Kasus kematian COVID-19 di India terus merangkak naik dan mencapai total lebih dari 200 ribu pada Rabu (28/4/2021). Angka ini merupakan akumulasi tambahan kasus kematian sebanyak 3.293 dalam 24 jam terakhir.
Dilaporkan Reuters, India juga kembali mencatat 360.096 kasus COVID-19 baru dalam sehari. Jumlah itu merupakan rekor dalam kasus harian tertinggi di dunia. Meski demikian para ahli meyakini angka ini bukan data sebenarnya dan masih banyak kasus yang tidak tercatat di sejumlah wilayah.
Semakin hari rumah sakit makin kekurangan pasokan medis terutama oksigen sehingga membuat banyak pasien tak terselamatkan sebelum sempat dirawat.
Ambulans mengantre berjam-jam di ibu kota New Delhi untuk membawa jenazah Corona ke fasilitas krematorium darurat di taman dan lapangan parkir.
Tak kalah mengenaskan, para pasien COVID-19 berkumpul di kuil Sikh di pinggiran kota. Banyak di antara mereka yang merasa sulit bernapas dan berharap bisa mendapatkan beberapa pasokan oksigen yang tersedia di tempat itu.
Rumah sakit di sekitar ibu kota mengatakan oksigen tetap langka, meskipun ada komitmen untuk meningkatkan pasokan.
"Kami menghabiskan hari dengan menurunkan kadar oksigen pada ventilator dan perangkat lain saat tangki kami menunjukkan tingkat penurunan yang mengkhawatirkan," tulis Dr Devlina Chakravarty, dari rumah sakit Artemis di pinggiran Gurgaon, kepada surat kabar Times of India.
https://cinemamovie28.com/movies/ajiboy/
Heboh Tes Antigen Bekas di Kualanamu, Apa Dampak Alat yang Terkontaminasi?
Polisi dilaporkan menggerebek laboratorium rapid test antigen Kimia Farma di Bandara Kualanamu. Diduga staf laboratorium menggunakan alat tes yang didaur ulang alias bekas untuk memeriksa calon penumpang.
Peralatan bekas itu adalah alat yang dimasukkan ke hidung. Alat itu diduga dicuci atau dibersihkan lagi setelah dipakai untuk digunakan ke pasien berikutnya.
"Iya itu dugaan-dugaan ke arah situ semuanya didalami oleh penyidik. Makanya nanti penyidik secara komprehensif pendalaman baru nanti disampaikan," ujar Kabid Humas Polda Sumut, Kombes Hadi Wahyudi, di Polda Sumut, Medan, Rabu (28/4/2021).
Apa bahaya dari alat bekas?
Salah satu kekhawatiran yang paling menonjol dari kejadian alat tes antigen bekas adalah risiko kontaminasi. Ada beberapa kejadian 'penggunaan' alat tes bekas yang pernah dilaporkan di dunia, namun hampir semua karena faktor ketidaksengajaan dan belum ada laporan timbulnya kasus infeksi karena hal ini.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) sebelumnya juga pernah menarik alat tes deteksi COVID-19 yang dihasilkannya karena masalah kontaminasi. Hal ini membuat tes jadi tidak bisa diandalkan karena menghasilkan kasus positif palsu.
"CDC tidak membuat alat tes sesuai protokolnya sendiri... Sangat penting agar alat tes berfungsi seperti seharusnya, karena hasil yang keliru bisa turut berkontribusi terhadap penyebaran COVID-19," komentar Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) dalam komentarnya beberapa waktu lalu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar