Minggu, 10 Mei 2020

AS Catat 1.500 Kematian karena Corona dalam Semalam

 Jumlah kematian karena virus corona (Covid-19) di Amerika Serikat (AS) dilaporkan meningkat sebanyak 1.568 orang dalam 24 jam terakhir. 

Menurut data yang disajikan AFP dari Universitas Johns Hopkins pada Sabtu (9/5), total kematian terkait Covid-19 di AS sudah mencapai 78.746 orang dari total 1.305.544 kasus. Sementara jumlah pasien sembuh tercatat 198.993 orang.

Sementara itu berdasarkan data worldometers.info per Minggu (10/5), AS memiliki 1.347.309 kasus Covid-19 atau tertinggi di dunia. Bukan cuma jumlah kasus terbanyak, kematian yang direkam di AS sebanyak 80.307 orang juga merupakan yang terbanyak di antara negara lainnya.


Penyebaran Covid-19 di AS telah sampai ke wilayah Istana Presiden. Pengawal pribadi Donald Trump dan Staf Wakil Presiden AS Mike Pence dikabarkan telah terinfeksi.

Kabar terkini asisten pribadi sekaligus anak perempuan Trump, Ivanka Trump, juga dinyatakan positif Covid-19.

Dampak Covid-19pada AS tidak berhenti sampai masalah kesehatan. Dari data Departemen Tenaga Kerja AS, sebanyak 33,5 juta orang telah meminta tunjangan pengangguran pada awal Mei. 

14 Kasus Corona Baru Muncul di China

- China melaporkan 14 kasus Covid-19 baru pada Minggu (10/5). Catatan penambahan sebanyak puluhan kasus itu merupakan yang tertinggi setelah 28 April di mana 12 di antaranya merupakan penularan domestik sedangkan dua lainnya berasal dari luar negeri.

ABC News melaporkan 11 dari kasus domestik terjadi di provinsi Jilin, sedangkan satu lainnya berada di Hubei yang merupakan provinsi kota Wuhan, lokasi episentrum pandemi Covid-19.

Jilin adalah provinsi yang berbatasan dengan Korea Utara. Sejauh ini kondisi pandemi di negara yang dipimpin oleh Kim Jong-un itu belum jelas karena keterbatasan informasi.


China sudah nyaris sebulan tidak melaporkan kasus Covid-19 baru. Jumlah pasien Covid-19 yang masih dirawat juga perlahan menurun menjadi 148 orang dan 798 orang lainnya sedang berada dalam masa isolasi.

Puluhan kasus baru di China menyoroti kembali kebijakan pemerintah mengangkat pembatasan sosial seperti membuka sekolah, institusi umum, dan transportasi umum.

Berdasarkan data worldmeters.info, total kasus Covid-19 di China sejauh ini mencapai 82.901 orang, sebanyak 78.120 orang sembuh, dan 4.633 meninggal dunia.

Sejak dimulai dari Wuhan sebanyak 4,1 juta orang terjangkit Covid-19, 1,4 juta orang sembuh, dan 280.451 orang meninggal dunia. Negara yang paling para kena dampak adalah Amerika Serikat dengan jumlah 1,347 juta kasus, 238.078 orang sembuh, dan 80.037 orang meninggal dunia.

Penjualan Pil Aborsi Online Melonjak di Tengah Pandemi Corona

Seorang perempuan bernama Sally (bukan nama sebenarnya), yang tinggal di Texas, Amerika Serikat (AS), melakukan aborsi mandiri dengan membeli pil secara online. Hal itu dilakukannya karena Texas melarang aborsi untuk sementara waktu di tengah pandemi virus corona.

"Pil itu dikemas dalam amplop manila kecil dan hanya berisikan lima bungkus pil. Tidak ada instruksi," kata Sally seperti dilansir AFP, Minggu (10/5).

Sally yang saat ini berusia 34 tahun tidak pernah menyangka dan membayangkan sebelumnya bahwa ia akan melakukan aborsi mandiri. Keputusan itu ia ambil setelah berpisah dengan pacarnya.


Aborsi mandiri merupakan perbuatan ilegal. Namun, semakin lama semakin banyak perempuan yang harus menghadapi kenyataan sulit di tengah penyebaran penyakit covid-19.

Sally menjelaskan bahwa tidak mudah untuk mendapatkan pil aborsi. Ia baru berhasil mendapat pil aborsi pada situs ketiga yang dibuka dengan harga US$250.

Saat membeli pil, Sally sudah telat datang bulan 10 pekan sejak datang bulan terakhirnya. Kurun waktu tersebut merupakan batas untuk melakukan aborsi di AS.

"Saya sangat ketakutan," kata Sally.

Ia kembali mencari informasi di internet untuk melakukan aborsi mandiri. Kemudian, ia menenggak pil pertama bernama mifepristone, yang dikenal dengan RU-486 di AS, untuk menghentikan perkembangan kehamilan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar