Sabtu, 02 Mei 2020

Dokter Paru Sebut Bilik Disinfektan Tak Membunuh Corona, Malah Bikin Batuk

 Bilik atau chamber disinfektan saat ini semakin mudah ditemukan di tempat umum seperti area perkantoran hingga pintu-pintu masuk perumahan. Ini bertujuan untuk membunuh virus yang mungkin menempel pada tubuh.
Namun, menurut dokter paru dari Omni Hospitals Pulomas dr Frans Abednego Barus, SpP, keberadaan bilik disinfektan itu tidak memberikan manfaat apa-apa. Menurutnya, bilik ini tidak efektif untuk membunuh virus yang ada di tubuh, apalagi di paru-paru.

"Tidak. Nggak ada (fungsinya)," tegasnya saat dihubungi detikcom, Senin (30/3/2020).

Menurut dr Frans, terlalu sering menggunakan bilik ini bisa menimbulkan iritasi, batuk dan sesak. Ini karena bahan kimia yang terkandung di dalam cairan disinfektan tersebut.

"Bisa saja. Bahan kimia bisa mengiritasi kulit jadi kemerahan, gatal dan mungkin terkelupas," ujar dr Frans.

"Ke paru-paru juga mengakibatkan batuk dan sesak," imbuhnya.

dr Frans mengatakan, iritasi ini bisa muncul setelah beberapa hari pemakaian bilik disinfektan itu. Bahkan, dalam pemakaian jangka panjang, iritasi kronis juga bisa muncul hanya dalam waktu beberapa menit saja.

Cara paling efektif untuk menangkal virus corona COVID-19 sejauh ini adalah dengan saling menjaga jarak atau physical distancing dan sering-sering cuci tangan pakai sabun.

Perawat Pasien Corona Dapat 'Surat Ancaman' dari Tetangganya

Virus corona COVID-19 saat ini membuat khawatir masyarakat di seluruh dunia. Tak hanya ketakutan terhadap virus dan pasien positifnya, para petugas medis yang berjuang merawat mereka pun juga ditakuti.
Banyak orang mengira petugas medis itu juga bisa saja membawa virus corona dan menularkannya. Hal ini yang dirasakan seorang perawat bernama Sophie Rainoldi, yang tinggal di Toulouse, Occitanie Selatan, Perancis.

Ia sampai dikirimkan surat oleh tetangganya yang meminta Sophie untuk tidak memarkirkan mobilnya di samping mobil tetangga lainnya. Para tetangganya menganggap, perawat seperti Sophie bisa saja membawa virus corona bersamanya.

"Anda seorang perawat, sehingga lebih mungkin terinfeksi virus. Jadi tolong jangan parkir mobil Anda di dekat mobil lainnya. Dan tolong bawa anjing peliharaan Anda jauh-jauh dari sini," tulis surat tersebut.

Dikutip dari Daily Star, Sophie juga diminta untuk pindah dari rumahnya saat ini. Bahkan, surat sejenis itu semakin banyak diterimanya di kotak surat hingga di depan kaca mobilnya.

"Aku bukan teroris, aku itu pekerja kesehatan! Saya sudah menerapkan aturan kebersihan yang sesuai," tegas Sophie.

"Saya juga meninggalkan atribut pelindung virus saya di tempat kerja. Sebelum pulang pun, saya mencuci tangan bahkan mandi untuk membersihkan tubuh saya," lanjutnya.

Selain Sophie, perawat di Prancis lainnya juga menerima perlakuan yang sama. Mereka sampai membuat grup WhatsApp untuk membagikan surat-surat baru yang dikirim kepada mereka, dan saling mendukung satu sama lain.

5 Tips Meredam Cemas di Tengah Pandemi Corona

 Cemas bisa berdampak buruk bagi kesehatan mental. Tapi rasanya sulit untuk tidak cemas mengamati perkembangan pandemi virus corona COVID-19 yang terus meluas.
Satu sisi, cemas adalah perasaan yang sangat manusiawi. Namun mengatasi takut dan cemas juga penting untuk menjaga mental tetap kuat dalam menghadapi pandemi.

Beberapa tips yang bisa dilakukan untuk meredam cemas yang mulai melanda adalah sebagai berikut:

1. Batasi akses media sosial
Disarankan untuk membatasi diri maksimal 30 menit memantau media sosial. Terlalu banyak informasi, yang tidak semuanya penting, bisa memperburuk serangan rasa cemas.

2. Fokus ke hal-hal yang bisa dikontrol
Sejujurnya ada banyak hal yang berada di luar kendali. Satu-satunya yang pasti bisa dilakukan adalah jaga diri, melindungi dari risiko tertular. Misalnya dengan saling menjaga jarak dan mencuci tangan pakai sabun.

3. Sibukkan diri
Pembatasan sosial dengan tetap berada di rumah bukan berarti tidak melakukan apa-apa. Menyibukkan diri dengan berbagai kegiatan positif tidak hanya mengalihkan rasa cemas, melainkan juga jadi lebih produktif.

4. Tumpahkan pada waktunya
Bagaimanapun, rasa cemas itu wajar di tengah berbagai ketidakpastian. Yang tidak boleh adalah berlebihan. Akan sangat membantu jika bisa mengatur waktu untuk sejenak menumpahkan segala kecemasan, baik dengan curhat maupun menuliskannya dalam catatan harian.

5. Pilih teman yang baik
Jika butuh curhat, cari teman yang bisa memahami perasaan tanpa menghakimi. Hindari juga teman yang justru bikin tambah panik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar