Kamis, 18 Juni 2020

Ahli Sebut Vaksin Corona Pertama Memiliki Keterbatasan, Mengapa?

 Ilmuwan di dunia kini tengah berlomba mengembangkan vaksin Corona. Beberapa di antaranya ada yang berhasil menghasilkan antibodi dan tengah melanjutkan uji coba ke tahap selanjutnya.

Namun, ahli menyebut vaksin Corona pertama nantinya akan memiliki keterbatasan. Benarkah demikian?

"Apa itu perlindungan terhadap infeksi? Apa perlindungan terhadap penyakit? Apa perlindungan terhadap sakit yang berat? Ini mungkin sebuah vaksin yang hanya melindungi dari sakit berat," ungkap Robin Shattock, profesor Imperial College London yang juga memimpin pengembangan percobaan vaksin, dikutip dari Bloomberg.

"Vaksin perlu melindungi dari penyakit, belum tentu infeksi," kata Dennis Burton, peneliti imunologi dan vaksin di Scripps Research di La Jolla, California.

Para ahli meyakini bahwa orang-orang yang diberi vaksin Corona nantinya akan kembali ke kehidupan normal mereka dengan bebas, padahal bukan seperti itu masalahnya. Disebutkan, masih ada kemungkinan terinfeksi.

"Dugaanku adalah sehari setelah seseorang diimunisasi, mereka akan berpikir, aku bisa kembali normal. Semuanya akan baik-baik saja," kata wakil kanselir di Washington University.

Selain itu, virus disebut memiliki kemampuan menginfeksi tanpa gejala. Meskipun vaksin adalah senjata yang efektif, vaksin Corona disebut hanya efektif pada beberapa orang.

Dianggap Tak Bermanfaat, WHO Setop Uji Coba Klorokuin untuk Obat Corona

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan pengujian obat malaria hidroksiklorokuin atau klorokuin dalam uji coba multi-negara untuk pasien virus Corona COVID-19 disetop pada Rabu (17/6/2020). Hal ini berkaitan dengan data baru dari penelitian menunjukkan tidak ada manfaat dari hidroksiklorokuin.

Pakar WHO Ana Maria Henao Restrepo mengatakan para peneliti yang memimpin Solidarity Trial WHO meninjau bukti terbaru dari hidroksiklorokuin atau klorokuin. Disebutkan, mereka juga berhenti merekrut pasien baru untuk uji coba.

"Setelah musyawarah, telah disimpulkan bahwa hidroksiklorokuin akan dihentikan dari Solidarity Trial," jelas Henao Restrepo mengatakan pada briefing media, dikutip dari Reuters pada Kamis (18/6/2020).

Dalam sebuah pernyataan pada Rabu kemarin, WHO mengatakan keputusan itu berdasarkan pada bukti dari Solidarity Trial sendiri, serta dari uji coba yang dipimpin ahli Inggris di mana hidroksiklorokuin atau klorokuin ditemukan tidak membantu pasien COVID-19.

Dari peninjauan bukti lain soal uji coba obat malaria hidroksiklorokuin atau klorokuin, data dari studi menunjukkan bahwa hidroksiklorokuin tidak mengurangi angka kematian pasien COVID-19 yang dirawat di rumah sakit, demikian pernyataan WHO.

Dikatakan para peneliti dari Solidarity Trial tidak akan menambah lagi pasien pada uji coba kelompok obat malaria.

"Pasien yang sudah memulai uji coba hidroksiklorokuin tetapi belum menyelesaikan studi mereka dalam percobaan dapat menyelesaikan uji coba hidroksiklorokuin mereka atau berhenti pada kebijaksanaan masing-masing dokter," lanjut pernyataan WHO.

Minggu lalu, uji klinis yang dipimpin Inggris menemukan obat anti malaria tidak menunjukkan manfaat bagi pasien COVID-19. Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) pada hari Senin juga telah mencabut izin penggunaan daruratnya untuk hidroksiklorokuin atau klorokuin pada pasien COVID-19, dengan mengatakan bahwa tidak lagi masuk akal untuk percaya bahwa hidroksiklorokuin dan obat yang terkait klorokuin akan efektif dalam mengobati penyakit virus Corona COVID-19.
https://indomovie28.net/l-o-r-d-legend-of-ravaging-dynasties/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar