Rabu, 06 Mei 2020

Trump Akui Kurangi Pembatasan Bisa Perbanyak Kematian Corona

Presiden Donald Trump mengakui kebijakannya melonggarkan pembatasan pergerakan seperti membuka kembali perekonomian bisa memicu lebih banyak kematian akibat virus corona (Covid-19) di Amerika Serikat.

"Mungkin akan ada beberapa (yang meninggal) karena Anda tidak akan terkunci di dalam apartemen, rumah, atau apa pun itu," kata Trump saat ditanya ABC News apakah pencabutan kebijakan pembatasan pergerakan bisa menyebabkan angka kematian akibat corona melonjak, Selasa (5/5).

"Apakah beberapa orang akan terinfeksi parah? Ya. Tapi kita harus membuat negara kita terbuka," ujarnya.

Pernyataan itu diutarakan Trump saat mengunjungi Pabrik Honeywell di Phoenix, Arizona. Di sana, Trump turut memuji para pekerja Honeywell lantaran masih giat bekerja dalam situasi seperti ini.

Para pekerja dan staf pabrik memakai masker wajah dan sarung tangan sesuai rekomendasi pemerintah AS demi mencegah penularan corona di tempat kerja. 

Kebijakan memakai masker bahkan ditulis secara jelas dalam aturan perusahaan. Salah satu papan besar bertuliskan "Tolong Pakai Masker Anda Setiap Saat."

Anehnya, Trump tidak mengenakan masker sama sekali dalam kunjungan tersebut. Trump memang sejak lama menganggap penggunaan masker tidak lah penting.

Namun, sejumlah pihak menyayangkan sikapnya itu lantaran gagal menekankan pentingnya menjaga keselamatan dan kesehatan di masa pandemi yang telah menginfeksi lebih dari 1,2 juta warga AS tersebut.

"Saya pikir mengenakan masker saat saya menyapa presiden, perdana menteri, diktator, raja, ratu, saya tidak tahu ya. Entah bagaimana saya merasa tidak cocok dengan itu (masker)," kata Trump pada April lalu seperti dilansir AFP.

Berdasarkan data statistik Worldometer per Rabu (6/5), AS tercatat memiliki 1.203.892 kasus corona dengan 71.043 kematian.

Meski masih menemukan lonjakan kasus corona baru dan angka kematian, Trump telah mengumumkan akan secara bertahap membuka kembali perekonomian dan melonggarkan kebijakan pembatasan pergerakan.

Puluhan negara bagian AS juga telah melonggarkan sebagian kebijakan pembatasan pergerakan dan membuka kembali aktivitas bisnis secara bertahap.

Jack Ma Selamatkan Wajah China karena Corona, Ini Reaksi Trump

 Jack Ma mengerahkan pengaruhnya membantu Presiden China Xi Jinping meningkatkan citra negara tersebut di dunia, setelah virus Corona menyebar ke berbagai negara.
Pengaruh Jack Ma di dunia sendiri semakin besar sejak ia mengundurkan diri sebagai Chairman Alibaba Group Holding Ltd. Orang terkaya China ini sekarang memainkan peran penting dalam berbagai upaya filantropis untuk membantu melawan penyebaran COVID-19.

Melalui Alibaba Foundation, Jack Ma diketahui menyumbang test kits virus Corona ke Amerika, mengirimkan berbagai perlengkapan medis ke empat negara di Asia Tenggara termasuk Indonesia, dan upaya ini terus berjalan agar penyalurannya bisa menjangkau lebih banyak negara.

Bantuan ini tentu saja sangat berarti. Gubernur New York Andrew Cuomo jadi salah satu yang terbaru menyampaikan rasa terima kasih kepada Jack Ma dan pemerintah China atas pengiriman 1.000 ventilator ke daerahnya.

Dimintai komentarnya mengenai sumbangan tersebut, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang sebelumnya menyalahkan pemerintahan Beijing karena dianggap gagal memberi cukup informasi tentang virus Corona, kini berbalik positif terkait Jack Ma.

"Jack Ma adalah teman saya. Dan kami sangat menghargai bantuannya," kata Donald Trump seperti dikutip dari Bloomberg.

Berdasarkan data per 9 April, Jack Ma setidaknya sudah mendonasikan 18 juta masker, memasok testing kit dan perlengkapan medis lainnya ke lebih dari 100 negara di dunia, dari Asia, Afrika, Eropa, AS, dan Rusia.

Donasi ini juga membantu pemerintah China menyampaikan niatnya memberikan bantuan secara resmi di tengah kecurigaan besar bahwa negaranya menjadi penyebab pertama penyebaran virus.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar