Kabar duka datang dari Presiden Joko Widodo atau Jokowi. Sang ibunda, Sudjiatmi Notomiharjo, meninggal dunia Rabu (25/3/2020) pukul 16:45.
Dikutip dari CNN Indonesia, staf khusus presiden Dini Shanti Purwono menyebut ibunda Jokowi sudah lama mengidap kanker.
"Benar. Beliau sudah lama sakit kanker tenggorokan," katanya melalui pesan singkat, Rabu (25/3/2020).
Ibunda Jokowi meninggal dalam perawatan di Rumah Sakit TNI (RST) Tingkat III Slamet Riyadi, Surakarta, Jawa Tengah.
Dikutip dari Mayo Clinic, kanker di sekitar kerongkongan ditandai dengan beberapa gejala seperti:
Batuk
Perubahan suara
Sulit menelan
Nyeri telinga
Bengkak dan nyeri yang tak sembuh
Nyeri tenggorokan
Berat badan turun.
Tingkat Kematian Corona di Indonesia Turun Jadi 7,34 Persen
Pemerintah pada hari Rabu (25/3/2020) mengumumkan total kasus positif virus corona COVID-19 di Indonesia menjadi 790 orang. Dari jumlah tersebut sebanyak 58 di antaranya meninggal dunia sementara 31 orang lain dinyatakan sembuh.
"Total 790 kasus positif, ini angka kumulasi," kata juru bicara pemerintah terkait penanganan wabah Corona, Achmad Yurianto, dalam konferensi pers yang ditayangkan BNPB di YouTube, Rabu (25/3/2020).
Dengan data tersebut artinya tingkat kematian atau case fatality rate (CFR) virus corona di Indonesia saat ini ada di angka 7,34 persen. Ada penurunan dari hari Selasa kemarin yang mencapai 8,01 persen.
Data yang dihimpun oleh Research Center Johns Hopkins University menunjukkan rata-rata CFR wabah corona di dunia saat ini ada di angka 4,45 persen.
Amerika Serikat (AS) kini menjadi sorotan karena jumlah kasusnya mulai meningkat tajam. AS ada di urutan ketiga sebagai negara dengan jumlah kasus corona terbanyak setelah China dan Italia.
Sebagai perbandingan China memiliki CFR corona 4,02 persen, Italia 9,85 persen, dan AS 1,45 persen.
Merasa Punya Gejala Virus Corona? Ini Saran Pemerintah RI
Meluasnya persebaran virus corona COVID-19 membuat banyak orang merasa cemas dan ingin segera memeriksakan diri saat tidak sehat. Pemerintah Indonesia mengingatkan untuk tidak perlu panik.
"Manakala kemudian merasa dirinya tidak enak badan dengan gejala mirip influenza, kita berharap mereka segera mengakses layanan kesehatan untuk segera berkonsultasi," kata juru bicara pemerintah untuk penanganan virus corona COVID-19, Achmad Yurianto, Rabu (25/3/2020).
Yuri menyarankan untuk segera mengakses layanan kesehatan dan berkosultasi. Tidak lupa, disarankan untuk memakai masker agar saat batuk atau bersin, tidak menyebarkan droplet ke mana-mana.
"Nanti tenaga kesehatanlah yang akan membantu melakukan pemeriksaan secara lebih detail, bahkan kemudian menentukan pemeriksaan lanjut yang perlu dilakukan," lanjut Yuri.
Menurut Yuri, bisa saja keluhan tersebut disebabkan oleh COVID-19. Namun sebaliknya, bisa juga bukan COVID-19.
"Tidak perlu menebak-nebak sendiri," tegas Yuri.
Sebagian Pasien Corona yang Meninggal Punya Kerabat Aktif di Luar Rumah
Pemerintah lewat juru bicara penanganan virus corona, Achmad Yurianto, terus mengingatkan agar pada pemuda Indonesia membatasi kegiatan di luar rumah. Tujuannya untuk mengendalikan penyebaran virus penyebab penyakit COVID-19 yang hingga hari Rabu (25/3/2020), telah menginfeksi 790 orang.
Achmad menekankan agar para pemuda tidak menganggap remeh ancaman virus lalu mengabaikan physical distancing. Seseorang dengan sistem imun yang bagus masih bisa terinfeksi dan menularkan penyakitnya meski mungkin minim gejala.
"Apabila kemudian tidak melakukan isolasi diri yang baik bisa saja saudara kita, orang tua kita, yang daya tahan tubuhnya lemah sejak awal menderita penyakit-penyakit kronis semisal diabetes, hipertensi, penyakit paru menahun, atau gagal ginjal menahun, maka kalau tertular beliau atau orang-orang inilah yang menjadi kelompok sangat-sangat rentan," kata Achmad Yurianto dalam konferensi pers yang disiarkan BNPB, Rabu (25/3/2020).
Achmad memberi contoh beberapa pasien lansia yang meninggal karena corona di Indonesia sebetulnya tak memiliki riwayat ke mana-mana. Hanya saja di rumah mereka memang ada kerabat muda yang aktif di luar ruangan.
"Beberapa kasus yang kita pelajari kelompok orang tua yang kemudian menjadi sakit berat karena ada faktor komorbid, penyakit yang mendahuluinya, kemudian meninggal. Begitu kita cek riwayatnya tidak pernah ke mana-mana tetapi dia punya anak, punya saudara yang masih muda yang ke mana-mana," kata Achmad Yurianto.
"Sehingga inilah yang jadi permasalahan. Mari kita saling menjaga agar kemudian kita yang muda, yang kuat, perlu batasi kegiatan agar tidak menjadi pembawa penyakit di lingkungan keluarga," pungkasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar