- Minuman energi tidak baik dikonsumsi secara berlebihan. Seorang pria berusia 21 tahun di Inggris menjadi contoh apa yang bisa terjadi pada tubuh ketika minuman berenergi ini dikonsumsi berlebihan sehari-hari.
Dilaporkan dalam jurnal BMJ Case Reports, sang pria dirawat di rumah sakit ketika mengalami gejala kesulitan bernapas dan hilang berat badan yang semakin parah selama empat bulan. Ia juga sesekali mengalami masalah pencernaan, tremor, dan jantung yang berdebar.
Sang pria kemudian didiagnosis gagal jantung dan ginjal setelah menjalani berbagai tes. Ini berarti tubuhnya tak lagi mampu memompa darah dan menyaring urine dengan baik sehingga diperlukan transplantasi organ untuk mengatasinya.
Sang pria mengaku terbiasa mengonsumsi minuman energi dari kaleng berisi 500 mililiter selama dua tahun. Satu kalengnya bisa mengandung sampai 160 miligram kafein.
"Kasus ini semakin memperjelas potensi masalah kardiovaskular dari minuman berenergi terhadap orang-orang berisiko," tulis tim dokter seperti dikutip dari Live Science, Senin (19/5/2021).
"Seharusnya ada label peringatan masalah kardiovaskular yang jelas bila dikonsumsi dalam jumlah besar," lanjutnya.
Kejadian penyakit jantung setelah mengonsumsi minuman berenergi sudah beberapa kali dilaporkan dalam jurnal internasional. Hal ini berkaitan dengan dampak kafein berlebihan terhadap tubuh.
Kafein yang merupakan senyawa stimulan dapat memacu jantun untuk berdetak lebih kencang, menyebabkan potensi masalah gangguan irama jantung. Hal ini dapat jadi pemicu berbagai gangguan jantung, terutama pada individu yang sudah memiliki faktor risiko.
https://maymovie98.com/movies/legend-of-the-lake-bodom/
Bolehkah Berpuasa Saat Masuk Angin? Ini Saran Dokter
Menjaga daya tahan tubuh merupakan hal yang penting dilakukan, terutama saat berpuasa di bulan Ramadhan. Sebab, saat imunitas tubuh menurun, salah satu kondisi yang kerap dikeluhkan oleh banyak orang adalah masuk angin.
Masuk angin sendiri sebenarnya bukan disebabkan oleh angin yang masuk ke dalam tubuh, melainkan karena tubuh terpapar oleh rhinovirus, yakni salah satu jenis virus common cold. Lalu, bolehkah orang yang masuk angin menjalani puasa?
Menurut Ketua Umum Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional dan Jamu Indonesia (PDPOTJI), dr Inggrid Tania, seseorang yang masuk angin boleh saja berpuasa dengan mengonsumsi obat untuk mengatasi masuk angin saat sahur dan berbuka.
Namun, dr Inggrid menyarankan bahwa sebaiknya seseorang yang masuk angin jangan berpuasa dulu. Sebab, saat masuk angin artinya tubuh sedang terkena infeksi virus, sehingga membutuhkan waktu untuk pulih.
Meski gejala yang ditimbulkan oleh virus termasuk gejala ringan, tubuh tetap membutuhkan asupan gizi yang lengkap dan seimbang.
"Tetapi kalau dari pandangan saya, sebaiknya ketika kita masuk angin sebaiknya ya jangan berpuasa dulu. Tapi pulihkan dulu kondisi tubuh kita. Artinya kan kalau orang terkena infeksi virus, walaupun memang ringan, dia harus betul-betul tercukupi kebutuhan gizinya yang lengkap dan seimbang," ujar dr Inggrid, Kamis (15/4/2021).
"Yang mestinya 3 kali sehari dengan 2 kali snack, kemudian istirahat tidurnya juga jangan kurang, yang cukup, kemudian minum juga harus cukup. Bahkan, harus ditambah lagi dengan cairan lain, misalnya dengan jus buah-buahan, jamu, obat herbal," katanya.
Bagi orang yang memang merasa kuat walaupun merasakan gejala masuk angin, maka tidak apa jika ingin puasa. Hanya saja, diperlukan manajemen pengobatan yang benar, yaitu dengan mengonsumsi obat-obatan saat sahur dan berbuka.
"Tapi kan kita juga tidak memaksa. Ada orang yang memang tetap ingin berpuasa walaupun sedang masuk angin. Nah ini memang perlu menyiasatinya, mengobatinya, dengan manajemen yang benar. Tetapi akan lebih baik lagi tidak berpuasa dulu," tutupnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar