Selasa, 05 Mei 2020

Dikaitkan dengan Didi Kempot Meninggal, Ini 5 Penyebab Sesak Napas

Maestro musik campursari Didi Kempot dikabarkan meninggal dunia pagi ini, Selasa (5/5/2020). Penyanyi legendaris ini meninggal di RS Kasih Ibu Solo. Kabar tersebut juga dibenarkan oleh Asisten Manajer Humas Rumah Sakit (RS) Kasih Ibu, Divan Fernandez.
"Infonya pukul 07.30 WIB tadi baru masuk. Penyebabnya masih saya cek dulu," kata Divan pada detikcom.

Informasi tentang penyebab meninggalnya Didi Kempot masih simpang siur. Asisten Manajer Humas RS Kasih Ibu, Divan Fernandez kepada CNN Indonesia menyebut 'Lord Didi' datang ke rumah sakit dalam kondisi henti jantung.

Sementara di media sosial, banyak yang mengaitkannya dengan sesak napas. Istilah 'blue code asthma' banyak disebut oleh para netizen.

Mengutip dari Mayo Clinic, berikut ini beberapa hal yang bisa menyebabkan seseorang mengalami sesak napas secara mendadak.

1. Asma
Asma adalah salah satu penyakit pernapasan kronis yang paling sering menjadi penyebab seseorang mengalami sesak napas. Hal ini terjadi saat saluran udara atau bronkus mengalami pembengkakan, menyempit, dan produksi lendir berlebih.

Saat paru-paru tidak mendapatkan pasokan udara yang cukup, akhirnya napas akan terasa sesak. Akibatnya, napas menjadi dangkal, cepat, dan terkadang mengeluarkan bunyi.

2. Keracunan karbon monoksida
Keracunan karbon monoksida ini bisa terjadi saat seseorang terlalu banyak menghirup gas tersebut. Bisa berasal dari pembakaran gas, minyak, bensin, bahan bakar padat, dan kayu.

Saat terhirup, gas ini akan terikat erat dalam hemoglobin dan ikut mengalir bersama darah ke seluruh tubuh. Akibatnya akan menyebabkan kerusakan sel dan jaringan karena tubuh kekurangan oksigen. Ini bisa menyebabkan sesak napas, nyeri di dada, pusing, mual, dan muntah.

3. Alergi makanan
Alergi terhadap sesuatu termasuk makanan juga bisa menyebabkan sesak napas. Selain sesak napas, bisa muncul gejala lain seperti hidung mampet, mata berair, ruam, dan bersin.

4. Emboli paru
Emboli paru merupakan penyumbatan di salah satu arteri pulmonal di paru-paru. Biasanyam, emboli paru disebabkan karena gumpalan darah beku di arteri yang mengalir ke paru-paru dari kaki.

Gumpalan juga bisa terjadi di bagian tubuh lainnya, misalnya panggul, lengan, atau jantung (trombosis vena dalam). Kondisi ini membuat satu atau kedua sisi paru jadi terbatas, dampaknya dada menjadi nyeri dan detak jantung meningkat.

Selain itu, kondisi ini juga bisa menjadi penyebab seseorang mendadak mengalami sesak napas.

5. Obesitas
Obesitas juga bisa menjadi salah satu penyebab seseorang mengalami sesak napas. Kelebihan lemak di sekitar perut dan dada membuat paru-paru terhimpit, hingga harus bekerja keras untuk mengembang.

Selain itu, jantung juga bekerja lebih keras untuk memompa darah untuk melewati pembuluh darah yang tersumbat lemak kolesterol. Efeknya bisa membuat orang tersebut sesak napas, meskipun melakukan aktivitas yang ringan.

4 Dampak Pandemi Corona terhadap Kehidupan Seksual

 Pandemi virus Corona telah membawa perubahan besar di dunia, termasuk dalam kehidupan seks. Mulai dari kekhawatiran tentang penularan penyakit ini melalui hubungan seks, hingga lakunya mainan seks di pasaran.
Berikut ini adalah empat hal tentang seks di tengah pandemi virus Corona yang perlu kamu tahu, seperti dikutip dari The Independent.

1. Virus Corona tidak menular melalui seks
Menurut studi terbaru yang dipublikasikan di jurnal Fertility and Sterility mengatakan bahwa kemungkinan penularan virus Corona melalui seks adalah kecil.

Meski begitu, para peneliti mencatat bahwa pria yang mengidap COVID-19 dengan gejala parah bisa memiliki viral load atau jumlah virus lebih tinggi, yang memungkinkan cairan semennya terinfeksi. Namun penelitian ini belum bisa dibuktikan secara pasti.

2. Virus Corona bisa menular lewat ciuman
Meski belum ada bukti yang menunjukkan virus Corona bisa menular melalui seks, tetapi penyakit ini bisa menular lewat aktivitas fisik lain seperti berciuman. Sebab virus Corona bisa ditularkan saat terjadi kontak dekat seperti saat berciuman.

3. Masturbasi merupakan pilihan paling aman
Menurut Departemen Kesehatan New York, masturbasi tidak akan menularkan virus Corona, terlebih jika orang tersebut sudah mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir selama 20 detik sebelum dan sesudah melakukan aktivitas seksual ini.

4. Sex toys laku keras selama pandemi
Karena masturbasi disebut aman, dan orang-orang tidak diperbolehkan beraktivitas di luar ruangan dan harus tetap berada di rumah selama pandemi, menurut beberapa laporan pembelian mainan seks justru malah meningkat.

Di Selandia Baru, penjualan mainan seks meningkat hingga tiga kali lipat, sedangkan di Los Angeles peningkatannya justru bisa sampai 100 persen.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar