Perusahaan penyedia jasa transportasi online Gojek mengumumkan bahwa mereka mendapatkan investor baru. Salah satunya adalah perusahaan pembayaran digital PayPal.
Terkait investasi yang dilakukan PayPal, kedua pihak telah menyepakati bahwa layanan pembayaran PayPal akan diintegrasikan ke Gojek lewat fitur GoPay.
Head of Corporate Development and Ventures for APAC PayPal, Farhad Maleki yakin kedua perusahaan ini akan berkolaborasi dan membuka akses bagi para pengguna GoPay ke jaringan PayPal yang terdiri dari 25 juta merchant di seluruh dunia.
"Asia Tenggara sedang berada di titik yang sangat krusial dalam proses adopsi digital yang dapat menciptakan kesempatan baru untuk memberikan layanan finansial kepada konsumen maupun penyedia layanan atau merchant yang selama ini belum terhubung ke layanan perbankan," ujar Farhad melalui keterangan resmi dari Gojek, Rabu (3/6/2020).
"Kami sangat bersemangat dalam memasuki sebuah hubungan strategis dengan Gojek untuk memperluas akses dan memberikan pengalaman baru bagi para pengguna kami di pasar yang sangat dinamis ini dan di seluruh dunia," tambahnya.
PayPal sendiri telah menjadi pengelola sistem pembayaran elektronik umumnya digunakan untuk pengiriman uang antar negara. Kapitalisasi pasar perusahaan berkode PYPL ini mencapai US$ 184,9 miliar atau Rp 2.773 triliun (kurs Rp 15.000).
Sebagai informasi, tak hanya PayPal, Facebook juga menjadi salah satu investor anyar buat Gojek. Hanya saja dalam keterangannya, Gojek enggan menyebutkan berapa banyak dana yang disuntik dari kedua perusahaan ini.
Selain itu, pada penggalangan dana putaran yang sama, Google dan Tencent pun kembali menambah investasi ke Gojek. Sebelumnya kedua perusahaan itu juga sudah menanamkan investasi di Gojek.
Rencana Louis Vuitton Akuisisi Tiffany & Co Terancam Batal
Akuisisi raksasa fashion mewah Louis Vuitton (LVMH) terhadap Tiffany & Co tampaknya terancam batal. Sebagaimana diketahui, akhir November 2019 lalu, LVMH resmi mengakuisisi Tiffany & Co dengan harga US$ 16,2 miliar setara Rp 243 triliun (kurs Rp 15.000/US$).
Akan tetapi, sejak adanya pandemi Corona, penjualan industri mode terkoreksi secara mendalam. Sehingga, dimungkinkan kerja sama keduanya terancam gugur atau tidak berlanjut sesuai dengan perjanjian awal mereka.
Baru-baru ini, saham Tiffany & Co anjlok hampir 9%. Tak lama dari itu, tepatnya Selasa (2/6) kemarin, Dewan LVMH langsung mengadakan pertemuan di Paris untuk membahas anjloknya saham Tiffany tersebut.
Mengutip CNBC Business, saat diwawancarai terkait kabar miring tersebut, Dewan LVMH lebih banyak berbicara tentang keprihatinannya atas kondisi pandemi COVID-19 saat ini dan protes akan kematian George Floyd di tangan kepolisian Minneapolis.
Soal nasib akuisisinya dengan Tiffany, LVMH enggan berkomentar dan mengaku prihatin serta berharap yang terbaik bagi keberlanjutan merek dagang barang mewah tersebut.
Di sisi lain, Tiffany pun bungkam saat dikonfirmasi berbagai media.
http://cinemamovie28.com/yomeno-hahaoya-matsui-yuko-2/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar