Seorang wanita bernama Liz harus dirawat di rumah sakit karena tidak pernah berhenti orgasme. Ini terjadi setelah dirinya melakukan quickie sex atau seks kilat bersama pasangannya Eric.
Liz mencoba banyak cara untuk menghentikan orgasmenya itu, mulai dari minum anggur merah hingga mengkonsumsi antihistamin. Tetapi, tidak ada yang berhasil hingga harus dilarikan ke UGD.
"Kebanyakan orang yang belum pernah mengalaminya mungkin akan berpikir bahwa orgasme dalam lima menit atau satu jam akan menjadi pengalaman yang sangat, sangat luar biasa. Sampai Anda benar-benar mengalaminya," kata Liz dalam acara Sex Sent Me To The ER, dikutip dari Metro Uk, Jumat (23/4/2021).
Saat di rumah sakit, Liz menjelaskan pada dokternya apa yang ia alami. Setelah hampir empat jam, orgasme Liz berhenti.
"Jadi mereka pergi ke apotek untuk mencoba dan mendapatkan Valium. Saat mereka masih menulis dokumennya, saya (orgasmenya) berhenti," ujar Liz.
"Saya tidak percaya dan saya takut hal itu akan terjadi lagi. Ini adalah pengalaman yang sangat membebani saya secara fisik, emosional, dan mental," lanjutnya.
Seperti apa yang diperkirakan Liz, setelah keluar dari rumah sakit ia mengalami orgasme terus-menerus meski tanpa rangsangan apapun. Ia bisa orgasme sebanyak 12 kali dalam sehari.
"Awalnya hanya terjadi saat berhubungan seks saja. Tetapi, saat saya berjalan hingga menonton TV, saya akan orgasme tiba-tiba dan bisa mengalaminya sebanyak 12 kali dalam sehari," jelasnya.
Tak kunjung sembuh, Liz pun menjalani serangkaian tes dan mengubah cara pengobatannya. Kali ini, Liz diresepkan obat anti kejang yang membantunya mengelola orgasmenya menjadi jauh lebih baik sampai saat ini.
Liz mengkonsumsi obat tersebut setiap hari. Kemudian, secara bertahap berkurang menjadi dua hari sekali hingga sebulan sekali.
"Butuh waktu sekitar empat, mungkin lima bulan sebelum mereka (orgasme) benar-benar terkendali," pungkasnya.
https://nonton08.com/movies/rumah-gurita/
Euforia Menjerumuskan, 411 Orang di Semarang Kena COVID-19 Usai Divaksin
Dinas Kesehatan Kota Semarang menjelaskan soal kondisi kasus COVID-19 dalam dua minggu terakhir. Disebutkan ada 411 kasus baru setelah mendapat vaksin.
Dalam siaran pers Dinas Kesehatan Kota Semarang, Abdul Hakam selaku Kepala Dinkes Kota Semarang menyebut memang ada kenaikan angka kasus dua minggu terakhir. Disertakan juga grafik turun-naik kasus Corona tiap minggu.
"Memang benar terjadi kenaikan angka kasus baru pada dua minggu terakhir ini. Dari grafik di atas menunjukan dari rata-rata mingguan pada minggu ke 14 naik 50 menjadi 54 kasus barunya. Ini dirata-rata perminggunya lho ya, kalo harian tetep fluktuatif. Karena itu juga, grafik BOR di rumdin (rumah dinas Wali Kota tempat karantina) dan RS juga mulai naik lagi ini," jelas Hakam dalam siaran pers Dinkes Kota Semarang, Jumat (23/4/2021).
Ia juga menjelaskan sempat ditemukan juga ada total 411 kasus dari orang yang sudah di vaksin baik saat penyuntikan pertama ataupun penyuntikan kedua. Namun belum diketahui berapa yang sudah sembuh saat ini.
"Dalam data kami temukan juga, 267 kasus terkonfirmasi setelah mendapatkan vaksin dosis satu dan 144 yang ditemukan pada penerima vaksin dosis dua. Nah ini mohon dimengerti juga oleh seluruh masyarakat bahwa bukan berarti setelah vaksin jadi kebal virus," ujar Hakam.
"Sekalipun punya kekebalan tapi tetap bisa terpapar jika prokesnya tidak dijalankan. Vaksin ini hanya melindungi kita dari gejala berat jika virus masuk dalam tubuh. Jadi mohon kepada masyarakat untuk tidak euphoria menerima vaksin kemudian prokesnya ditinggal. Harus tetap wajib 5M ditambah dengan vaksin, insyallah proteksinya dobel dan kita terhindar dari COVID-19," imbuhnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar