Data terbaru virus Corona COVID-19 di Indonesia telah diumumkan. Pada Senin (4/5/2020), tercatat 11.587 kasus positif, 1.954 sembuh, dan 864 meninggal.
"Gunakan masker kalau terpaksa keluar rumah," pesan juru bicara pemerintah untuk penanganan virus Corona COVID-19, Achmad Yurianto, Senin (4/5/2020).
Jumlah kasus positif bertambah 395 sehingga total secara akumulatif menjadi 11.587.
Pasien yang dinyatakan sembuh bertambah 78 sehingga totalnya 1.954.
Kasus meninggal dunia bertambah 19 menjadi 864.
Ragu Cek Kesehatan ke RS karena Wabah Corona? Ini Saran Dokter
Wabah virus Corona COVID-19 membuat sebagian orang khawatir cek kesehatan di klinik atau rumah sakit (RS). Salah satu alasannya karena takut tertular oleh virus dari salah satu pasien atau tenaga medis yang ada di fasilitas kesehatan.
Ahli jantung sekaligus influencer kesehatan dr Vito A Damay, SpJP(K), Mkes, FIHA, FICA, FAsCC, dari Siloam Hospital Lippo Village mengatakan ia sendiri beberapa kali menemukan pasien tanda-tanda serangan jantung lewat konsultasi jarak jauh (telemedicine).
"Berulang kali saya dapatkan ini di layanan aplikasi telemedisin dan saya segera bilang ini harus ke RS. Pasien kadang takut karena khawatir tertular COVID," kata dr Vito pada detikcom, Senin (4/5/2020).
Jadi kapan kita harus cek kesehatan karena sakit di masa pandemi ini?
dr Vito menjelaskan hal pertama yang harus diperhatikan adalah bila terjadi gangguan atau masalah kesehatan mendadak dan kondisinya semakin parah. Pada kondisi serangan jantung contohnya bila terasa nyeri dada seperti dihimpit yang kemudian terus menjalar ke bagian tubuh lain.
Berikut panduan dr Vito saat harus cek kesehatan ke klinik dan rumah sakit:
1. Kondisi darurat dan harus mendapat penanganan segera.
2. Pakai masker dan bawa hand sanitizer bila tidak yakin akan mudah menemukan tempat cuci tangan dengan air mengalir serta sabun
3. Hindari sentuh muka atau perbaiki masker bila belum cuci tangan
4. Hindari pegang barang-barang di rumah sakit
5. Aktif jaga jarak dengan orang lain minimal satu meter
Anggap Lucu Prank Bagi-bagi Makanan Sampah Tandanya Psikis Terganggu
Prank merupakan tindakan yang masuk ke dalam kategori permainan, yang bertujuan untuk meramaikan atau memeriahkan suasana dengan mengecoh orang lain melalui usaha mengaburkan logika dan realita. Tak jarang prank-prank itu mengundang tawa dari penonton atau orang yang melihatnya.
Namun, tidak semua prank bertujuan seperti itu, ada juga yang malah membuat banyak orang merasa dirugikan. Seperti salah satunya tindakan prank yang dilakukan Ferdian Paleka baru-baru ini, yang membagi-bagikan 'makanan' sampah pada waria dan anak-anak di jalan.
Menurut psikolog dari ProHelp Center, Nuzulia Rahma, orang-orang yang justru terhibur dengan konten atau tren prank seperti itu sampai menertawakannya, bisa jadi memiliki gangguan psikologis.
"Orang yang menertawakan orang lain saat sedang dalam kesusahan artinya ada faktor psikologis yang tidak sehat. Orang tersebut kehilangan empatinya, bisa jadi juga dalam diri orang itu ada luka dalam yang membuatnya menjadi berperilaku buruk," jelasnya pada detikcom, Senin (4/5/2020).
Rahma mengatakan, hal seperti ini di dalam kehidupan sosial adalah sesuatu yang sangat tidak baik. Orang yang punya luka atau gangguan psikologis ini malah menyebarkannya ke orang lain lewat prank ini, begitupun seterusnya.
"Tentu jika ini banyak terjadi atau terjadi secara terus-menerus, akan membuat kehidupan sosial masyarakat menjadi tidak sehat," ujarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar