Pemerintah RI masih menjalankan vaksinasi COVID-19 tahap kedua, yang salah satu sasarannya yaitu kelompok lanjut usia (lansia). Di bulan Ramadhan, lansia menjadi prioritas utama pemberian vaksin COVID-19.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin berpesan kepada seluruh kepala daerah untuk tetap melaksanakan vaksinasi selama bulan Ramadhan. Mengacu pada fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI), Budi menekankan vaksinasi tak membatalkan puasa.
Dalam sebulan ke depan vaksinasi COVID-19 diprioritaskan untuk kalangan lansia. Menurut Budi, selama Ramadhan hingga Idul Fitri para lansia kemungkinan akan menerima banyak kunjungan, seperti dari keluarga.
"Jadi tolong dipastikan dalam sebulan ini prioritas diberikan vaksinasi kepada para lansia. Sehingga mereka senior-senior kita ini bisa kita lindungi kalau nanti dikunjungi oleh keluarganya mereka sudah relatif imunitasnya lebih baik," terang Budi dikutip dalam keterangan tertulis, Minggu (18/4/2021).
Sementara itu, Budi memastikan program vaksinasi terus dikebut agar bisa mencapai target kekebalan kelompok. Pada Sabtu (17/4) Indonesia menerima tambahan 6 juta dosis vaksin dalam bentuk bulk yang nantinya akan segera diproses di fasilitas produksi vaksin COVID-19 milik PT Bio Farma.
Sampai dengan medio April 2021, 16,6 juta dosis vaksin telah diberikan kepada masyarakat dari berbagai kalangan. Kapasitas penyuntikan saat ini lebih dari 500.000 orang setiap harinya. Indonesia menempati urutan ke delapan negara di dunia yang melaksanakan program vaksinasi dengan cepat.
Di sisi lain, Budi mengingatkan masyarakat untuk tetap menerapkan protokol kesehatan pencegahan COVID-19, sekalipun telah mendapatkan vaksin. Prinsip 5M, memakai masker. mencuci tangan, menjaga jarak, menghindari kerumunan, dan mengurangi mobilitas merupakan tameng utama mencegah penularan virus Corona.
"Jangan sampai program vaksinasi ini membuat kita tidak waspada, karena virusnya masih menular dan kita tetap harus menjaga protokol kesehatan," pesan Budi.
https://maymovie98.com/movies/flora/
Lemas Usai Seharian Berpuasa? 4 Variasi Bercinta Ini Bisa Bantu Dongkrak Energi
Saat tubuh terasa lelah, bercinta mungkin merupakan hal terakhir yang ingin dilakukan lantaran membutuhkan banyak energi, apalagi setelah beraktivitas seharian sambil berpuasa.
Padahal, bercinta justru bisa meningkatkan energi, lho. Menurut seksolog Marla Renee Stewart, MD, berhubungan seks dapat meningkatkan energi karena saat bercinta tubuh akan melepaskan hormon endorfin yang membuat tubuh menjadi rileks.
Dikutip dari laman Bustle, berikut 4 variasi bercinta yang cocok bagi pasangan yang membutuhkan pendongkrak energi secara instan.
Reverse cowgirl
Posisi ini merupakan 'booster' energi bagi para wanita lantaran wanita memiliki kontrol selama sesi bercinta yang akan membuatnya lebih bersemangat. Pada variasi ini pria bisa berbaring terlentang di ranjang, sementara wanita akan duduk di atas dan membelakanginya.
Doggy style
Saat wanita berada pada posisi bertumpu pada lutut dan tangan, sedangkan pria akan mempenetrasi dari belakang dengan posisi berdiri dapat membantu memberikan energi. Pasalnya, posisi ini merupakan posisi intens yang dapat mempermudah pasangan mencapai orgasme. Termasuk pada wanita yang akan lebih mudah mencapai stimulasi G-spot.
In a chair
Berbeda dengan dua variasi sebelumnya yang biasa dilakukan di ranjang, pada variasi ini pasangan dapat bercinta di kursi atau sofa. Selain dapat meningkatkan energi, pasangan juga bisa mencoba sesuatu yang baru agar sesi bercinta tidak membosankan.
Pada variasi ini, pria akan duduk memangku pasangannya dengan posisi berhadapan. Apabila sudah berada pada posisi ini, wanita yang berada di pangkuan bisa mengontrol gerakan dan tubuhnya sesuai keinginannya.
Colital alignment technique
Variasi ini merupakan variasi missionary. Para pasangan bisa memulainya dengan posisi missionary pada umumnya, yakni wanita berada di bawah dan pria di atas. Namun, pada posisi colital alignment, wanita bisa meletakkan kedua kakinya di pinggang pria untuk stimulasi klitoris yang intens, sehingga wanita menjadi mudah mencapai orgasme.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar