Sebuah hotel Waldorf Astoria Shanghai menjadi venue pesta pernikahan massal tenaga medis di garda terdepan virus Corona. Seperti apa?
Pandemi virus Corona membuat sejumlah pesta pernikahan tertunda. Termasuk, rencana para tenaga kesehatan di Shanghai.
Wu Xianbing, 27 tahun, menunda pesta pernikahan dengan kekasihnya, Chen Mei, dengan lapang dada. Dia menilai kesempatan untuk membantu pasien bertahan hidup tak bisa nanti-nanti, namun resepsi pernikahan bisa dilakukan di kemudian hari.
Chen, seorang perawat di Rumah Sakit, yang berafiliasi dengan Fakultas Kedokteran Universitas Shanghai Jiao Tong, mendaftar sebagai tenaga medis darurat untuk membantu Wuhan, epicenter virus Corona.
Keputusan itu berimbas kepada rencana pernikahannya pada musim semi. Dia juga harus berpisah dengan kekasihnya selama tiga bulan. Bahkan, berkomunikasi lewat teks atau telepon bukanlah perkara gampang karena hanya bisa dilakukan setelah tugas betul-betul selesai dan telah meninggalkan rumah sakit.
"Kami tahu itu berat, namun namun itu merupakan hal yang tepat untuk dilakukan," kata Chen seperti dikutip China Daily.
Setelah berpisah tiga bulan, dia harus menambah 14 hari untuk karantina. dalam prosesnya dia dinyatakan negatif dan bisa kembali ke Shanghai pada pertengahan April 2020.
Seperti Chen dan Wu, sembilan pasangan lain, para perawat dari Rumah Sakit Renji, memutuskan untuk menunda pesta dan terjun sebagai garda terdepan saat pandemi virus Corona.
Setelah pandemi usai, rumah sakit menggelar pesta pernikahan massal pada 1 Mei. Keluarga dan teman dekat seluruh mempelai diundang untuk hadir kendati tetap menerapkan social distancing atau jaga jarak.
"Hampir tiga bulan lalu, para pengantin mengenakan kostum putih perawat, bukan gaun putih pernikahan. Kini, mereka kembali dengan selamat makanya sangat penting bagi kami untuk menggelar pernikahan," kata Xia Qiang, kepala Rumah Sakit Renji.
"Saya berharap mereka belajar untuk menghormati, mentoleransi, memahami, dan mendukung satu sama lain, setelah mereka melalui pengalaman khusus di awal pernikahan mereka," dia menambahkan.
Inisiatif rumah sakit itu direspons positif oleh manajemen hotel. Mereka memberikan diskon besar-besaran, termasuk untuk katering.
"Kami sangat bangga menawarkan tempat bersejarah dan layanan khusus agar momen spesial ini tak terlupakan dalam hidup para pahlawan medis," kata Richard Saul, manajer umum Waldorf Astoria Shanghai.
"Kami ingin mengucapkan terima kasih yang tulus kepada para pahlawan yang telah melindungi dan menyelamatkan hidup orang-orang dengan upaya tanpa pamrih," dia menambahkan.
Saul mengatakan sejumlah penawaran khusus juga akan diberikan kepada pekerja medis untuk acara lain. Di antaranya, diskon untuk makanan dan minuman, serta masa inap dan fasilitas gratis di hotel untuk ulang tahun pertama mereka setelah bertugas melawan pandemi virus Corona.
Fort Canning Park Destinasi Singapura Bernuansa Jawa-Bali
Singapura jadi destinasi wisata favorit bagi warga Indonesia. Bahasa tidak menjadi kendala karena hampir sama serta transportasi umum yang mudah digunakan untuk berkeliling Singapura.
Singapura identik dengan wisata belanja barang-barang bermerk dengan harga yang lebih murah dari pada membeli di Indonesia, berfoto di patung Merlion atau mengunjungi Universal Studio Singapura di Pulau Sentosa.
Singapura tidak membuat saya bosan. Selalu ada tempat yang ingin saya kunjungi di Singapura. Bukan saja tempat yang sedang happening, namun tempat-tempat bersejarah atau sekedar mengunjungi taman kota.
Kunjungan saya kali ini ke Singapura yang mengeksplor Fort Canning Park. Destinasi ini bukan hanya taman di tengah kota yang digunakan untuk berolah raga ataupun piknik, namun juga terdapat tempat bersejarah bagi Singapura.
Sangat mudah untuk mencapai Fort Canning Park. Selain bus umum, MRT pun dapat menjangkau tempat ini dengan turun di beberapa stasiun, yang terdekat adalah stasiun Fort Canning. Sebaiknya sepagi mungkin mengunjungi tempat ini terlebih pada akhir pekan. Selain matahari belum terlalu tinggi, pengunjung pun belum terlalu banyak pada pagi hari sehingga puas berkeliling taman ini.
Fort Canning sendiri telah berganti nama beberapa kali. Dikenal juga dengan nama Forbidden Hill, karena konon menurut hikayat di atas bukit ini berdiri kerajaan Singapura kuno dengan rajanya yang bernama Sang Nila Utama yang berasal dari Palembang (Indonesia). Nama lain dari Fort Canning yang juga terkenal adalah Government Hill, karena pada masa pemerintahan Sir Stamford Raffles, pusat pemerintahan berada di bukit ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar