Kini virus corona COVID-19 telah ditetapkan sebagai pandemi oleh organisasi kesehatan dunia (WHO). Beberapa negara pun telah menerapkan kebijakan lockdown demi mencegah penularan virus semakin luas.
Tak hanya lockdown, beberapa pengertian seperti isolasi dan karantina juga kerap terdengar selama pandemi virus corona berlangsung. Lantas apa sih bedanya?
Dirangkum dari berbagai sumber, berikut ini adalah perbedaan antara lockdown, isolasi dan karantina.
Lockdown artinya apa?
Lockdown merupakan tindakan darurat atau kondisi saat orang-orang untuk sementara waktu dicegah memasuki atau meninggalkan area atau bangunan yang telah ditentukan selama ancaman bahaya berlangsung.
Beberapa negara yang telah menerapkan lockdown adalah Italia dan Denmark. Contoh dari kebijakan ini seperti meliburkan sekolah, dilarang bepergian, dan tidak boleh beraktivitas di area publik demi mencegah penyebaran virus.
Lalu isolasi itu apa?
Menurut kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) isolasi berarti pemisahan. Artinya pemisahan yang dilakukan pada pasien infeksi penyakit dari orang-orang sehat di sekitarnya untuk menghindari terjadinya penularan.
Contohnya adalah pasien yang terbukti terinfeksi virus corona akan diisolasi di dalam rumah sakit. Selain dapat mencegah penularan penyakit, pasien yang diisolasi juga akan ditangani dengan baik oleh tenaga medis yang andal hingga sembuh.
Jadi kalau karantina itu artinya apa?
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) karantina adalah memisahkan dan membatasi pergerakan seseorang yang terpapar penyakit, tetapi tidak memiliki gejala. Tujuannya untuk mencegah kemungkinan adanya penyebaran penyakit.
Organisasi kesehatan dunia (WHO) menyarankan bagi yang merasa terpapar virus corona untuk melakukan karantina selama 14 hari. Salah satu karantina yang pernah dilakukan adalah karantina pemulangan 237 warga negara Indonesia (WNI) dari Wuhan ke Natuna.
Ilmuwan UI Teliti Jambu Biji untuk Menghambat Virus Corona
Hingga kini belum ada obat dan vaksin untuk menyembuhkan infeksi virus corona. Banyak klaim tentang obat baru untuk virus ini yang belum terbukti kebenarannya.
Gabungan peneliti dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Farmasi UI dan Departemen Ilmu Komputer IPB mengembangkan riset secara bioinformatika untuk mencegah virus corona dari bahan alam yang tersedia di Indonesia.
Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Prof Dr dr Ari Fahrial Syam SpPD- KGEH, MMB, mengatakan riset ini menemukan ada banyak senyawa dalam jambu biji yang bisa mencegah dan mengurangi virus corona. Di antaranya hasperidin, rhamnetin, kaempferol, kuersetin, dan myricetin.
"Ternyata dari riset secara bioinformatika ini, komponen pada jambu biji cukup lengkap sebagai bahan alam yang bisa mencegah atau paling tidak mengurangi virus tersebut," ujar Prof Ari di Gedung FKUI, Jakarta, Jumat (13/3/2020).
Kendati demikian, Prof Ari mengatakan harus ada penelitian lebih lanjut berdasarkan teknologi bioinformatika untuk melihat komponen apa saja yang bisa memberi efek pada pengobatan.
https://nonton08.com/cast/deden-saedul-bahri/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar