Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mengungkapkan konten yang diunggah Jozeph Paul Zang di akun YouTube miliknya tak hanya mengandung ujaran kebencian, tapi juga merusak persatuan bangsa di ruang digital.
"Ujaran kebencian atau penistaan agama yang dilakukan Paul Zhang tidak dapat ditoleransi dan tidak dapat diterima, khususnya oleh Kementerian Kominfo," ujar Juru Bicara Kementerian Kominfo Dedy Permadi dalam konferensi pers virtual, Selasa (20/4/2021).
"Karena Kementerian Kominfo selalu berpendapat dan memiliki suatu ketegasan untuk menilai bahwa ini adalah hal yang merusak persatuan bangsa dengan membawa isu SARA di ruang digital, seperti halnya di ruang fisik," sambungnya.
Dedy mengungkapkan perkembangan terbaru bahwa per hari ini, sudah ada 20 konten yang berkaitan dengan Jozeph Paul Zhang alias Shindy Paul Soerjomoelyono yang diblokir Kementerian Kominfo, termasuk satu konten berjudul "Puasa Lalim Islam".
"Tujuh konten sudah diblokir kemarin dan 13 konten per siang hari ini 20 April diblokir," kata Dedy.
Disampaikan Dedy, pemblokiran konten milik Jozeph Paul Zhang karena melanggar Pasal 28 ayat 2 jo dan Pasal 45A Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE)
Selain UU ITE, Kominfo juga merujuk pada PP Nomor 71 Tahun 2019 tentang Penyelenggara Sistem dan Transaksi Elektronik pada Pasal 5 terkait muatan konten yang melanggar aturan dan Pasal 96 terkait klarifikasi dan definisi yang melanggar peraturan.
"Ini juga merujuk pada Permen Kominfo Nomor 5 Tahun 2020, khusus Pasal 13 mengenai kewajiban pemutusan akses terhadap informasi dan dokumen elektronik yang dilarang, serta Pasal 15 mengenai ketentuan waktu serta prosedur pemutusan akses yang dilarang," pungkasnya.
https://tendabiru21.net/movies/48-hours-to-live/
Israel Disebut Paling Berhasil Lawan Corona
Israel pada saat ini disebut sebagai negara yang paling berhasil mengalahkan virus Corona karena agresif dalam memberi vaksin penduduknya. Demikian disampaikan dalam penelitian baru yang dipublikasikan di jurnal Nature.
Israel sangat agresif memberi vaksin Corona pada warganya, dengan persentase saat ini mencapai lebih dari 61%. Program vaksinasi Israel pun dalam riset ini disebut sukses sehingga setidaknya pada saat ini, mampu mengalahkan virus Corona.
"Kehidupan sekarang kembali ke normal kecuali memakai masker di tempat tertutup," tulis peneliti Eran Segal dari Weizmann Institute yang dikutip detikINET dari Futurism, Selasa (20/4/2021).
Ia menyebut vaksinasi massal di negara itu secara signifikan menurunkan kasus Corona maupun angka yang dirawat di rumah sakit. Dengan kata lain, vaksin Corona berhasil mencapai tujuannya dalam menekan kasus virus Corona.
"Analisis kami mendemonstrasikan dampak di kehidupan nyata kampanye vaksin nasional dalam dinamika pandemi," sebut para peneliti.
Dibandingkan masa puncak infeksi virus Corona di pertengahan Januari silam, sekarang tercatat kasus infeksi 98% lebih sedikit, mereka yang kritis akibat Corona 93% lebih rendah dan angka kematian berkurang 87%.
Pemerintah Israel pun melonggarkan aturan wajib bermasker di luar ruangan. Selain itu, semua sekolah dan universitas telah dibuka kembali.
Namun pertarungan melawan virus Corona belum berakhir. Dengan munculnya varian baru, ilmuwan mencemaskan seberapa kuat dan seberapa lama proteksi vaksin Corona mampu melawannya. Saat ini, para produsen vaksin sedang meneliti metode yang paling tepat untuk membendung varian baru tersebut.
Di sisi lain, Israel juga dikritik karena kurang membantu Palestina dalam program vaksinnya. Menurut WHO, terdapat 21.600 infeksi virus Corona di Palestina dengan 2.670 orang meninggal bulan silam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar