Jumat, 30 April 2021

Disetujui BPOM, Vaksin Sinopharm Berasal dari Negara Mana?

 Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) baru saja mengeluarkan izin penggunaan darurat vaksin COVID-19 untuk vaksin Sinopharm. Banyak yang penasaran, vaksin Sinopharm berasal dari negara mana?

Vaksin ini dibuat oleh Sinopharm atau China National Pharmaceutical Group. Di Indonesia, vaksin yang baru saja disetujui ini nantinya akan digunakan dalam program vaksinasi gotong royong yang didistribusikan oleh Kimia Farma.


"EUA 2159000143A2 untuk vaksin dengan kemasan 1 vial berisi 0,5 ml. Indikasi yang disetujui adalah untuk membentuk antibodi untuk mencegah COVID-19 pada orang dewasa di atas 18 tahun dengan pemberian dosis pada durasi 21-28 hari," kata Kepala BPOM Penny K Lukito, dalam konferensi pers, Jumat (30/4/2021).


Vaksin Sinopharm dikembangkan dengan platform inactivated virus, yaitu virus yang sudah dimatikan. Metode atau platform juga digunakan oleh Sinovac untuk membuat vaksin COVID-19 CoronaVac. Vaksin Sinopharm juga telah melakukan uji klinis fase 3 yang melibatkan 42 ribu relawan dan dilakukan di Uni Emirat Arab.


Dalam hasil uji klinis ditemukan efikasi sebesar 78 persen. Adapun pengukuran imunogenitas setelah 14 hari pemberian dosis kedua vaksin Sinopharm memiliki netralitas yang cukup besar. Pada orang dewasa mencapai 99,52 persen, sementara pada lansia 100 persen.


Menurut Kepala BPOM, efek samping yang ditimbulkan pasca penyuntikan masih bisa ditoleransi dengan baik. Kejadian efek sampingnya sangat jarang terjadi.


Efek samping dari vaksin Sinopharm yang terjadi meliputi efek samping lokal ringan dan sistematik.


Efek samping lokal ringan (tingkat kejadian 0,01 persen)


Bengkak

Rasa sakit

Kemerahan

Efek samping sistemik (tingkat kejadian 0,1 persen)


Sakit kepala

Nyeri otot

Demam

Batuk

"Jadi, dari aspek keamanan adalah baik kategorinya, dapat ditoleransi dengan baik," kata Penny.

https://kamumovie28.com/movies/exorcist-house-of-evil/


Krisis COVID-19 Seperti di India Bisa Terjadi di Mana Saja, Masih Mau Berkerumun?


 Krisis COVID-19 di India yang begitu parah telah menelan total lebih dari 200.000 ribu jiwa dengan rekor kematian harian mencapai 3.645 per Kamis (29/4/2021). Rumah sakit (RS) kehabisan tempat tidur dan para pengubur serta pengkremasi jenazah bekerja hampir 24 jam.

"Saya tidak takut COVID, saya bekerja dengan keberanian... Ini pekerjaan kami. Mengambil jenazah, menurunkannya dari ambulans, lalu dikubur," komentar seorang penggali kubur dari Mumbai Sayyed Munir Kamruddin, seperti dikutip dari Reuters, Jumat (30/4/2021).


Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengingatkan gelombang tsunami COVID-19 di India bisa dihadapi semua negara. Krisis di India menjadi contoh dampak ketika ada pelonggaran protokol kesehatan, cakupan vaksinasi rendah, dan muncul varian virus baru yang bersifat lebih mudah menular.


"Sangat penting untuk diingat bahwa situasi seperti di India bisa terjadi di mana saja," kata Direktur WHO Eropa Hans Kluge.


"Longgarnya protokol kesehatan, ada kerumunan, ada varian mudah menular, dan cakupan vaksinasi yang masih rendah dapat menciptakan 'badai sempurna' di negara mana saja," lanjutnya.


Kejadian di India diharapkan jadi pelajaran agar tidak ada negara lainnya yang terlambat melakukan tindakan.

https://kamumovie28.com/movies/48-hrs/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar