Kementerian Luar Negeri Indonesia memberikan penjelasan ihwal pelarungan yang terjadi terhadap anak buah kapal (ABK) warga negara Indonesia (WNI) di kapal berbendera China.
Menurut Kemenlu, terdapat tiga ABK WNI yang meninggal dunia di atas kapal, dan kemudian jenazahnya dilarung ke laut (burial at sea).
Dari ketiga ABK tersebut, dua jenazah dilarung dari kapal yang sama, sedang satu jenazah dari kapal yang berbeda.
"Almarhum AR, bekerja di kapal Long Xing 608, meninggal pada 30 Maret 2020, dan jenazahnya telah dilarung pada tanggal 31 Maret 2020," ujar juru bicara Kemenlu Teuku Faizasyah dalam keterangan pers yang diterima CNNIndonesia.com pada Minggu (10/5).
Berdasar informasi yang diterima Kemenlu dari pihak kapal dan agen, pihak kapal telah menginformasikan kepada pihak keluarga dan telah mendapat persetujuan soal pelarungan pada 30 Maret 2020.
Sementara itu selain AR, pelarungan juga terjadi terhadap ABK WNI bernama AL dan SP di kapal Long Xing 629. Kedua ABK tersebut meninggal dan kemudian dilarung pada Desember 2019.
Keputusan pelarungan jenazah, menurut Kemenlu, diambil oleh kapten kapal karena kematian disebabkan penyakit menular dan ditakutkan membahayakan awak kapal lainnya.
"Kementerian Luar Negeri, melalui KBRI Beijing telah meminta klarifikasi kepada Pemerintah Tiongkok mengenai pelarungan jenazah almarhum AL dan SP[...] serta meminta bantuan untuk memastikan agar semua HAK ABK dipenuhi," tambah Faizasyah.
Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Tongkok menjelakan bahwa pelarungan telah dilakukan sesuai dengan praktik kelautan internasional dan sesuai dengan ketentuan Organisasi Buruh Internasional (ILO).
PM Inggris Longgarkan Lockdown Secara Bertahap Mulai 1 Juni
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengumumkan perpanjangan karantina wilayah atau lockdown hingga setidaknya 1 Juni. Setalah itu, ia berencana memulai pembukaan kegiatan secara bertahap yang dimulai dari sekolah.
"Bukan waktunya untuk mengakhiri lockdown pekan ini," kata dia, dikutip dari AFP, dalam pidatonya di televisi, Minggu (10/5) waktu setempat.
Diketahui, Inggris sudah menerapkan lockdown secara nasional selama hampir tujuh pekan. Sementara, kasus kematian akibat Virus Corona di Inggris mencapai lebih dari 31.800 jiwa, yang merupakan jumlah korban terbanyak di Eropa dan kedua setelah Amerika Serikat d tingkat global.
Meskipun Inggris disebut sudah melewati puncak pandemi Corona, Johnson, yang sempat menghabiskan sepekan perawatan di rumah sakit kara terinfeksi Virus Corona, menyebut "gila" jika menyia-nyiakan pengorbanan masyarakat selama masa lockdown.
Dirinya berencana membuka karantina wilayah secara bertahap dan hati-hati. Tujuannya, menurunkan Tingkat Peringatan Covid-19, yang serupa dengan tingkatan ancaman keamanan, dengan level lima menjadi fase yang tertinggi.
Saat ini, kata Johnson, Inggris berada di level empat. Ia menyatakan "langkah-langkah yang hati-hati" diperlukan untuk turun ke level tiga, terutama ketika tingkat penularan bervariasi di seluruh wilayah.
Dia merinci tahap pertama pihaknya tetap akan meminta warga untuk bekerja jika tak bisa bekerja dari rumah. Padahal, sikap sebelumnya adalah sebisa mungkin kerja dari rumah.
"Kita sekarang perlu menekankan bahwa siapa pun yang tidak dapat bekerja dari rumah, misalnya mereka yang bekerja dalam konstruksi atau manufaktur, harus didorong secara aktif untuk pergi bekerja," ucapnya.
Selain itu, ada beberapa pelonggaran pembatasan mulai Rabu (13/5), yang memungkinkan orang berolahraga sepuasnya, berjemur, tetapi hanya di lingkungannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar