- Peneliti di Finlandia merilis video mengerikan yang menunjukkan bagaimana droplet yang terinfeksi virus Corona bisa menyebar di dalam ruangan. Para peneliti dari Universitas Aalto, yang bekerja sama dengan Institut Meteorologi Teknis VTT dan Universitas Helsinki menyelidiki transmisi atau penularan virus lewat udara.
Bahkan peneliti dari Universitas Helsinki menyebut ini sebagai risiko yang akan terjadi, jika pembatasan atau lockdown di suatu wilayah dilonggarkan. Dalam video tersebut, terlihat bagaimana droplet dengan berbagai ukuran bergerak dalam aliran udara di suatu ruangan selama 4 menit.
Droplet yang berukuran besar akan jatuh ke tanah dalam beberapa menit. Sedangkan droplet yang lebih kecil akan tetap mengudara sebagai partikel aerosol, yang bisa bertahan hingga beberapa menit bahkan jam.
"Ketika seseorang berbicara, batuk, atau bersin, droplet yang keluar dari saluran pernapasan akan membawa patogen virus Corona terbang di udara," kata salah satu peneliti yang dikutip dari Fox News, Kamis (28/5/2020).
"Simulasi ini menunjukkan hampir semua droplet berukuran kurang dari 50 mikrometer akan bertahan lama di udara dalam ruangan, sebelum akhirnya jatuh ke bawah. Mungkin partikel ini mengandung cukup patogen virus yang bisa menyebabkan infeksi," ujar asisten profesor Universitas Aalto, Ville Vuorinen.
Mereka mengakui risiko infeksi mungkin terjadi jika rutin terpapar patogen tersebut selama beberapa minggu. Vuorinen mengatakan hanya dari satu orang yang terinfeksi, bisa cukup membuat awan partikel di udara dan bisa menginfeksi banyak orang di dekatnya.
"Orang yang bergejala bisa mengeluarkan 10 hingga 500 partikel aerosol per meter kubik. Jika orang terpapar 100 partikel, maka orang itu bisa terinfeksi dalam hitungan menit hingga jam kemudian," jelas Vuorinen.
Panduan Meracik Jamu Herbal dari BPOM untuk Tingkatkan Imunitas
Pandemi virus Corona sampai saat ini masih terus menghantui masyarakat di dunia, termasuk juga di Indonesia. Agar tetap sehat dan terhindar dari infeksi virus, imunitas tubuh harus dijaga, salah satunya dengan mengkonsumsi jamu atau ramuan herbal.
Berbagai tumbuhan herbal bisa diracik menjadi ramuan untuk penguat imunitas tubuh, seperti daun sambiloto, temulawak, hingga jahe. Tetapi, tak hanya bahannya yang harus diperhatikan, cara pengolahannya pun juga penting dijaga.
Berdasarkan buku 'Serba COVID' yang diterbitkan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), berikut beberapa tips dalam mengolah bahan herbal menjadi jamu yang sangat bermanfaat untuk imunitas tubuh.
1. Perhatikan cara penyimpanan bahannya
Saat akan menyimpannya, pastikan bahan jamu segar ini sudah dicuci bersih dengan air mengalir dan dikeringkan. Setelah itu, simpan di tempat yang bersih dan kering.
2. Pastikan alat yang dipakai bersih
Sebelum mengolah bahan tersebut menjadi jamu, pastikan tempat dan alat yang akan dipakai bersih dan steril. Disarankan untuk menggunakan peralatan yang terbuat dari stainless steel.
3. Jangan lupa cuci tangan
Hal yang paling penting adalah kebersihan si pembuat jamu. Gunakan pakaian yang bersih, cuci tangan dengan sabun dan air mengalir selama 20 detik, baik sebelum maupun sesudah mengolahnya. Jangan lupa juga gunakan masker ya.
4. Pastikan air yang digunakan bersih dan matang
Selama membuat jamu, pastikan kamu menggunakan air yang bersih. Lalu rebus air untuk merebus bahan sampai benar-benar mendidih dan matang.
5. Simpan hasil jamu dengan baik dan bersih
Setelah jamunya jadi, gunakan wadah atau botol yang bersih dan sesuai untuk standar aman makanan. Jangan pakai wadah atau botol bekas air mineral yang sekali pakai.
Simpan jamu pada suhu yang sejuk dan jangan disimpan terlalu lama, nanti nggak bisa dikonsumsi deh. Hal penting sebelum mengkonsumsinya, pastikan tidak ada perubahan warna, bau, dan rasa pada jamu setelah disimpan.
Selain itu, ada hal penting lain yang perlu diperhatikan jika mengkonsumsi racikan herbal yang dibuat sendiri, yaitu:
- Pastikan tidak ada reaksi alergi yang muncul.
- Takaran dan kombinasi harus sesuai, tidak berlebihan.
- Jangan asal diberikan pada bayi, anak-anak, wanita hamil, orang lanjut usia, dan orang dengan penyakit penyerta.
- Hati-hati jika dikonsumsi dalam jangka panjang.
- Akan lebih baik untuk berkonsultasi dengan dokter untuk penggunaan jamu dan obat secara bersamaan.
https://nonton08.com/cast/tom-bateman/