dr Daniel Bernabeu, salah satu dokter di rumah sakit terbesar di Madrid menandatangani sertifikat kematian salah satu pasien di ruang gawat darurat dan segera kembali bertugas menangani pasien corona lainnya.
Mengutip Bloomberg, gambaran di rumah sakit tersebut dipenuhi dengan banyak pasien yang sekarat. Bahkan mereka tak tahu apakah bisa mendapat perawatan atau tidak. Hal ini dikarenakan jumlah korban pandemi virus corona COVID-19 di sana lebih banyak dari tenaga medis.
Rumah sakit La Paz, tempat dr Bernabeu bekerja pun diketahui sebanyak 240 orang menunggu di ruang gawat darurat. Beberapa fasilitas pemakaman di Madrid, ibu kota Spanyol, pun telah menghentikan layanannya. Tidak ada ruang tersisa di kamar mayat, sehingga mayat disimpan di gelanggang es.
Dalam wawancaranya bersama Bloomberg, dr Bernabeu menjelaskan ada aturan baru yang menentukan bahwa pasien yang lebih muda dengan kondisi yang lebih baik akan lebih dulu ditangani karena lebih banyak peluang untuk hidup.
"Kakek itu dalam situasi lain akan memiliki kesempatan. Ada banyak dari mereka, semuanya sekarat pada waktu yang sama," jelasnya.
dr Bernabeu juga menjelaskan ada banyak dokter yang berada di garis depan tak menggunakan alat pelindung diri (APD) yang memadai. Mereka hanya menggunakan jubah katun dan masker.
"Kolega jatuh sakit di sekitar kita," kata dr Bernabeu. "Aku seorang ahli radiologi, aku seharusnya tidak berada di UGD, namun di sini aku berada," ujarnya.
Rumah sakit La Paz mengubah ruang tunggu menjadi ruang khusus pasien COVID-19. Namun akses ke perawatan intensif semakin sulit.
"Kami benar-benar kewalahan," kata dr Bernabeu.
6.205 Tenaga Medis Italia Positif Corona, 37 Dokter Meninggal
Tercatat 37 dokter di Italia meninggal akibat terinfeksi COVID-19, sementara 6.000 lebih tenaga medis juga terinfeksi oleh virus corona. Angka ini mengungkap betapa rentannya garda depan penanganan COVID-19.
Kepala lembaga penelitian di Italia mengatakan bahwa ada 6.205 petugas kesehatan telah terinfeksi penyakit ini mencakup sekitar 8,3 persen dari 74.376 total yang terinfeksi yang ada di Italia.
"Apa yang kita hadapi sekarang adalah sebuah perang. Dokter dan keluarga mereka berduka atas kepergian mereka," kata Filippo Anelli, Presiden Federasi Dokter, seperti dikutip dari laman Daily Mail.
Federasi dokter telah memperingatkan bahwa angka kematian sebenarnya mungkin lebih tinggi karena banyak dokter meninggal mendadak, bahkan kematian tidak diketahui apakah disebabkan oleh virus, karena test swab tidak pernah dilakukan.
Selain itu, ada satu perawat telah bunuh diri setelah terinfeksi dengan virus corona, dan dia takut telah menyebarkan virus kepada orang lain.
Nino Cartabellotta, kepala yayasan Gimbe, yang mengumpulkan data tentang jumlah petugas medis yang terinfeksi, mendesak agar lebih diperhatikan untuk melindungi mereka yang merawat kita.
Angka-angka nasional terbaru untuk Italia menunjukkan 7.503 kematian dan 74.376 kematian pada Rabu (25/3). Dewan Riset Nasional yang dikelola pemerintah mengatakan 57 dari 107 provinsi Italia telah mencapai puncak penyebaran virus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar