Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan pengujian obat malaria hidroksiklorokuin atau klorokuin dalam uji coba multi-negara untuk pasien virus Corona COVID-19 disetop pada Rabu (17/6/2020). Hal ini berkaitan dengan data baru dari penelitian menunjukkan tidak ada manfaat dari hidroksiklorokuin.
Pakar WHO Ana Maria Henao Restrepo mengatakan para peneliti yang memimpin Solidarity Trial WHO meninjau bukti terbaru dari hidroksiklorokuin atau klorokuin. Disebutkan, mereka juga berhenti merekrut pasien baru untuk uji coba.
"Setelah musyawarah, telah disimpulkan bahwa hidroksiklorokuin akan dihentikan dari Solidarity Trial," jelas Henao Restrepo mengatakan pada briefing media, dikutip dari Reuters pada Kamis (18/6/2020).
Dalam sebuah pernyataan pada Rabu kemarin, WHO mengatakan keputusan itu berdasarkan pada bukti dari Solidarity Trial sendiri, serta dari uji coba yang dipimpin ahli Inggris di mana hidroksiklorokuin atau klorokuin ditemukan tidak membantu pasien COVID-19.
Dari peninjauan bukti lain soal uji coba obat malaria hidroksiklorokuin atau klorokuin, data dari studi menunjukkan bahwa hidroksiklorokuin tidak mengurangi angka kematian pasien COVID-19 yang dirawat di rumah sakit, demikian pernyataan WHO.
Dikatakan para peneliti dari Solidarity Trial tidak akan menambah lagi pasien pada uji coba kelompok obat malaria.
"Pasien yang sudah memulai uji coba hidroksiklorokuin tetapi belum menyelesaikan studi mereka dalam percobaan dapat menyelesaikan uji coba hidroksiklorokuin mereka atau berhenti pada kebijaksanaan masing-masing dokter," lanjut pernyataan WHO.
Minggu lalu, uji klinis yang dipimpin Inggris menemukan obat anti malaria tidak menunjukkan manfaat bagi pasien COVID-19. Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) pada hari Senin juga telah mencabut izin penggunaan daruratnya untuk hidroksiklorokuin atau klorokuin pada pasien COVID-19, dengan mengatakan bahwa tidak lagi masuk akal untuk percaya bahwa hidroksiklorokuin dan obat yang terkait klorokuin akan efektif dalam mengobati penyakit virus Corona COVID-19.
Kritik Dokter Olahraga Soal Anjuran Lepas Masker dari WHO
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengeluarkan anjuran bahwa masker sebaiknya dilepas saat olahraga. Alasannya karena masker disebut bisa mengurangi kemampuan dan kenyamanan bernapas hingga akan cepat basah karena keringat.
"Orang-orang sebaiknya tidak pakai masker saat olahraga karena bisa mengurangi kemampuan dan kenyamanan bernapas. Keringat juga bisa membuat masker cepat basah sehingga bernapas jadi makin sulit dan mikroorganisme mudah berkembang," tulis akun resmi Instagram WHO dan dikutip pada Rabu (17/6/2020).
WHO menegaskan hal ini bisa dilakukan ketika orang yang berolahraga bisa menjaga jarak minimal satu meter.
Ahli kedokteran olahraga dr Michael Triangto, SpKO, dari Slim + Health Sports Therapy mengatakan anjuran tersebut tidak bisa diterapkan untuk semua orang. Alasannya karena masyarakat umum yang kebanyakan berolahraga ringan demi kebugaran seharusnya tidak bermasalah dengan pemakaian masker.
"Dia (WHO) berbicara untuk umum, tapi sebenarnya tidak untuk semua orang... Jadi dia itu berbicara dari sudut di sebelah sana massanya. Coba ngomong di Beijing di orang yang segitu banyak udah mulai buka," kata dr Michael pada detikcom.
dr Michael menjelaskan pemakaian masker tidak dianjurkan hanya untuk orang-orang yang berolahraga dengan intensitas berat, yang justru tidak bermanfaat untuk kesehatan. Jenis olahraga ini biasanya dilakukan oleh para atlet saat latihan atau berkompetisi.
Sementara itu orang yang berolahraga ringan, seperti jalan kaki, lari pagi, atau gowes sepeda tetap memakai masker. Rasanya mungkin tidak nyaman namun bisa lebih aman dari ancaman penularan virus Corona di fasilitas olahraga.
dr Michael mengkhawatirkan anjuran dari WHO ini diterima begitu saja sehingga makin ramai orang berkumpul di akhir pekan tanpa masker di fasilitas umum karena alasan 'olahraga'.
"Di Jakarta, di GBK itu enggak bisa. Orangnya sebegitu banyak," komentar dr Michael.
"Jadi statement (WHO) di Instagram itu menurut saya malah membuat orang bingung. Harus ditelaah bukan hanya oleh awam karena yang ngomong ini WHO. Judulnya ini tanpa keterangan jenis olahraga untuk apa," pungkasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar