Pada 2020, kerongkongan dan lambungnya panas seperti terbakar, disertai mintah darah sampai dua kali.

Pemeriksaan gastroskopi menunjukkan ada radang di kerongkongan dan tingkatannya mulai parah. Menurut T, sejak saat itu dokter melarangnya makan mi instan untuk selama-lamanya.

"Berhenti total makan mi sejak kena radang kerongkongan itu. Sejak dibilang sama dokter supaya berhenti, karena kalau diteruskan saya bisa kena kanker kerongkongan," katanya.

Benarkah mi instan saja bisa memicu kanker? Faktanya, hingga saat ini tidak ada larangan tegas untuk mengonsumsi mi instan sama sekali, meski memang tidak dianjurkan untuk menyantapnya secara berlebihan.

Dalam sebuah wawancara dengan detikcom, ahli radiologi dr Fielda Djuita, SpRad(K)Onk mengingatkan untuk tidak terlalu mudah menyimpulkan kaitan mi instan dengan kanker. Menurutnya, belum ada evidence atau bukti ilmiah yang cukup kuat untuk mendukung hal itu.

"Artinya harus diperiksa kira-kira 100 orang yang kanker saluran cerna, berapa yang makan mi instan. Baru dinilai korelasinya. Kalau tidak ini bisa disebut berita hoax. Jadi jangan ikut-ikutan membuat berita hoax," pesan dr Fielda.

Konsultan bedah digestif Dr Seno Budi Santoso, SpB(K)BD menyebut, kandungan pengawet dalam mi instan memang bisa menjadi salah satu pemicu kanker saluran cerna. Meski demikian, hal itu tidak berlaku selama tidak dikonsumsi berlebihan.

"Teorinya sebenarnya adalah makanan yang banyak mengandung bahan pengawetlah yang menjadi salah satu penyebab kanker saluran cerna. Tetapi sifatnya akumulasi, jadi konsumsi dalam jumlah banyak dan terus menerus," kata dr Seno seperti diberitakan detikcom sebelumnya.

Hmmm... selama tidak ada kondisi tertentu yang mengganggu kesehatan, sesekali boleh lah ya?
https://indomovie28.net/heartbeats/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar