Hampir 3 bulan bioskop di Prancis ditutup untuk pengunjung. Mulai 22 Juni, masyarakat yang sudah bosan berada di rumah bisa kembali menonton film kesayangan.
Dikutip dari Variety, Minggu (31/5/2020) Perdana Menteri Prancis, Edouard Philippe mengatakan bahwa bioskop akan diizinkan dibuka kembali pada 22 Juni 2020 (atau 24 Juni, karena rilis dijadwalkan setiap Rabu di negara itu). Sementara restoran, bar dan taman akan dibuka lebih awal, yaitu 2 Juni.
"Semua tindakan yang kami umumkan akan dievaluasi kembali pada akhir Juni atau lebih tepatnya sebelum 20 Juni, tanggal pertemuan kami berikutnya," kata Phillippe.
Direktur pelaksana CGR Cinemas, sirkuit bioskop terbesar kedua di Prancis, Jocelyn Bouyssy, mengatakan, sebagian besar eksibitor di Prancis mengharapkan pembukaan kembali dilakukan pada awal Juli karena mereka hampir tidak memiliki film untuk ditampilkan dalam minggu pertama saat peluncuran.
Adapun film-film yang akan tayang pada Juli dan Agustus yaitu "Tenet", "The SpongeBob Movie:Sponge on the Run" dan Mulan.
Menurut The Wrap, Philippe mengatakan bahwa Paris tidak lagi dianggap sebagai zona merah. Eksibitor telah menyusun berbagai pedoman kesehatan yang telah disetujui oleh Menteri Kesehatan pada minggu lalu. Salah satu langkah pencegahan yaitu membatasi kapasitas pengunjung hingga 50 persen.
Protokol yang dirancang akan menentukan distributor yang akan bersedia untuk merilis film. Kenyamanan dan keamanan tempat akan mempengaruhi pengunjung untuk datang ke bioskop.
"Ini adalah berita bagus, bahwa kami dapat buka kembali pada 24 Juni, meski itu membuat kami memiliki waktu yang lebih sedikit dari yang kami duga. tetapi kami benar-benar perlu mengetahui kondisi yang akan terjadi," kata Bouyssy.
Prancis memiliki lebih dari 2000 bioskop dan menempati peringkat sebagai pasar teater terbesar di Eropa. Box office Prancis memecahkan 50 tahun dengan jumlah penjualan tiket sebanyak 213 tiket pada 2019.
20 Hari Plesir ke Laos, Ini Cara Menghemat Biayanya
Kita bisa mencari pengalaman baru, budaya, sensasi, kemandirian, mengabadikan momen atau bahkan menjalin pertemanan baru. Tujuannya pun tak pernah berakhir.
Saya sendiri tak menetapkan harus mendapat apa saja ketika bepergian. Saya jalan saja, karena tiada yang tahu kejutan apa yang akan menunggu kita di depan.
Awal tahun ini, saya melakukan perjalanan ke Laos menelusuri Phonsavan, Luang Prabang, Vang Vieng, Vientiane, Savannakhet, dan Pakse. Butuh waktu sekitar 20 hari untuk menjelajahinya.
Waktu itu pun belum cukup untuk menjelajahi bagian utara Laos. Biaya adalah sesuatu yang menjadi perhatian semua orang ketika seseorang bepergian untuk waktu yang lama.
Beruntung bagi saya, saya tidak menghabiskan banyak uang selain tiket pesawat. Saya akan berbagi momen favorit saya selama saya tinggal di Laos.
Alasan mengapa saya tidak menghabiskan banyak uang adalah bahwa selama paruh pertama perjalanan saya, saya bertemu dengan seorang orang lokal melalui internet sebelum memasuki daerah tersebut.
Saya tidak merekomendasikan bersama orang-orang yang baru saja ditemui saat berkenalan secara online dan memutuskan untuk pergi ke kota asal mereka. Itu menakutkan tapi saya cukup gila untuk melanjutkannya.
Jadi, dia seorang pekerja, mengajar bahasa Inggris pada malam hari dan pada akhir pekan dia bertani. Dia bertanya kepada saya apakah saya bisa membantunya mengajar kelas Bahasa Inggris dan bertani dengan imbalan akomodasi dan makanan, ku terima tanpa ragu-ragu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar