Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, membalas kritikan yang disampaikan pendahulunya, Barack Obama, terkait penanganan virus corona.
"Begini, dia (Obama) adalah presiden yang tidak kompeten. Sangat tidak kompeten," kata Trump dalam jumpa pers di Gedung Putih, Washington D.C., seperti dilansir Associated Press, Senin (18/5).
Sampai saat ini jumlah kasus virus corona di Negeri Paman Sam mencapai lebih dari 1.4 juta orang. Sebanyak 88.709 penduduk yang terjangkit dilaporkan meninggal.
Virus tersebut terkadang hanya menyebabkan gejala sakit ringan terhadap orang yang terinfeksi. Namun, bagi beberapa orang lainnya, terutama kelompok lanjut usia, virus tersebut bisa menyebabkan mereka sakit keras bahkan hingga meninggal.
Pada Minggu kemarin, Barack Obama kembali mengkritik langkah Pemerintah AS dalam mengatasi pandemi virus corona.
Obama menilai pandemi tersebut memperlihatkan banyak orang lepas tangan dari permasalahan tersebut.
Kritik itu disampaikan Obama dalam pidato pembukaan kelulusan sekolah menengah dan perguruan tinggi yang disiarkan melalui sejumlah media sosial seperti YouTube, Facebook, serta Twitter pada Sabtu (16/5) waktu setempat.
"Pandemi ini akhirnya mematahkan pandangan orang bahwa pihak bertanggung jawab mengetahui hal yang harus dilakukan. Bahkan, banyak dari mereka tidak pura-pura bertanggung jawab," kata Obama dikutip dari AFP.
Dua pekan lalu, Obama menyebut cara Trump menangani pandemi virus corona sebagai "bencana dengan kekacauan yang mutlak".
Obama juga menyatakan wabah penyakit seperti Covid-19 akan semakin menonjolkan ketidaksetaraan yang dialami masyarakat kulit hitam di Amerika Serikat.
"Kami melihat hal yang tidak proporsional akibat Covid-19 dalam komunitas kami. Sama seperti ketika seorang pria berkulit hitam yang sedang berlari dan beberapa orang melihat itu langsung berhenti, menanyakan kondisinya bahkan menembaknya," kata Obama tanpa blak-blakan menyebutkan kasus Ahmaud Arbery.
Eks Menkes: Bergantung Vaksin Bill Gates, Ekonomi Nyungsep
- Menteri Kesehatan di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Siti Fadilah Supari meminta agar Indonesia tidak bergantung pada vaksin virus corona (Covid-19) yang tengah diupayakan oleh pendiri Microsoft Bill Gates. Menurutnya, vaksin tersebut belum tentu ada dalam waktu dekat.
Jika ada, vaksin yang dimaksud juga belum tentu cocok dengan virus corona yang menyebar di Indonesia. Siti mengingatkan ada konsekuensi jika bergantung kepada Bill Gates dan rekan-rekannya.
"Di samping itu kalau kita mendengarkan Bill Gates dan kawan-kawan yang sudah invest dananya di dalam bisnis vaksin dunia, mau tidak mau kita ya harus ikutin maunya mereka maka kita harus perpanjang PSBB, diam saja di rumah. Ekonomi kita akan nyungsep lebih dalam lagi sampai 2021 berakhir," kata Siti dalam tulisannya yang diterima CNNIndonesia.com, Minggu (17/5).
"Apakah itu yang kita pilih? Tunggu vaksin yang belum tentu jadi dan belum tentu cocok. Berpikirlah saudaraku se-Tanah Air," tambahnya.
Lihat juga: Siti Fadilah Sentil WHO, Bill Gates dan Bisnis Vaksin Dunia
Dia menerangkan bahwa sejumlah negara yang perekonomian serta perdagangannya sempat terhenti akibat pandemi virus corona, kini sudah mulai menggeliat, sadar, serta bangun dari ketakutan dan kekhawatiran untuk memulai kembali kehidupan. Dia memberi contoh Amerika Serikat dan beberapa negara Eropa.
Siti tahu Bill Gates berupaya menghentikan wabah virus corona dengan vaksin yang direncanakan selesai dibuat 18 bulan ke depan. Akan tetapi, Siti mengatakan bahwa Bill Gates sendiri juga tidak menjamin masyarakat bisa beraktivitas kembali seperti biasa jika vaksin telah ditemukan.
Seandainya vaksin dari Bill Gates benar-benar selesai, kata Siti, belum tentu cocok dengan virus corona yang ada di Indonesia. Dia merujuk penelitian Eijkman Institute yang menemukan sequencing virus strain di Indonesia berbeda dengan yang ada di negara lain. Terutama negara yang tengah menguji coba vaksin.
"Kita harus hati-hati di sini, berarti vaksin yang sedang mereka bikin berasal dari virus yang karakternya berbeda dengan vìrus yang ada di Indonesia, maka tidak akan kompatibel dengan kita (tidak cocok sehingga tidak akan efektif)," kata Siti.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar