Jumat, 04 September 2020

Benarkah WHO Serukan Agar Dunia Isolasi China karena Virus Corona?

Di media sosial beredar kabar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyerukan agar dunia internasional mengisolasi China terkait wabah virus corona (2019-nCoV). Hal tersebut diklaim diungkap oleh Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus.
"Isolasi China ??? Kalau WHO yang bicara tentu bukan sebuah kebohongan...," kata salah satu pengguna Facebook yang turut membagikan artikel pada Sabtu (1/2/2020).

Artikel yang menyebut WHO rekomendasikan dunia isolasi China tersebut hingga kini telah dishare lebih dari 800 kali. Penelusuran detikcom menemukan artikel ini dibuat ketika WHO secara resmi mengumumkan status darurat global virus corona pada hari Jumat (31/1/2020).

Namun demikian tidak ditemukan pernyataan dari Tedros yang menyebut dunia harus isolasi China atau melarang perdagangan dengan China.

WHO justru mengutarakan agar negara-negara jangan berlebihan menerapkan aturan larangan bepergian.

"WHO tidak menyarankan pembatasan perdagangan atau lalu lintas internasional. Pembatasan bepergian malah hanya akan menyebabkan lebih banyak kerugian daripada manfaat karena menghalangi arus informasi dan suplai medis serta merusak ekonomi," kata Tedros seperti dikutip dari akun Twitter resmi WHO pada Rabu (5/2/2020).

"Kami meminta negara-negara dan perusahaan untuk mengambil keputusan berdasarkan bukti," pungkasnya.

Jadi bisa dipastikan seruan WHO agar dunia mengisolasi China adalah bohong alias hoax.

Langka! Apotek Juga Kehabisan Stok Masker Sejak Heboh Virus Corona

Kelangkaan masker akibat heboh virus corona juga dirasakan apotek yang berada di kawasan Jakarta, salah satunya Apotek Titi Murni 128. Apotek tersebut ternyata juga kehabisan stok masker.
Saat disambangi detikcom, stok masker medis biasa atau kadang disebut juga masker ojek online (ojol) sudah habis. Stok terakhir juga sempat menjadi rebutan.

"Nggak ada semua, udah habis. Tadi sempet direbutin karena tinggal 5 box," ujar Neni salah satu pekerja di apotek tersebut pada detikcom, Rabu (5/2/2020).

Neni mengatakan stok terakhir dijual dengan harga Rp 120 ribu per kotak yang berisi 50 masker. Pembelinya kebanyakan untuk keperluan pribadi.

Untuk masker N95, ia mengatakan sudah lama tidak ada stok. Menurut Neni penyebabnya karena harga yang melambung tinggi.

"Kosong itu kosong, sudah lama nggak stok harganya gila banget semenjak booming soal virus corona," katanya.

Menurut Neni, dulu tempatnya bekerja menjual N95 dengan harga satuan Rp 18 ribu. Tapi, ia memprediksi harganya akan jauh lebih mahal saat ini.

"Kalau dulu masih harga 18 ribu (satuannya). Sekarang, bisa lebih deh. Dulu ya sebelum booming virus," imbuhnya.

Urus Pasokan Medis untuk Wabah Corona, Apoteker Muda di Wuhan Tewas Kelelahan

Seorang apoteker muda yang ikut menangani virus corona baru (2019-nCoV) dikabarkan meninggal dunia karena terlalu banyak bekerja. Ia ditemukan tewas dalam asrama oleh rekan kerjanya.
Berdasarkan informasi dari The Paper, seorang apoteker muda ini bernama Song Yingjie, dan baru berusia 28 tahun. Dia adalah wakil pimpinan kelompok farmasi di sebuah pusat kesehatan di daerah Henshang.

Dia bertanggung jawab untuk mengurus distribusi pasokan medis, dan bekerja selama 10 hari 9 malam, berjuang untuk mengatasi virus corona di Wuhan. Pada (3/1/2020) ia menyelesaikan shiftnya di jam 12 pagi, dan kembali ke asrama untuk istirahat.

Sayangnya, rekan kerjanya ahirnya menemukan ia sudah dalam kondisi meninggal dunia.

Mengutip World of Buzz, Song Yingjie disebut meninggal karena kelelahan bekerja sehingga menyebabkan ia terkena serangan jantung.

Meski begitu, pihak bertanggung jawab sedang meneliti lebih lanjut kasus ini.
https://nonton08.com/xxx/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar