PT Krakatau Steel (Persero) Tbk merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang mendapat dana talangan dari pemerintah senilai Rp 3 triliun.
Direktur Utama PT Kratau Steel Tbk (KRAS) Silmy Karim mengatakan dana talangan itu akan digunakan sebagai relaksasi kepada industri hilir dan industri pengguna. Sebagai yang berada di sektor hulu, keberadaan perseroan diperlukan sebagai pemasok industri-industri di hilir.
"Jangan sampai industri hilir dan industri pengguna itu mengalami suatu kesulitan untuk mendapatkan bahan baku yang mana itu produksinya KS," kata Silmy ditemui di Gedung DPR RI, Senin (22/6/2020).
"Terus yang berikutnya industri pengguna. Pengguna baja itu kan bukan hanya konstruksi tapi juga otomotif bahkan makanan minuman pun menggunakan baja kayak kaleng untuk tempat makanan. Nah itu juga mereka mengalami kesulitan keuangan," tambahnya.
Dia tidak ingin permintaan tersebut diambil alih oleh impor. Untuk itu, dana talangan diperlukan untuk menjaga industri terus bergairah dengan diberikan dukungan material.
"Jangan sampai mereka yang sedang kesulitan itu tidak bisa mendapat produk dari kita karena ketidakmampuan kita. Kita ingin menjaga supply agar tidak diambil oleh impor juga nanti kalau impor sudah masuk segala macam. Ini kan perlu kita dorongan supaya itu tetap jalan," ucapnya.
Luhut Sentil Pihak yang Kerap Nyinyir soal China
Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menjawab 'nyinyiran' pihak-pihak tertentu yang mempertanyakan kedekatan Indonesia dengan China. Luhut menjelaskan alasan Indonesia tidak bisa menolak keberadaan China karena memang negara tersebut punya peran yang cukup besar di pasar global.
"Dampak COVID-19 ini ada dampak di Tiongkok, kita nyinyir lihat Tiongkok. Tiongkok itu 18% mengontrol ekonomi dunia. Kita suka tidak suka saya harus sampaikan, kita nggak bisa ignore keberadaan dia. Nah ini punya dampak. Apalagi jarak kita dekat dengan dia," terang Luhut dalam rapat bersama Banggar DPR RI, Senayan, Senin (22/6/2020).
Meski begitu, pemerintah Indonesia tetap memberi syarat ketat bagi kerja sama dan investasi yang masuk dari China. Setidaknya ada lima syarat wajib yang harus dipenuhi China bila ingin membangun kerja sama dengan Indonesia.
"Dengan Tiongkok saya pikir investasi terus meningkat. Dan mereka memenuhi kriteria yang kita berikan. Jadi tidak ada tidak. Ada lima kriteria untuk masuk ke Indonesia. Satu, dia harus bawa teknologi. Dua dia harus teknologi transfer, tiga dia harus added value, keempat dia harus melakukan B2B dari tiap itu, kelima dia harus menggunakan tenaga kerja kita sebanyak mungkin," tegasnya.
Namun, Luhut mengakui masih harus menyerap tenaga kerja asing khususnya untuk bidang-bidang tertentu.
"Tapi dalam konteks ini karena kita tidak punya engineer yang cukup dalam teknologi. Sekarang ini kita punya pegawai Indonesia itu 92%, ada juga 8% asing dari Tiongkok ada juga dari Prancis," sambungnya.
Tak hanya dengan China, Luhut memastikan, Indonesia juga menjalin kerja sama serupa dengan negara lain seperti Amerika Serikat dan Timur Tengah. Contohnya dengan Abu Dhabi, untuk pertama kali dalam sejarah Indonesia, negara tersebut menggelontorkan hampir US$ 25 miliar untuk investasi di sini.
"Kita memelihara balance of power antara Timur Tengah, Tiongkok dan Amerika Serikat. Dan sekarang pemerintahan Presiden Joko Widodo, hubungan kita dengan tiga-tiga ini, saya boleh katakan sangat baik. Ketika dengan Abu Dhabi untuk pertama kali ada masuk investasi yang masuk hampir US$ 25 miliar sepanjang sejarah republik dan itu semua ongoing," paparnya.
https://indomovie28.net/the-sea-of-trees/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar