Jamur enoki jadi perhatian karena beberapa negara melaporkan kaitannya dengan wabah listeria. CNN melaporkan di Amerika Serikat (AS) sudah ada empat orang yang meninggal dan 31 dirawat karena jamur enoki yang diimpor dari salah satu perusahaan Korea Selatan.
Kementerian Pengawas Obat dan Makanan Korea Selatan (MDFS) pada 18 Maret 2020 mengonfirmasi memang ada jejak bakteri Listeria monocytogenes pada produk jamur enoki dari dua perusahaan.
Apa itu jamur enoki?
Dikutip dari Departemen Botani Wisconsin-Madison University, jamur enoki atau Flammulina velutipes biasa tumbuh di batang kayu dari pohon yang mati. Jamur enoki tumbuh di suhu dingin, oleh karena itu kadang dijuluki juga sebagai 'winter mushroom'.
Jamur enoki memiliki bentuk panjang, tipis, dan berwarna putih yang umum dikonsumsi di Asia Timur. Studi yang dipublikasi di jurnal Frontiers in Pharmacology 2016 menyebut senyawa kimia yang dikandung jamur enoki kemungkinan bisa memiliki sifat antikanker.
Dikutip dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC), bakteri listeria secara umum bisa mencemari makanan yang dikelola di lingkungan tak highienis. Listeria dapat hidup lama di kulkas dan dengan mudah menyebar ke makanan dan permukaan lainnya.
CDC merekomendasikan agar permukaan yang sering disentuh dan wadah makanan rutin dibersihkan dengan air hangat serta sabun.
CDC juga menyarankan agar orang-orang tidak mengonsumsi jamur enoki yang sudah lewat masa kedaluwarsa.
Pasien yang terinfeksi listeria dapat mengalami berbagai gejala mulai dari sakit kepala, kehilangan keseimbangan, demam, dan nyeri otot. Pada ibu hamil, infeksi listeria bisa menyebabkan keguguran.
Para Ahli Teliti Kemungkinan Air Garam Bisa Atasi Gejala Awal Corona
Penelitian baru menguji air garam yang disebut berpotensi mengobati gejala awal virus Corona COVID-19. Studi baru ini mengacu pada temuan sebelumnya di tahun 2019 di mana berkumur atau membersihkan hidung dengan larutan air garam bisa mengurangi gejala batuk.
Dikutip dari BBC, ilmuwan Universitas Edinburgh akan menguji coba penggunaan larutan air garam untuk mengobati gejala awal virus Corona COVID-19. Para peneliti merekrut orang dewasa di Skotlandia yang memiliki gejala virus Corona COVID-19 atau terkonfirmasi positif Corona.
Nantinya peserta dibagi ke dalam dua kelompok. Di mana kelompok pertama melakukan uji coba larutan air garam untuk menghilangkan gejala awal Corona, sedangkan yang lain melakukan perawatan yang sebelumnya biasa dilakukan.
Para peneliti mengklaim mereka yang melakukan uji coba dengan larutan air garam lebih kecil kemungkinannya untuk menularkan virus Corona COVID-19. Sebab, viral load atau jumlah virus pada kelompok uji coba air garam ini diyakini lebih sedikit.
"Kami sekarang bergerak untuk menguji intervensi air asin kami pada mereka yang diduga atau dikonfirmasi COVID-19, dan berharap itu akan terbukti menjadi langkah yang berguna untuk mengurangi dampak dan penyebaran infeksi," jelas Profesor Aziz Sheikh, direktur university's Usher Institute, dikutip dari The Sun.
"Ini hanya membutuhkan garam, air dan beberapa pemahaman tentang prosedur sehingga seharusnya - jika terbukti efektif, mudah dan murah untuk diterapkan secara luas," lanjut Prof Azis.
Para peserta yang nantinya mengikuti uji coba akan diarahkan untuk tetap melakukan protokol kesehatan lain sesuai anjuran pemerintah. Seperti isolasi diri dan tetap menerapkan jaga jarak.
https://nonton08.com/astro-boy-tetsuwan-atom-episode-1/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar